Pada tahun ini , tepatnya pada tanggal 17 Desember 2020 saya merayakan ulang tahun ke 73 dengan prosesi yang sangat jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tentu saja sangat mudah ditebak menjadi jauh berbeda karena Pandemi Covid 19 yang tengah melanda permukaan bumi ini mulai awal tahun 2020. Protokol kesehatan pakai masker , jaga jarak dan sering cuci tangan telah merubah seluruh aspek kegiatan dari sendi kehidupan sehari-hari, apalagi hanya sebuah ritual memperingati atau merayakan hari ulang tahun. Sangat tidak mungkin untuk merencanakan perayaan ulang tahun dengan berkumpul bersama, bertatap muka, ber- musik-ria, tiup lilin, potong kue dan bercengkerama ngobrol ngalur ngidul penuh canda dan tawa. Sekali lagi , tidak mungkin dapat diselenggarakan.
Demikianlah, maka di pagi hari itu selepas bangun tidur, saya berolah raga dan ditengah berolah raga anak saya Fatsi datang menggunakan sepeda dari rumahnya yang tidak begitu jauh dari rumah saya. Dia datang bersepeda sendiri khusus menyampaikan selamat ulang tahun kepada saya – tanpa salaman apalagi peluk cium sebagaimana biasanya. Kami hanya meyentuhkan kepalan tangan dengan tetap menjaga jarak. Covid 19 memang telah merubah segalanya.
Selesai mandi, sarapan saya mempersiapkan diri untuk launching 3 buah buku saya, masing-masing The Playsets, Air Force Leadership dan Defence and Aviation jilid 2. Ketiga buku ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas (PBK) dan acara launching diselenggarakan oleh PBK secara Virtual menggunakan fasilitas zoom meeting. Siang harinya selepas istirahat selesai maghrib menjelang isa, saya “merayakan pesta” internal keluarga juga secara virtual dan melalui zoom meeting. Internal karena memang terbatas pada anak , mantu, cucu dan besan. Walau secara virtual , isteri saya tetap saja menyiapkan acara standar ulang tahun dengan tiup lilin dan potong kue. Kue yang sudah terpotong- potong itu kemudian di bagikan ke rumah anak-anak dan besan menggunakan caraka alias kurir atau messenger alias delivery man. Tidak itu saja, isteri saya tetap pula menyiapkan tumpeng nasi kuning untuk acara khusus santap siang bersama yang menghadirkan seluruh “pasukan pendukung” administrasi dan logistik rumah tangga termasuk antara lain pembantu juru masak, supir dan satpam.
Sulit untuk dapat menyembunyikan rasa “sedih” didalam hati pada setiap tahapan prosesi ulang tahun yang berlangsung secara virtual dihari itu. Sulit untuk dapat mencoba menghibur diri dengan coba beranggapan bahwa ini semua adalah “biasa-biasa” saja. Walau mampu tampil dengan penuh ketegaran sepanjang hari, tetap saja dalam keletihan yang mendera fisik pasca kegiataan seharian itu, ketika berangkat tidur malam hari saya tidak dapat menahan “tangis didalam hati”. Hal yang merupakan tidak hanya berupa luapan rasa gembira tapi juga sekaligus rasa sedih karena tidak dapat bertatap muka berjumpa fisik dengan anak cucu. Hal yang berlalu pada tenggang waktu pengisi renung kesunyian sebagai pengantar dalam menuju tidur yang lelap. Pandemi covid 19 memang telah merubah segalanya. Tidak ada dan tidak tersedia pilihan, selain dari menguatkan diri menata optimism agar mampu dalam berhadapan dengan kesulitan dan tantangan yang tengah melanda kini dan masa yang akan datang. Beruntung pelaksanaan launching buku dan prosesi tiup lilin yang walaupun dilakukan secara virtual dapat berlangsung lancar sukses dan menggembirakan hati sekali. Masih terbayang tatapan wajah ceria penuh semangat dan canda dari isteri, anak, cucu, besan, teman, sahabat handai tolan walau kecuali isteri, mereka hanya tampak dari atau melalui monitor sebuah laptop.
Saya sangat berterimakasih kepada pihak PBK sebagai penyelenggara launching buku virtual dari 3 buku saya tersebut. Panitia telah bekerja sangat baik. Pak Patris dan Pak Agung serta jajaran penyelenggara sangat menunjukkan kerja yang serius dan penuh semangat. Demikian pula kata sambutan dari Pak Tri, wakil pemimpin redaksi Kompas sangat menyenangkan terdengar di telinga walau beliau harus segera meninggalkan gelanggang karena kesibukan yang lain.
