Di tahun 2010 , saya berencana untuk berkunjung ke Amerika Serikat. Perjalanan ini akan merupakan kunjungan saya yang ke tujuh kalinya melihat negara “Paman Sam”.
Pertama kali saya ke Amerika adalah di tahun 1980-an, yaitu saat mengikuti latihan simulator C-130 Hercules di Atlanta, Georgia. Kedua kali, saya berkesempatan kembali mengunjungi Amerika, sebagai Kapten Penerbang C-130 Hercules yang misinya adalah membantu pelaksanaan “ferry flight” pesawat terbang F-16 dari Texas ke Madiun. Saat itu saya bertugas membawa “initial spare” F-16 dari pabriknya saat itu “General Dynamic” di Fortworth Texas, ke Indonesia.
Kesempatan ketiga adalah ditahun 1992, saat saya menjabat sebagai Komandan Wing Taruna AAU, Akademi Angkatan Udara. Bersama Kolonel Hidayat, saya mengikuti “observe training course” di USAFA, Colorado spring. USAFA, adalah United States Air Force Academy, Akademi Angkatan Udaranya Amerika Serikat.
Selanjutnya, saat menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara di tahun 2002, saya sempat mengikuti “Pacific Rim Air Chief Conference” di Hawai dan dilanjutkan dengan kunjungan kerja ke Pentagon di Washington DC, dan beberapa kunjungan ke Pangkalan-pangkalan penting Angkatan Udara Amerika Serikat.
Sesaat setalah pensiun, ditahun 2005, saya mengunjungi kembali Amerika Serikat, antara lain ke Hawai, San Fransisco, Las Vegas dan Los Angeles.
Pada tahun 2007, saya berkesempatan pula mengunjungi “Flight Safety Foundation” di Washington DC untuk bertemu dengan Chairmannya, saat itu Bill Vost. Kunjungan ini merupakan kunjungan pribadi, yaitu memanfaatkan kunjungan ke Amerika yang misi utamanya adalah berkait dengan beberapa kegiatan pekerjaan lainnya. Ditahun 2007 itu pula saya berkesempatan melihat Air Terjun Niagara dari sisi perbatasan Negara Canada dekat Buffalo.
Di tahun 2010, kunjungan ke Amerika merupakan kunjungan saya yang ketujuh kalinya . Perjalanan super santai ini dimulai pada tanggal 28 April 2010 pagi hari dari Jakarta menuju Singapura. Saya berangkat dengan pesawat Singapore Airlines, SQ 951 yaitu sebuah pesawat B-777-300. Take off dari Jakarta jam 0615 wib dan dijadwalkan tiba di Changi International Airport jam 0850 waktu Singapura. Pesawat landing dan parkir di Terminal 3 Changi pada Parking Lot nomor A-13.
Tiba di Terminal 3, saya langsung menuju ruang pemberangkatan B-2, karena sesuai rencana akan menggunakan pesawat SQ-856, sebuah pesawat terbesar saat ini Airbus A-380-800 yang akan take off pada jam 0945 menuju Hong Kong.
Perjalanan yang sangat nyaman, karena relatif jadwal penerbangannya “on-time”, sehingga memudahkan para penumpang mengatur waktunya masing-masing. Duduk di Seat nomor 21 F, saya pun terbang dengan A-380 menuju Hong Kong. SQ-856, take off jam 0945 waktu Singapura, terbang pada ketinggian 39000 kaki diatas permukaan laut, dijadwalkan mendarat di Hongkong International Airport pada jam 13.22 waktu setempat.
Keistimewaan dari Airbus A-380 ini, selain kapasitasnya yang sangat besar, teknologinya memang menggunakan produk yang mutakhir. Suara kebisingan mesin sangat minimal, getaran dan suara dikurangi sehingga penumpang benar-benar merasa nyaman sekali. SQ-856, dengan Captain Pilot Matheus I, seorang warga Negara Singapura terbang dengan halusnya menuju Hongkong.
Untuk diketahui, A-380, bila didisain keseluruhannya untuk kelas ekonomi, maka kapasitas tempat duduknya dapat berjumlah lebih kurang 800 kursi. Khusus A-380 yang digunakan oleh Singapore Airlines untuk rute Hongkong ini, disainnya adalah terdiri dari 12 Suit Room, 60 seat untuk Bisnis Class dan sebanyak 399 kursi kelas ekonomi yang bentuknya sedikit lebih besar dan nyaman dibanding dengan kelas ekonomi yang ada dipesawat-pesawat Singapore Airlines lainnya.
Tepat pukul 13.25 Capt,Matheus mendaratkan dengan halus pesawat A-380 dilandasan Hong Kong International Airport, berbeda hanya 3 menit dari waktu perkiraan tiba yang diumumkan oleh pihak Singapore Airlines.
Hong Kong International Airport (HKIA). Dikenal dengan nama Chek Lap Kok Airport, karena Airport ini dibangun di pulau Chek Lap Kok yang diperluas dengan reklamasi. IATA, International Air Transport Association, secara global menyebutnya dengan kode tiga huruf HKG, sementara ICAO (International Civil Aviation Organization), mengidentifikasikannya dengan kode VHHH. International Airport Hong Kong, dibuka dengan resmi pada tahun 1998, merupakan airport pengganti International Airport sebelumnya yaitu Kai Tak di Hong Kong, yang telah beroperasi sejak tahun 1925. Di tahun 2009 dan 2010, HKIA meraih penghargaan sebagai Airport terbaik kedua dan ketiga di Dunia. Saat diresmikannya, Gedung Terminal HKIA, disebut sebagai terminal penumpang terbesar di Dunia. Dioperasikan oleh “Airport Authority Hong Kong”, HKIA merupakan “home base” dari beberapa “airlines” terkemuka dimuka bumi ini, antara lain Cathay Pacific Airways, Dragonair, Hong Kong Express Airways, Hong Kong Airlines, Air Hong Kong dan Asia Jet. United Airlines juga menggunakan Hong Kong sebagai pangkalannya , dari Amerika menuju Singapura dan Ho Chi Minh City. Konon kabarnya, Garuda dalam waktu dekat akan pula menggunakan Hong Kong sebagai Pangkalan Transitnya dalam melayani penerbangan ke Eropa. Demikian besarnya Airport di Hong Kong , dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pelabuhan udara ini, yaitu tidak kurang dari 60.000 orang. Di tahun 2009, HKIA menangani barang kiriman kargo udara sebanyak 3.384,765 Tons.
Yang istimewa lagi dari HKIA ini adalah, dapat dicapai dari Hong Kong dan Kow Loon atau sebaliknya dengan sangat mudah, nyaman dan murah, menggunakan Bus, Kereta Api mewah yang disebut dengan “Airport Express”, Ferry dan Taxi yang di Hong Kong ini dibedakan dengan 3 warna, masing-masing Merah, Hijau dan Biru. Semua fasilitas angkutan umum itu terlihat bagus, tepat waktu dan tidak pernah penuh sesak dengan penumpang. Itulah International Airport yang nyaris sempurna, HKIA. Sebuah Airport yang dikelola oleh tim manajemen profesional “kelas dunia”. (Hong Kong, 28 April 2010)
Jakarta 23 Mei 2010
Chappy Hakim