Dalam salah satu koran terbitan ibukota Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengaku prihatin atas jalannya proses pemeriksaan oleh Panitia Khusus Angket Century di Dewan Perwakilan Rakyat. Bagian yang disoroti oleh Presiden adalah tentang etika dan akhlak di dalam Pansus.
Dibagian lain dari berita itu tertera penjelasan dari Todung Mulya Lubis yang mengatakan bahwa siapa pun yang dipanggil dan dimintai keterangan, Pansus berkewajiban memperlakukan mereka dengan hormat. Lepas dari setuju atau tidak dengan jawaban yang diberikan interaksi harus dilakukan dalam keadaban !
Orang-orang yang dipanggil sebagai saksi, bukanlah tersangka dan terlebih bukan pula terdakwa, akan tetapi para anggota Pansus telah bersikap sebagai Jaksa dan memperlakukan saksi sebagai terdakwa, bahkan lebih dari itu mungkin sudah diperlakukan sebagai terhukum!
Sungguh menyedihkan, menyaksikan tontonan murahan di televisi. Benar-benar satu tayangan yang sangat tidak mendidik ! Tayangan atau pertunjukkan yang dapat merusak akhlak para anak muda generasi penerus bangsa. Sadarkah mereka itu ?
Kiranya benar sekali ,Maurice Barres seorang wartawan Perancis yang hidup diakhir tahun 1910-an, mengatakan :” The Politician is an acrobat. He keeps his balance by saying the opposite of what he does ! “. Akrobat di Senayan memang kini sedang beraksi.
Sang Jurnalis
Mengapa semua ini sampai terjadi, dan bagaimana cara untuk menghentikannya ?
Kemarin Kwik Kian Gie mengatakan di Televisi, bahwa masalah ini akan segera selesai, begitu ada orang yang berani maju mengangkat tangan dan berkata “Saya Yang Bertanggung Jawab”. Nah , kini marilah kita semua menanti ada orang yang berani itu.
Kita Tunggu Sang Pemberani !
Jakarta 15 Januari 2010