Kemarin petang saya menerima email dari seorang sahabat saya, yang menceritakan tentang kapal pesiar mutakhir yang merupakan penjelmaan dari Titanic dalam format yang jauh lebih modern.
KAPAL itu memiliki dek sebanyak 16, yang membuat total tingginya menjadi setara dengan gedung 20 lantai. Panjang dari ujung haluan sampai buritan mencapai 360 meter. Di dalamnya tersedia sebuah lapangan golf, empat buah kolam renang, beberapa lapangan voli, dan juga lapangan basket.
Kapal ini, bernama “Oasis of the Seas”, milik perusahaan wisata “Royal Caribbean International”. Pada Jumat (30/10/2009), ia meninggalkan dok tempat ia dibuat. Kapal tersebut adalah produk dari perusahaan pembuat kapal STX Finland, di Turku, Finlandia.
“Oasis of the Seas” menjalani pelayaran perdana menuju pangkalan perusahaannya di Port Everglades, Florida , Amerika Serikat.
Kapal itu telah lulus ujian pertamanya hari Sabtu (31/10/2009) saat melewati bawah jembatan “Great Belt Bridge” di Laut Baltik yang kesohor itu .
Setelah teleskopnya diturunkan penuh, kapal berhasil melewati bawah jembatan itu dengan menyisakan sela cuma setengah meter antara ujung teratas kapal dengan besi bawah jembatan.
Adegan itu disaksikan ribuan orang.Dibuat dengan ongkos sekitar Rp 15 triliun dan dikerjakan selama dua setengah tahun, “Oasis of the Seas” tercatat sebagai kapal penumpang terbesar di dunia saat ini.
Besarnya tiga kali lipat bila dibanding dengan kapal Titanic yang legendaries itu.
Di dalam kapal ini terdapat 2.700 kabin yang mampu menampung sebanyak 6.300 penumpang plus 2.100 awak kapal. Bagian dalam kapal berbentuk U sehingga bagian tengahnya terbuka, yang bisa dinikmati dari ketiga buah sisinya.
Selain terdapat sejumlah fasilitas olahraga , ada pula satu arena teater terbuka yang berkapasitas 750 kursi yang digunakan khusus pada malam hari.
Model arenanya mirip dengan arena teater Yunani kuno. Arena ini menggunakan kolam renang yang dimanfaatkan pada di siang hari.
Untuk membuat betah para penumpangnya, disediakan berjibun fasilitas hiburan. Ada fasilitas pertokoan yang dibuat seperti mal di kota , gedung pertunjukan dalam ruang yang berkapasitas 1.300 kursi, taman luas dengan aneka tema.
Salah satu area rekreasi lainnya adalah berupa taman tropis yang ditumbuhi rumput dan pohon palem. Total ada sekitar 12.000 pohon yang ditanam di kapal tersebut.Di dalam kapal itu juga ada sebuah bar yang bergerak naik-turun tiga lantai.
Jadi, pengunjung di dalamnya bisa menikmati pemandangan luar di tiga dek dalam, dan laut lepas.
Untuk para penumpang disediakan beragam pilihan kamar. Diantaranya adalah satu tipe kamar mewah seukuran 51 meter persegi dengan dinding kaca penuh.
Itu belum seberapa, karena ada pula kamar super mewah (suite room) seluas 150 meter persegi yang dilengkapi balkon yang menghadap laut dan juga sekaligus memiliki pemandangan dalam.Kapal ini akan mulai menjalani rute pesiar pertamanya pada 1 Desember 2009 mendatang untuk perjalanan selama empat hari ke Haiti .
Tarifnya agak “murah”, yaitu mulai dari sekitar Rp 12 juta hingga Rp 40 juta per kepala.
Konon untuk perjalanan ini tiket sudah habis terlego. Walaupun harga tiket ini sebenarnya adalah dua kali lipat dibanding dengan tariff tiket menggunakan kapal lama milik perusahaan yang sama.
Namun, tak urung sosok kapal itu mengundang kritik juga dari para pengamat pelesiran laut.
Dengan menggunakan teknologi modern yang digunakan di kapal sebesar ini, maka ujud dari pelesiran laut yang seharusnya dapat merasakan sensasi gerak dari ombak laut yang romantis menjadi tidak dapat diperoleh .
Para penumpang hanya akan dapat merasakan seperti tidak lebih dari apa yang biasa didapat konsumen bila berada di sebuah hotel didarat atau serasa berada di sebuah mal saja layaknya.Selain itu, dengan begitu banyak manusia di dalamnya, dapat dipastikan akan merepotkan otoritas pelabuhan tujuan saat penumpang turun atau pada saat transit. Kelemahan lainnya adalah ,akan dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk menjalani pemeriksaan penumpang, yang pasti akan menyita sebagian waktu pelesir para konsumen.
Ikhwal kritikan dari kalangan lingkungan yang menyebut kapal ini bakal menebar sampah luar biasa banyak di laut, pihak pembuat kapal meyakinkan bahwa itu tak akan terjadi.
Sampah akan diturunkan di pelabuhan akhir dan air yang digunakan pun akan didaur ulang dengan teknologi mutakhir.
Penggunaan energi kapal itupun sangat efisien, kata kepala proyek pembuatan “Oasis of the Seas”, Mikko Ilus, yaitu lebih rendah 25 persen dibandingkan dengan kapal pesiar yang lebih kecil sekalipun.
“Saya jamin, ini adalah sebuah kapal yang paling ramah lingkungan dibanding dengan kapal-kapal sejenis yang ada,” katanya.
Nah, Selamat Pesiar !
1 Comment
very good,very weell,,,,,