Akhir-akhir ini, kita banyak mendengar tentang “bukit jalil”. Tidak dapat dihindari , karena disanalah Tim Nasional Republik Indonesia akan berlaga dalam babak final “away” melawan sang Tuan Rumah Malaysia. Semua kita tentu saja, walau sangat tidak puas dengan kinerja PSSI belakangan ini, tetap saja berharap agar Timnas kali ini merombak kebiasaan menjadi pecundang di hampir semua laga. Kini waktunya Sang Garuda muncul kembali dengan jati dirinya untuk menjadi Sang Juara !
Bahasan tentang laga final yang akan dilaksanakan (away) tanggal 26 di Kuala Lumpur dan (home) tanggal 29 di Jakarta, sudah demikian banyak muncul di media, akan tetapi tulisan tentang bukit jalil, sepertinya belum tampil kemuka. Nah, berikut ini sedikit informasi yang berhubungan dengan bukit jalil.
Tempat pertarungan Final nanti adalah sebuah stadion yang bernama “Bukit Jalil National Stadium”, dalam bahasa Indonesia , mungkin disebut sebagai Stadion Nasional Bukit Jalil, namun orang Malaysia menyebutnya sebagai Stadium Nasional Bukit Jalil.
Stadion ini konon merupakan satu dari sepuluh stadion sepakbola terbesar di dunia. Kapasitasnya dapat menampung penonton sebanyak 100.200 orang. Dibangun sejak tahun 1994 sebagai stadion serbaguna dan diresmikan pembukaannya pada tahun 1998 yaitu berkenaan dengan ditunjuknya Malaysia sebagai tuan rumah dari “Commonwealth Games”. Stadion ini juga digunakan sebagai stadion utama saat Malaysia menjadi penyelenggara Sea Games di tahun 2001.
Stadion kebanggaan Malaysia ini yang juga merupakan “home base” dari kesebelasan nasional Malaysia terletak didalam kompleks olahraga nasional Malaysia yang berlokasi di kawasan bernama Bukit Jalil, lebih kurang 20 KM selatan kota Kuala Lumpur. Sebelum menjadi kompleks olahraga nasional, Bukit Jalil dikenal sebagai “Bukit Jalil Estate” sampai dengan tahun 1992.
Konon kabarnya,ada yang mengatakan bahwa ide mengembangkan Bukit Jalil menjadi pusat olahraga nasional yang megah ini merupakan ide Mahatir Muhamad yang terinspirasi dari keberadaan kompleks Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta. Entah benar atau tidak, tetapi kenyataannya Bukit Jalil, telah menjadi “sport center” yang jauh lebih megah dari Senayan. Konon kabarnya lagi, kolam renang besar yang terletak di kompleks tersebut terbuka untuk umum dan “gratis”.
Nonton Bola di Bukit Jalil dengan pertandingan yang sama, harga tiketnya pun, jauh lebih murah daripada nonton di Senayan. Salah satu kelebihan Malaysia yang harus diakui adalah, semua urusan yang menyangkut masyarakat banyak lebih menjadi prioritas dari pemerintahnya, dibanding dengan urusan bagi para elitnya. Refleksi ini dapat terlihat dengan terang benderang pada fasilitas angkutan umum yang sangat nyaman dan aman.
Harapannya adalah, setelah kita berhasil (Insya Allah) menundukkan Kesebelasan Nasional Malaysia, untuk selanjutnya kita dapat pula mengalahkan Malaysia dibidang “pelayanan masyarakat” nya. Indonesia jauh memiliki potensi dibanding dengan Malaysia, jadi seharusnya Indonesia mampu menjadi lebih makmur daripada Malaysia.
Mari kita mulai dari garis start dengan kiprahnya Timnas kesayangan dan kebanggaan kita semua. Tidak ada gunanya lagi episode “bertengkar habis menyalahkan siapa saja kecuali diri sendiri”, kiranya kini waktunya kita bangkit sebagai bangsa. Bangsa yang besar, yang menurut Bung Karno : “Jangan sampai menjadi bangsa kuli, atau menjadi kulinya bangsa lain”.
Kita mulai dari Bukit Jalil, selamat berlaga dan berjaya!
Ayo Indonesia !
Jakarta 24 Desember 2010
Chappy Hakim