Bung Karno pernah berkata dengan penuh kebanggaan dan juga dengan intonasi yang sangat meyakinkan, bahwa Lagu Kebangsaan yang paling “indah” dan “menggetarkan kalbu” di dunia ini adalah lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” !
Bila kita membahas tentang lagu Indonesia Raya, dapat dipastikan akan melekat disitu sebuah nama yang sangat “angker” terdengar : “Wage Rudolf Supratman”.
Sang Komponis ini dilahirkan di Jatinegara, Jakarta pada tanggal 9 Maret 1903. Hari kelahiran Soepratman, 9 Maret, oleh Megawati saat menjadi presiden RI, diresmikan sebagai Hari Musik Nasional. Namun tanggal kelahiran ini sebenarnya masih diperdebatkan, karena ada pendapat yang menyatakan Soepratman dilahirkan pada tanggal 19 Maret 1903 di Dukuh Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pendapat ini – selain didukung keluarga Soepratman – dikuatkan keputusan Pengadilan Negeri Purworejo pada 29 Maret 2007.
Seperti kebanyakan orang jenius dan juga orang-orang yang berkemampuan luar biasa, maka Hidup Wage Rudolf Supratman relatif sangat singkat. WR Supratman, meninggal dunia di usia nya yang ke 35. Supratman, sang patriot meninggal di kota perjuangan Surabaya dan tepat ditanggal keramat 17 Agustus 1938. Dia meninggal, sebelum Republik Indonesia yang telah dipersiapkan lagu kebangsaan oleh nya “merdeka”.
Wage Rudolf Supratman, pahlawan nasional Indonesia, adalah merupakan putra seorang bernama Senen. Dari enam bersaudara, Supratman merupakan satu-satunya anak lelaki dari Pak Senen.
Masa kecilnya , ia pernah tinggal di Makassar ikut dengan kakak perempuannya. Suami dari Roekiyem, kakaknya itu bernama Willem Van Eldik. Dari Van Eldik inilah, WR Supratman memperoleh pelajaran musik, sehingga pandai memainkan biola dan juga menggubah lagu.
Pendidikan Supratman adalah antara lain belajar bahasa Belanda selama 3 tahun. Berikutnya ia kemudian mengikuti noormaalschool di Makassar sampai tamat. Dari Makassar ia pindah ke Bandung. Di Bandung ia konon bekerja sebagai wartawan. Di Kota Bandung inilah pada tahun 1924, di usianya yang memasuki 21 tahun, lahir lagu “Indonesia Raya”.
Pada Oktober 1928, di Jakarta, kongres pemuda melahirkan “soempah pemoeda”. Pada kongres inilah lagu Indonesia Raya untuk pertamakali diperdengarkan di depan publik. Sambutan yang luar biasa terhadap lagu ini muncul secara spontan dari mereka yang mendengarkannya. Ini merupakan awal dari lagu yang kemudian menjadi lagu kebangsaan Republik Indonesia setelah RI merdeka di tahun 1945.
Sangat menyedihkan, karena sang penciptanya sendiri tiada sempat menikmati kemerdekaan negaranya yang telah ia sumbangkan lagu dengan spirit yang sangat luar biasa. WR Supratman, meninggal dunia tepat 7 tahun sebelum kemerdekaan, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1938. Seakan dia meninggalkan wasiat tentang tanggal dan bulan keramat yang pantas diukir sebagai hari kemerdekaan.
Itulah persembahan WR Supratman bagi ibu Pertiwi !
Jakarta 6 Januari 2009