Kemarin siang, saya berkunjung ke Ruspau Halim Perdanakusuma bersama isteri menjenguk Pak Omar Dani yang tengah terbaring kritis di ruang ICU. Saya dan isteri bertemu dengan keluarga beliau dan disampaikan bahwa kondisi Bapak Omar Dani sudah sangat kritikal. Saya dan isteri hanya dapat memberikan sekedar nasihat dan saran serta doa yang tujuannya turut membesarkan hati anggota keluarganya. Mengajak mendoakan semoga diberikan yang terbaik oleh yang maha kuasa, Allah Swt.
Omar Dani pernah berkata kepada saya, bahwa sering kali Ia risih karena banyak media yang menuliskan namanya dengan huruf H, yaitu Omar Dhani, padahal sebenarnya nama beliau adalah Omar Dani. Itu adalah hal yang sering diutarakannya disela-sela pembicaraannya tentang banyak topik yang sering diutarakannya dengan siapa saja.
Omar Dani, diangkat menjadi Menteri Panglima Angkatan Udara pada tanggal 20 Januari 1962 dengan pangkat Laksamana Muda Udara. Nyatanya, beliau memiliki banyak bintang dan tanda jasa antara lain Bintang Tertinggi yang bernama Bintang Republik Indonesia. Namun seperti diketahui bersama , atas keputusan Mahmilub, beliau dihukum mati dan semua bintang jasa nya dicabut.
Mengutip tulisan sejarahwan terkenal Asvi Marwan Adam : Tanggal 23 Oktober 1966 Omar Dani dipindahkan ke rumah tahanan Nirbaya yang letaknya sekitar 800 meter disebelah selatan Asrama Haji Pondok Gede. Dalam perjalanan Omar Dani bertanya kepada letkol CPM Nicklany yang menjemputnya “Nick, nanti kira-kira vonis apa Ya?” Jawab Nicklany “Verwacht maar het ergste” / harapkanlah yang terburuk!, Omar Dani menukas “Hukuman Mati Ya? “ Nicklany menjawab “Ya”. Omar Dani tidak terlalu kaget mendengar hal itu. Ia menyadari bahwa semuanya itu bukanlah persoalan hukum, tetapi persoalan politik semata. Omar Dani hanya bisa berserah diri kepada Allah Yang Maha Adil.
Kutipan lainnya : Suatu ketika pada masa orde baru, seorang guru sejarah membawa murid-muridnya ke Museum Angkatan Udara di Jogjakarta. Disitu terpampang foto-foto pimpinan Angkatan Udara dari dulu sampai sekarang. Ada foto KSAU pertama, tetapi langsung kepada KSAU ketiga dan seterusnya. Kisah ini dituturkan oleh Prof,Dr Ayatrohaedi dalam sebuah seminar. Menurut dosen FSUI itu, cara menghitung Orde Baru memang ajaib : dari satu langsung tiga. Foto yang tidak dipasang itu adalah foto Omar Dani. Demikianlah salah satu cara rezim Orde Baru merekayasa sejarah.
Omar Dani seorang yang sangat tabah. Ia menjalani selama 29 tahun meringkuk dalam penjara. Ia dilantik menjadi orang nomor satu di Angkatan Udara pada umur 38 tahun. Akan tetapi lebih kurang 38 % hidupnya , dijalankan didalam kurungan berjeruji besi !
Omar Dani adalah seorang yang sangat dikagumi oleh banyak orang, terutama para yuniornya. Omar Dani telah memberikan contoh yang sangat tinggi nilainya dalam kehidupan seorang Tentara. Omar Dani, selalu patuh dan taat kepada atasan tanpa membantah perintah atau putusan. Beliau memegang teguh sumpah prajurit, beliau hanya tunduk kepada atasannya saja pada saat itu yaitu Pangti ABRI. Walaupun untuk itu ia dimusuhi orang banyak. Beliau pulang dari luar negeri atas kemauannya sendiri untuk mempertanggungjawabkan semua yang telah dituduhkan dilakukan oleh Angkatan Udara pada masa tahun 1965. Beliau mengambil alih semua tanggung jawab dipundaknya sebagaimana layaknya yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan, dalam hal ini pemimpin tertinggi Angkatan Udara. Meskipun dengan itu ia harus menerima kenyataan “dihukum mati”. Tidak pernah ada keluhan kemudian tentang rasa menyesal, lebih-lebih mencari kambing hitam. Lebih mengagumkan lagi, beliau ternyata tidak dendam dengan Rezim Soeharto yang telah menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Sikap yang sangat “ksatria” ! Sikap Tentara “sejati”, jauh dan sangat berbeda dari sikap ”politisi”. He is Military Professional , He is not Military Politicians.
Omar Dani wafat siang tadi, beliau adalah satu dari 60 orang kadet penerbang Angkatan Udara yang belajar terbang di Amerika pada tahun 1950. Mereka di kenal sebagai “the sixties californians”. Menurut Pak Saleh Basarah, salah seorang teman sekelasnya, kini 60 orang itu tinggal tersisa sebanyak 9 orang, yang rata-rata telah berumur diatas 80 tahun.
Omar Dani, “The Tough Guy” itu kini telah tiada, akan tetapi spirit dan semangat serta sikap ksatria yang luar biasa yang dimilikinya akan tetap bersinar terang, sikap “sangat bertanggung jawab” yang kini telah menjadi barang langka kiranya akan tetap menjadi “merek dagang” seorang Omar Dani.
Selamat Jalan Pak Omar Dani. Doa selalu dipanjatkan untuk mengiringi kepergian bapak. Semoga bapak diampuni dosa-dosa nya serta diterima disisi Nya. Kepada keluarga Bapak Omar Dani, kami sampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga Tuhan YME senantiasa memberikan taufiq dan hidayahnya bagi kita semua. Inalillahi Wa Ina illahi Rojiun.
2 Comments
Selamat Jalan Pak Omar Dani.
@ Amirudin, terimakasih. salam, CH.
Pak Chappy, mau bertanya, apakah foto Bapak Omar Dani sekarang sudah terpasang lagi di markas-markas AU di tanah air? Terima kasih.
Salam hormat