Saudara Bens Leo sebagai moderator telah membawa alunan acara dengan sangat baik dan penuh antusias. Sementara uraian dari Pak Ninok dan Addie MS sungguh membuat saya terpana, betapa kedua sahabat dekat saya itu menyampaikan bahasannya dengan sangat bersahabat penuh ke akaraban dengan kalimat sederhana yang straight forward to the point mudah dimengerti. Kalimat-kalimat yang saya rasakan sebagai sebuah “hadiah ulang tahun” yang tak ternilai harganya. Kalimat-kalimat yang membuat saya sungguh sangat merasa tersanjung dan sangat dihargai. Begitu pula kata sambutan sahabat dekat saya Jaya Suprana yang berhalangan hadir akan tetapi tetap memerlukan mengirim rekaman sambutannya. Semua luar biasa. Demikian pula dengan para teman-teman yang sudah memerlukan hadir mengikuti virtual launching buku saya, termasuk beberapa yang sempat bertanya, bahkan dari rekan yang berdomisili di Washington DC di relung waktu menjelang tengah malam di sana. Kesemua itu, alhamdulilah telah membuat hati saya berbunga-bunga, penuh kegembiaraan dan kepuasan. Kesemua itu telah membuat hati saya puas dengan banyak yang saya kerjakan dimasa purna tugas ini terutama dalam hal menulis buku. Terimakasih untuk semuanya. Semuanya yang tentu saja termasuk teman-teman saya, teman-teman isteri saya, teman-teman anak saya yang telah memberikan ucapan selamat apakah melalui telepon, melalui WA dan juga WAG yang pasti tidak mungkin saya tuliskan satu persatu disini.
Terimakasih untuk teman – teman yang telah turut menurunkan berita pada beberapa media , antara lain pak Asri Hadi pemimpin redaksi Indonews.id, bapak Teguh dari RMOL dan pak Tri di Koran Kompas hari ini tanggal 18 Desember 2020. Secara khusus saya juga ingin menyampaikan terimakasih banyak atas perhatian yang telah diberikan oleh KSAU, Marsekal Fadjar Prasetyo, oleh Bapak Jenderal TNI Prof Dr Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H., M.H., juga Bapak Tony Wenas serta Bapak Rudy Chandra dan Bapak Hendra Arifin termasuk pula kepada Citra Mandiri.
Berikut ini ada tulisan dari sahabat saya dan dua kolega Penerbit Buku Kompas dalam rangka peluncuran buku di tanggal 17 Desember 2020 , diiringi ucapan terimakasih untuk Addie MS, Bobby dan Imelda :
Addie MS (Musisi) :
Kamis, 17 Desember 2020, pukul 10.00
Ngobrol bareng Pak Chappy Hakim, Mas Ninok Leksono & Mas Bens Leo.
Daftar Zoom di : klik.kompas.id/dirgantara Dan Youtube : Penerbit Buku Kompas. Tgl 17 itu adalah HUT Pak Chappy. Tradisi beliau, selalu meluncurkan buku tulisannya di hari ultahnya. Kali ini sekaligus 3 buku ! Mengenai Kedirgantaraan, kepemimpinan dan musik. Pak Chappy adalah Kepala Staf Angkatan Udara TNI 2002 -2005. Masih produktif menulis buku & bermusik dengan saxofonnya, disamping terus aktif sbg pembicara di berbagai forum dalam & luar negeri.
http://www.instagram.com/p/C12QxnrHn09/?igshid=31dxuc744e92
Saya post juga di Facebook & Twitter, Pak Chappy
Sukses ya!
Bobby Pr – penulis PBK
UNDANGAN PERAYAAN ULANG TAHUN CHAPPY HAKIM
Merpati Tak Pernah Ingkar Janji. Kalimat itu menjadi populer ketika sutradara Wim Umboh menggunakannya jadi judul film. Film yg tayang tahun 1986 itu dibintangi oleh Paramitha Rusady dan Adi Bing Slamet. Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim memang bukan merpati. Tapi dia tak ingkar janji. Sewaktu acara Ngobrol Proses Kreatif Penulis Penerbit Buku Kompas, Kamis, (1/10-2020), Kepala Staf Angkatan Udara 2002-2005 mengatakan akan menerbitkan buku saat ulang tahun. Tidak tanggung2, tiga buku. Tidak banyak pejabat atau mantan pejabat, apalagi tentara, yg selalu memperingati ultahnya dg menerbitkan buku. Dari yg sedikit itu, adalah Chappy Hakim. Buat sebagian besar kita ulang tahun memang sesuatu yg istimewa. Maka perlu dirayakan dengan istimewa pula. Bagi Pak Chappy, panggilan saya kepada bapak dua anak ini, demikian pula. Tgl 17 Desember adalah tgl istimewa. Dia pertama kali menghirup nafas di dunia pada 17 Desember 1947. Selain istimewa krn mengenang perjuangan ibunya melahirkannya, tgl itu juga mengandung peristiwa2 penting lainnya.
