Bila selama hampir satu bulan melakukan perjalanan di Amerika Serikat, walaupun hanya mengunjungi beberapa tempat atau kota saja, kita akan segera dapat mengambil kesimpulan sederhana tentang suka dan duka diperjalanan. Suka duka perjalanan di Negara Paman Sam tentu saja.
Rasa suka dan juga duka pasti saja akan sangat relatif dan subyektif sifatnya, namun dapat hampir dipastikan bagi siapa saja yang melakukan perjalanan, terutama “air traveling” di Amerika pasca 911, maka tempat yang paling tidak nyaman adalah saat melaksanakan “security check” di Airport, tidak perduli apakah itu penerbangan domestik dan atau lebih-lebih internasional.
Sudah banyak cerita tentang hal ini. Tidak hanya orang kebanyakan yang mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan , bahkan beberapa tokoh dari berbagai Negara, seperti konon misalnya wakil perdana menteri Malaysia dan para elit dan selebritis lainnya pernah diberitakan mengalami hal ini. Sudah banyak pula protes dilayangkan, baik secara resmi maupun non formal, namun tetap saja, pelaksanaan “security check” di Amerika tidak pernah mengalami perubahan yang berarti.
Ilustrasi/Admin (air-and-space.com)
Tidak mudah memang bagi Amerika untuk melakukan perubahan dalam sikapnya yang banyak disebut sebagai “paranoid”, dalam hal menyikapi kewaspadaan berkait dengan keamanan dalam negerinya. Pengalaman pahit 911, sepertinya memang tidak mudah hilang begitu saja. Dibebani pula dengan begitu banyak rangkaian percobaan-percobaan pemboman pasca 911 di berbagai tempat di Amerika. Paling mutakhir, adalah , dua minggu lalu pihak keamanan berhasil menangkap seorang tersangka yang mencoba meletakkan bom ditengah keramaian kota New York
Dengan demikian, maka berharap pemeriksaan keamanan di airport Amerika menjadi lebih longgar, kiranya sama saja dengan “Bagaikan Pungguk Merindukan Sang Bulan”. Begitulah, bila anda tidak ada keperluan yang mendesak untuk dilakukan di Amerika, silahkan tunda saja perjalanan anda, atau cari saja tempat tujuan lain yang bukan Amerika, demikian banyak saya menerima “nasihat” dari teman-teman yang berpengalaman.
Berhubung dengan sesuatu hal, maka sejak 911, saya tidak bisa menghindar untuk melakukan perjalanan ke dan di Amerika Serikat. Beruntung , secara kebetulan, sampai dengan saat ini tercatat, saya sudah mengunjungi Negara Paman Sam sebanyak tujuh kali dan empat kali diantaranya adalah setelah kejadian 911. Disini saya ingin berbagi pengalaman kepada siapa saja , terutama bagi mereka yang belum pernah, dan akan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat. Saya menyarankan, jangan tunda rencana anda ke Amerika ! Lakukan saja sesuai dengan rencana. Tentang pengalaman yang kurang atau tidak menyenangkan yang akan dihadapi di Airport, saran saya “lakukan” dengan sikap yang biasa-biasa saja. Lewati saja dengan sikap rendah hati atau dengan moto “yang waras mengalah saja”!
Perlakuan semacam ini bahkan juga dialami oleh warga Negara Amerika sendiri, tidak ada pengecualian, bahkan bagi mereka yang memperoleh nasib sial, ditandai secara random di “visa Amerika” nya, maka setiap keluar dan masuk Amerika, mereka akan menghabiskan waktu tidak kurang 2 sampai 3 jam bahkan lebih dalam proses pemeriksaan keamanan di airport. Walaupun terkadang dilakukan dengan tanpa alasan yang masuk akal.
Cara yang sangat efisien dalam melaksanakan “security check” di airport adalah mudah sekali, terutama bagi mereka yang pernah berpengalaman dalam menghadapi perpeloncoan. Nah, disini kuncinya. Bila anda dapat me “reset” diri anda pada setiap melakukan “security check” di Airport, sebagai melakukan prosesi perpeloncoan, maka pengalaman pemeriksaan keamanan di airport Amerika bisa berubah menjadi sesuatu yang “fun”, menyenangkan, walaupun tentu saja kita tidak ingin melakukannya bila tidak “terpaksa”.
Gambarannya adalah demikian:
sesaat kita masuk dalam antrian pemeriksaan sekuriti, ditengah-tengah suara gedubrakan dilempar dan dibantingnya baki-baki plastik tempat barang-barang lepas penumpang yang harus dimasukan ke lorong X ray pemeriksaan barang, sayup-sayup sudah terdengar “teriakan” atau “bentakan” para petugas sekuriti (kita anggap saja mereka itu sebagai para senior), hayo cepat sedikit itu ! Hey, buka jaket kamu ! Semua sepatu buka dan jangan ada barang metal yang melekat dibadan ! Hey, hey kamu tidak mengerti ya ? Buka kacamata ! Ayo kamu keluar lagi bereskan dulu koper-koper kamu masuk ke X-ray, baru masuk kesini. Itulah semua suara-suara yang diringi dengan adegan yang pasti selalu terdengar dan terlihat selama melakukan “security check” di airport Amerika. Sementara saya didalam hati tertawa terbahak-bahak, melihat beberapa penumpang yang “panik” dengan bentakan-bentakan itu yang kemudian bahkan mendorong koper-koper yang bukan miliknya untuk masuk ketempat pemeriksaan.
