Beberapa hari ini, seluruh media penuh dengan pemberitaan “pasca” pemilu. Sebagian besar orang kemudian menyaksikan betapa untuk sesuatu yang bernama kekuasaan, terlihat dengan jelas “pertarungan” heibat yang terjadi. Mulai dari pendekatan koalisi yang berisi maju mundur nya berbagai pihak yang berkalkulasi dengan untung rugi sampai dengan tuntutan-tuntutan atas kecurigaan yang muncul sebagai akibat diumumkannya hasil “quick count” dengan tampilan cocok atau berbeda sama sekali dengan prediksi dan harapan masing-masing pihak. Belum lagi dengan berlalu-lalangnya kian kemari para tokoh-tokoh itu yang saling mengunjungi satu dengan lainnya, tanpa diketahui apa gerangan topik yang didiskusikannya.
Menyaksikan ini, banyak pihak menjadi terpesona dengan akibat yang terjadi, dari diumumkannya hasil quick count pemilu caleg kali ini. Tentunya hal ini disebabkan, bahwa berdasarkan pengalaman, maka hasil quick count , memang mendekati akurasi hampir 100% dengan hasil perhitungan resmi.
Mengamati ini semua selama beberapa hari terakhir , sebenarnya, saya merasa senang sekali. Senang, karena semua tokoh-tokoh yang ingin maju untuk menjadi pemimpin bangsa ini, tidak perduli apakah itu tokoh-tokoh lama, tokoh-tokoh baru, tokoh partai, tokoh independent, tokoh anak muda dan lain lain, dan lain lain. Pendek kata, semuanya tidak ada satu pun yang mengatakan bahwa keinginannya maju adalah disebabkan oleh keinginan pribadinya.
Semuanya, sekali lagi semuanya, yang saya ikuti dan amati, rata-rata, lebih kurang mengatakan, bahwa majunya mereka itu adalah “demi bangsa, negara dan rakyat Indonesia” Sungguh mengharukan hati. Bayangkan, negeri ini memiliki begitu banyak tokoh-tokoh yang sangat terkenal, terkenal, agak terkenal dan beberapa baru muncul di mata rakyatnya yang kesemuanya mengatakan dirinya hendak membangun bangsa ini dan tidak mempunyai kepentingan pribadi ! Lebih dari itu, kesemuanya telah mempunyai konsep-konsep yang sangat bagus untuk menata ulang negeri ini untuk menjadi lebih baik.
Tidak ada satu pun yang menawarkan konsep yang buruk. Sekali lagi tidakkah kita dibuatnya senang, terharu, bangga dan memunculkan harapan kiranya negara ini yang tengah dikepung oleh pesatnya kemajuan negara-negara disekelilingnya, tiba-tiba memiliki demikian banyak tokoh-tokoh yang turun gunung dan menyatakan siap maju memimpin bangsa menuju kesejahteraan dan kemakmuran. Bukan main ! inilah saat yang tepat kiranya, kita bersatu padu mengerjakan pekerjaan besar bangsa menuju kemajuan yang dicita-citakan bersama sejak dahulu kala.
Sudah waktunya kita semua bersatu padu dan kemudian tinggalkan folosofi yang sangat “inward looking” (bertengkar sendiri didalam negeri, saling menghujat dan menghancurkan satu dengan lainnya) mulailah membuka lembaran baru yang “outward looking” (keinginan maju dengan melihat keluar, negeri sekeliling yang sudah maju meninggalkan kita) Optimisme, seharusnya menyelimuti diri kita semua, karena, mereka ,semua tokoh itu mengatakan akan bekerja untuk bangsa, tidak ada satupun yang mendeklarasikan bahwa akan maju untuk kepentingan pribadi. Dengan demikian, maka apabila mereka dapat dihimbau untuk berkumpul menjadi satu, dapat dipastikan semuanya akan rela hati untuk menunjuk hanya satu diantara mereka yang akan bertindak sebagai pemimpin, dan kemudian yang lainnya bersatu padu bekerja keras membantunya. Apabila, para tokoh-tokoh tersebut memang berniat untuk maju demi kepentingan negara, bukan untuk pribadi, partai atau golongan, maka dipastikan tidak akan ada lagi hambatan yang akan dijumpai dalam perjalanan menuju kesejahteraan bangsa. Karena kesemua tokoh-tokoh yang terlihat maju itu, agaknya sudah mewakili semua kelompok dan golongan yang ada di negeri tercinta ini.
Tinggal sekarang, mungkin kita harus dapat meminta bantuan ketua MPR, mengundang semua tokoh-tokoh tersebut ke gedung MPR/DPR, mengajak semua mereka bersatu, menunjuk salah satu dari mereka atau salah dua atau salah tiga dari mereka yang akan maju pada pilpres yang akan datang, dengan komitmen yang kuat, siapa saja yang akan terpilih nanti, maka semuanya tanpa kecuali akan mendukungnya dengan sepenuh hati sesuai dengan apa yang mereka kemukakan sendiri yaitu demi bangsa dan negara tercinta. Kalau ada yang tidak mau, maka jelas bahwa sebenarnya ya…… memang bukan ingin maju demi bangsa dan negara dong ?!
Dengan demikian, kita akan dengan mudah bisa maju dengan cepat, tidak lebih cepat akan tetapi cepat sekali ! Saya cukup optimis dengan hal ini, karena ada seorang tokoh terkenal, yang hidup pada tahun 1863 sampai dengan tahun 1947 mengatakan sebagai berikut :
Coming together is a beginning
Keeping together is progress
Working together is succsess !
Kiranya, sekaranglah memang : Saat Yang Tepat Menuju Indonesia Yang Maju !
Setujuuuu?