1) Paus Fransiskus lahir di Flores, Buenos Aires, Argentina, 17 Desember 1936
2) Tiga puluh tiga tahun sebelumnya, 17 Des 1903, Wilbur dan Orvile Wright (Wright Brothers) tercatat sukses menerbangkan pesawat terbang pertama di dunia.
Sejarah penerbangan mencatat kejadian itu berlangsung di Kill Devil Hils, North Carolina. USA. “44 th setelah pesawat terbang lahir, saya lahir di Kota perjuangan Jogyakarta,” ujar anak Abdul Hakim, salah satu tokoh pendiri Antara. Apakah ada unsur kebetulan dua peristiwa itu terkait dg Pak Chappy? Entahlah, yg pasti suami Pusparani Hasjim ini kemudian berhasil menjadi Pilot AU dan juga Pilot Penerbangan Sipil pemegang ATPL Airline Transport Pilot Licence. Dan, pada hari ulang tahun kali ini dia meluncurkan buku lewat acara webinar. Tampil sebagai pembicara Ninok Leksono (Wartawan Senior Kompas & Rektor UMN), Addie MS (Musisi), dan tentunya Pak Chappy. Moderatornya Bens Leo (Jurnalis, Pengamat Musik). Buku yg akan dikeluarkan oleh Penerbit Buku Kompas ini bertemakan kedirgantaraan, leadership, hingga musik. Mau ikutan? Tinggal gabung di: klik.kompas.id/dirgantara . Bener ga ya, Pak Chappy ga ingkar janji? Ya, kita buktikan pada acara yg diadakan pada, Kamis, 17 Desember 2020, pkl 10.00-12.00 WIB.(Bobby.Pr)
Imelda Bachtiar, penulis PBK
SELAMAT ULANG TAHUN Pak Chappy Hakim! Hari ini, KSAU (2002-2005), penulis buku dan artikel kedirgantaraan yang produktif: Pak Chappy Hakim, genap berusia 73 tahun. Kelahiran Yogyakarta, 17 Desember 1947 ini, satu dari sangat sedikit (mungkin tidak ada) tentara khususnya TNI AU yang menulis hampir setiap hari tentang isu dirgantara di tanah air dan dunia. Bisa telusuri di situs Kompas.com dan suratkabar lainnya. Tulisannya sangat banyak dan hampir semuanya bersifat “bagi ilmu”. Ketika 4 tahun lalu saya intens bertemu dengannya untuk penulisan dua bukunya, saya sering mendapatinya sudah ada di ruang kerjanya pukul 7 pagi, sambil bersantap buah dan menulis. Apa saja. Ketika saya tanya, satu jawabannya yang menarik: menulis, melatih saya disiplin dan tidak malas berpikir. Tapi rasanya, kebiasaan itu juga turun deras dari ayahnya, alm. Abdul Hakim, wartawan senior dan pendiri LKBN Antara. Setiap pagi, Pak Chappy remaja adalah tukang ketik dan penyunting tulisan-tulisan ayahnya.
Pak Dudi Sudibyo, purna wartawan Kompas pernah bercerita, Pak Chappy semasa KSAU sering datang menggunakan komputer di ruang redaksi Majalah Angkasa -grup Kompas juga- dan menulis dengan kecepatan turbo bak wartawan profesional. Dalam tiga tahun terakhir ini, ulang tahunnya selalu ditandai dengan peluncuran bukunya. Tentu yang paling teringat oleh saya adalah peluncuran 7 buku bersamaan pada saat ulang tahunnya ke-70 di Skadron Udara 31 Halim Perdanakusuma. Saat itu, Pak Chappy kembali ke skadron yang ia pernah komandani sekian tahun lalu, dan bersama Hercules C-130 yang ia piloti bahkan ketika bintang empat sudah ada di pundaknya.
Belakangan, karena pandemi, komunikasi saya dengan Pak Chappy hanya lewat webinar atau WA chat. Tetapi, kagum dan malu karena ternyata dalam situasi ini pun ia menulis dengan sangat produktif. Pukul 10 pagi nanti, kami semua -teman2 dan rekan2 penulis- akan kumpul di launching bukunya yang berlangsung daring.
Selamat ulang tahun! Terima kasih, Pak Chappy, untuk semua contoh baik dan semangat di masa pandemi.(Imelda)
Jakarta 18 Desember 2020
Chappy Hakim
Pusat Studi Air Power Indonesia.