Pada beberapa kesempatan saya sering sekali menerima pertanyaan tentang sudah berapa banyak bikin buku. Sebuah pertanyaan yang sederhana namun untuk menjawabnya menjadi tidak begitu mudah. Bikin buku, menulis buku , membuat buku, menyusun buku adalah sekedar contoh saja. Kalau bikin buku maka saya sudah membikin buku lebih dari 100 buku. Buku yang saya perintahkan kepada staf atau jajaran kesatuan untuk membuat buku telah menghasilkan lebih dari 100 buku. Bikin buku dalam hal ini ada keterlibatan langsung dan tidak langsung dalam proses penulisannya. Beberapa diantaranya ada keterlibatan langsung dalam proses editing dan format layout buku.
Ada buku yang saya bikin sebagai sebuah produk dari lembar penugasan yang kemudian dikumpulkan, disusun , di edit dan dijadikan buku. Ada pula buku yang saya tulis bersama dengan orang lain tentang masalah tertentu dan spesifik sebagai buku produk bersama. Ada juga buku yang merupakan kompilasi dari tulisan beberapa orang yang dikumpulkan dan diedit untuk menjadi sebuah buku. Ada lagi buku yang saya tulis sendiri untuk dijadikan buku. Ada pula buku yang saya buat dari banyak kumpulan tulisan-tulisan lepas berupa artikel yang sudah dimuat di berbagai media menjadi sebuah buku. Demikianlah, maka secara garis besar saya dapat menyampaikan bahwa saya sudah menulis (sendiri) lebih dari 35 buku yang isinya, kecuali beberapa buku sebagian besar adalah buku yang berisi kumpulan tulisan lepas atau artikel saya yang tersebar.
Pertanyaan berikutnya yang paling sering ditanyakan adalah buku apa yang paling mengesankan diantara demikian banyak buku tulisan saya. Jawaban saya selalu sama , bahwa semua buku yang saya hasilkan adalah merupakan buku yang sangat mengesankan bagi saya. Paralel dengan itu bila ditanyakan apakah ada buku yang menjadi buku yang membuat saya kecewa, maka jawabannya adalah semua buku yang saya hasilkan semuanya membuat saya kecewa. Dalam hal ini pengertiannya adalah selalu saja ada kepuasan ketika meyelesaikan proses menulis sebuah buku dan beriring dengan itu akan selalu saja ada kekecewaan setelah melihat buku yang sudah selesai dicetak. Puas setelah selesai dicetak, dan pasti akan menemukan beberapa kekurangan yang baru terlihat setelah selesai dicetak menjadi buku. Apabila ditarik mundur, maka dalam proses menulis buku, bila kita ingin benar-benar sempurna maka kita tidak akan pernah meyelesaikan sebuah buku. Pasti akan selalu dijumpai masalah masalah yang terasa masih kurang dan begitu kita coba melengkapinya maka akan muncul persoalan lain lagi yang terasa kurang atau perlu dikoreksi. Demikian seterusnya. Itu sebabnya, maka setelah selesai menulis buku dapat dipastikan akan terlihat beberapa bahkan kerap cukup banyak kekurangannya.
Pada dasarnya, bila kita hendak menulis buku dengan lengkap dan sempurna, maka buku tersebut tidak akan pernah sempat diterbitkan. Setiap menyelesaikan penulisan naskah sebuah buku, setelah di baca ulang pasti tidak akan pernah merasa puas karena selalu saja ada yang masih harus di perbaiki, ditambah, dikurangi dan atau disempurnakan. Pada titik tertentu memang kemudian harus di stop untuk agar dapat segera dicetak.
Beruntung buku-buku saya ternyata juga tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Tidak hanya di Indonesia , ternyata buku-buku saya, sejumlah 22 buku juga tersimpan di LOC, Library of Congress Washington DC, USA. Sejumlah 29 buku tulisan saya juga dapat dijumpai di Perpustakaan Leiden University, Negeri Belanda. Beberapa buku saya tersimpan pula di perpustakaan Australian National University (ANU) Canberra , Australia. Sungguh sebuah kepuasan dan kebanggaan sekaligus perangsang untuk terus menulis lagi.
Selamat menulis Buku !
Jakarta 20 Desember 2020
Chappy Hakim
Pusat Studi Air Power Indonesia
3 Comments
kasih tips cara bikin buku dong, mulainya dari mana kalau mau jadi penulis ?
Visit UMA
OK, terimakasih
nanti ya cari waktu yang tepat
Salam Sehat,
CH
Apa saran Chappy Hakim bagi mereka yang ingin mulai menulis buku? Visit us Telkom University