Berikutnya lagi ada pula yang dengan lugu, menampilkan wajah yang terheran-heran, mungkin bingung karena merasa sudah diperlakukan sebagai atau laksana “maling” yang tertangkap tangan. Wajahnya seolah berkata : “Heran, saya mau jalan jalan, beli tiket sendiri, bawa barang sediri , koq dimarah-marahin? Aneh sekali, salah saya apa? “ Dalam hatipun saya ingin menjawab pertanyaannya dengan “Salahnya ya itu tadi masuk antrian “security check” di Airport, ha ha ha ha” . Tidak lama terdengar lagi bentakan ; Hey itu kan sudah saya bilang semua “laptop” komputer dikeluarkan, kenapa kamu tidak laksanakan ?!
Terlihat seorang anak muda dengan wajah “bingung” hanya dapat melihat saja terbengong-bengong, tanpa tahu kesalahannya, karena ternyata koper kecil berisi “laptop” yang dikeluarkan lagi dari ruang pemeriksaan itu sebenarnya bukan miliknya, tetapi sang petugas menghardiknya dengan kasar. Ia pun ikut keluar lagi. Setelah ditanya apakah tas itu miliknya dan ia menggelengkan kepala, jadilah dia dibentak lagi, kenapa kamu keluar lagi ? Saya pun tidak tahan tertawa terpingkal-pingkal, namun harus saya tahan setengah mati, karena kalau kita tersenyum-senyum apalagi sampai tertawa terbahak-bahak, maka langsung kita digiring kesatu ruang “screening” dan disuruh duduk 2 sampai 3 jam tanpa boleh melakukan apa-apa. Benar-benar celaka, karena bisa tertinggal pesawat, yang berarti akan sangat panjang lagi urusannya.
Jadi, bila anda ingin tidak merasa diperlakukan sewenang-wenang, maka anggap saja siklus kegiatan dalam proses “security check” sebagai “masa perpeloncoan”. Lihatlah disekeliling anda, untuk menghibur diri, pasti banyak kejadian yang lucu-lucu. Tidak usah kecewa, sesekali diri anda pun akan menjadi obyek yang lucu. Misalnya pernah saya di “geledah” seluruh tubuh, setelah beberapa saat, yang saya pikir sudah selesai, saya turunkan tangan saya, segera sang petugas membentak, “siapa yang suruh anda turunkan tangan?”, saya belum perintahkan kamu untuk turunkan tangan ! segera sayapun “pura-pura panik” dan memasang wajah “bersalah” segera menaikkan tangan saya lagi (walaupun dalam hati, saya tersenyum-senyum). Brengseknya adalah, begitu selesai saya angkat tangan lagi, dia pun berkata “OK, turunkan tanganmu!”. Dalam hati saya pun “ngomel”, brengsek Lu!, tetapi tetap saja saya memasang wajah “anak yang patuh”, sambil sebetulnya dalam hati saya tertawa terpingkal-pingkal. Nah begitulah, bila anda cukup pandai bersandiwara sedikit, maka sebenarnya masa pemeriksaan sekuriti di AS, bukanlah satu beban, mungkin anda dapat menyikapinya sebagai sesuatu yang sangat “enjoyable”. Jangan sekali-kali dimasukkan hati, anggap saja sebagai hiburan, sebagai refreshing menjalankan perpeloncoan lagi.
Mereka para petugas, sebenarnya hanya melakukan tugas, walaupun banyak yang “over acting”, namun tidak sedikit pula yang “baik”. Bila mereka berlaku seperti “senior” dalam perpeloncoan, maka mengapa kita tidak menyesuaikan diri saja, dari pada “sakit hati”. Saya sudah terlatih, untuk mengalah saja seperti itu, sambil menahan tertawa sejenak, dan segera setelah melewati jalur pemeriksaan, sayapun melepaskan tawa saya terbahak-bahak. Bila anda dapat menghayati ini tanpa menghubungkannya dengan “prestise” dan harga diri, maka proses pemeriksaan sekuriti di airport Amerika ini dapat anda nikmati sebagai “hiburan”. Para petugas merasa “puas” dengan sikap anda yang “menurut” saja, sementara anda pun “puas” karena tidak mengalami kesulitan, bahkan menikmati hiburan ! Kuncinya adalah jangan mencoba adu argumen dengan mereka, cukup siapkan tiga kata saja, yaitu Yes, No dan Okay, bila terpaksa karena ada yang kurang jelas boleh tambahkan dengan “sorry” , dan mereka akan mengulangi lagi pertanyaannya. Karena sekali saja kita berargumen dengan salah satu dari mereka, maka kita pun dikeroyok dan akan dipersulit habis-habisan.
Nah, siapa yang akan rugi ? akhirnya pilihan berada di diri anda sendiri ! Bagi mereka yang terbiasa dengan pelayanan “VIP” apalagi VVIP, pastilah melakukan hal ini menjadi sangat berat, akan tetapi bila anda sedikit saja merendahkan hati, maka semua akan selesai dengan baik. Selamat Jalan , selamat melakukan perjalanan ke Amerika !
Have a nice trip to USA !
Tulisan ini dibuat dihari Minggu 16 Mei 2010, dalam pesawat Boeing B-777-300 ER yang tengah melesat dengan kecepatan 835 km perjam, diketinggian 35000 kaki atau 10688 meter diatas permukaan laut, ditengah keheningan malam, dimana hampir semua penumpang tengah lelap tertidur, pada rute perjalanan nonstop San Fransisco ke Hong Kong yang menempuh waktu lebih kurang 13 jam 30 menit terbang.
Chappy Hakim.