Pada suatu pagi saya menerima WA dari teman di TVOne yang meminta saya untuk turut mengisi acara petang hari di TVOne sebagai nara sumber yang akan membahas tentang Konflik Sengketa Israel Palestina. Saya sebenarnya kurang begitu memahami masalah sengketa Israel Palestina untuk dapat menjadi salah satu nara sumber di Televisi. Sengketa Israel Palestina sudah menjadi begitu ribet karena sering di perbincangkan dalam ranah agama, ras dan politik yang sarat kepentingan dari banyak negara besar. Itu sebabnya, maka kepada pihak TVOne saya sampaikan keberatan saya serta memberikan rekomendasi agar menghubungi Dr Makarim Wibisono, diplomat senior yang sarat pengalaman sebagai orang yang tepat untuk menjadi nara sumber dalam membahas topik sengketa Israel Palestina. Dalam diskusi santai dengan sang Produser acara, disampaikan bahwa nanti sore itu ada 3 nara sumber yang di undang untuk berbicara, yaitu Dr Makarim Wibisono, seorang ahli tentang masalah Timur Tengah dan saya sendiri. Dijelaskan bahwa pembahasan akan fokus kepada masing masing nara sumber sesuai dengan kompetensi masing masing. Dalam hal ini maka saya hanya akan diminta pendapat atau pandangan yang berhubungan dengan perang dan pertempuran serta penggunaan senjata Israel dan pihak Hamas yang tengah ramai dibicarakan pada berbagai media. Intinya adalah saya hanya akan diminta pendapatnya mengenai hal yang berhubungan dengan taktik strategi militer dan penggunaan senjata dalam peperangan yang tengah berlangsung. Singkat kata saya kemudian menyetujui untuk menjadi nara sumber pada petang hari itu.
Acara yang disiarkan oleh TVOne dalam program kabar petang membahas sengketa Israel Palestina berlangsung petang hari itu, tanggal 15 Mei mulai pukul 17.15 wib. Sudah hadir terlihat secara Virtual Prof .Dr. Makarim Wibisono dan pengamat masalah Timur Tengah, Zuhairi Miswari, seorang penulis anak muda kader NU lulusan Univeritas ternama Al Azhar di Cairo. Acara talkshow yang dikemas oleh TVOne tentang sengketa Israel Palestina ini menjadi menarik karena di bahas dalam berbagai perspektif baik dari sisi hubungan internasional , ketegangan yang berkembang di Timur Tengah serta juga ditinjau dalam aspek persenjataan perang kedua belah pihak. Seperti diketahui secara luas bahwa sengketa Israel Palestina dikenal sebagai sebuah sengketa yang nyaris “abadi” karena berbagai upaya perdamaian yang selama ini dilakukan belum juga membawa hasil. Sementara telah demikian banyak korban yang berjatuhan dalam perjalanan sejarah di kawasan rawan tersebut yang justru kalangan sipil yang tidak berdosa banyak yang turut menjadi korban. Dalam sisi kemanusiaan tentu saja kita semua berharap agar konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina ini dapat segera berakhir dengan perdamaian. Amin.
Jakarta 18 Mei 2021
Chappy Hakim
Indonesia Center for Air Power Studies