Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) atau Indonesia Center for Air Power Studies (ICAPS) adalah sebuah perkumpulan atau wadah dari para Praktisi dan Akademisi bidang Kedirgantaraan. Ide mendasar dari perkumpulan ini adalah keperdulian dari para pencinta dirgantara yang dituangkan dalam beberapa kegiatan merujuk kepada rasa cinta tanah air udara, nusa dan bangsa Indonesia.
Kegiatan yang selama ini telah dilakukan sejak tahun 2019 antara lain adalah temu bulanan yang diisi dengan acara diskusi tentang masalah kedirgantaraan. Garis besar topik diskusi adalah menampung ide-ide baik dari para akademisi dan praktisi dalam kaitannya dengan kedirgantaraan yang dapat mengantar Indonesia menuju kondisi yang lebih baik. Topik lainnya adalah membahas hot top issue bidang kedirgantaraan yang tengah muncul ke permukaan.
Pada dasarnya wadah ini menampung apa saja tentang ide dan atau tanggapan atau pemecahan masalah terhadap hot top issue yang tengah berkembang. Khusus untuk masalah masalah tertentu yang dipandang urgen untuk segera diatasi, maka akan diusahakan membuat formula catatan diskusi berujud saran-saran rekomendasi. Rekomendasi ini dengan cara-cara tertentu diusahakan untuk dapat disampaikan kepada para pengambil keputusan. Beberapa topik tertentu yang dipandang perlu, akan didistribusikan ke masyarakat luas melalui mass media. Pola penyampaian saran rekomendasi kepada para pengambil keputusan dan melalui media dilakukan dalam koridor yang terjaga dalam norma etika intelektual dan kredibilitas moral yang baku.
Dengan demikian dengan sendirinya, maka PSAPI bukan dan jauh dari bentuk sebuah perkumpulan yang berada dalam posisi “menyerang” kebijakan pemerintah. Tidak berada dalam posisi kelompok oposan. PSAPI senantiasa mendukung pemerintah Republik Indonesia yang sah dengan cara yang bertanggung jawab. Itu sebabnya, maka saran rekomendasi hasil diskusi PSAPI selalu bersifat Kritik yang Konstruktif, jauh sekali dari pola atau cara-cara yang dapat dikategorikan sebagai upaya mengembangkan kebencian khususnya terhadap pemerintah. Saran rekomendasi PSAPI adalah hasil kajian mendalam dari para Akademisi dan Praktisi dengan catatan catatan yang dapat dipertanggung-jawabkan. Pola dan Metoda ini adalah sebuah refleksi sikap dasar PSAPI yang tidak memiliki interest lain kecuali untuk Indonesia yang lebih baik. Itu sebabnya maka para anggota PSAPI terdiri dari mereka yang memang dikenal sangat terjaga integritas dan personal moral kredibilitas sebagai warga bangsa yang penuh tanggung jawab. Terdiri dari mereka mereka yang memiliki keperdulian yang besar terhadap perkembangan kedirgantaraan pada umumnya. Terdiri dari mereka yang orientasinya terfokus penuh dalam konteks “Country before Self”, sama sekali tidak memiliki interest perorangan dan golongan.
Sampai dengan saat ini, PSAPI belum terbangun sebagai sebuah organisasi resmi formal berbadan hukum. Salah satu sebab, karena belum memiliki sumber dana yang dapat diandalkan sebagai Prime Mover PSAPI sebagai sebuah organisasi. PSAPI menghindarkan diri dari dukungan sumber dana yang tidak menjamin indepedensi PSAPI sebagai sebuah organisasi. Hal ini menjadi penting karena sejak awal PSAPI berkeinginan pada satu saat, entah kapan dapat menjelma menjadi sebuah badan “Think Tank” yang terpercaya. Sangat disadari bahwa kesemua itu memang memerlukan proses yang berkait dengan rentang waktu yang tidak singkat.
Sejarah dan Cikal Bakal PSAPI
Berawal di pertengahan tahun 2007 Chappy Hakim dengan 2 teman kelompok diskusi tentang penerbangan Dudi Soedibyo wartawan Kompas dan Capt. Subekti Pilot senior Garuda diundang Presiden SBY ke Istana. Mereka diundang untuk membantu memberikan masukan langsung kepada Presiden bagi merumuskan kebijakan pemerintah dalam mencari solusi dalam menghadapi demikian banyak kecelakaan pesawat terbang yang terjadi ketika itu. Bulan Agustus 2007 dibentuklah Tim Nasional EKKT (Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi) dengan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2007. Timnas EKKT terdiri dari 7 orang pakar transportasi dipimpin oleh Chappy Hakim. Selesai tugas selama lebih kurang 9 bulan Timnas EKKT memperoleh apresiasi dan kepercayaan dari Presiden atas hasil kerjanya. Salah satu anggota EKKT langsung diangkat menjadi Menhub dengan tugas utama segera mengimplemantasikan seluruh final result saran rekomendasi Timnas EKKT. Prestasi unggulan sebagai Menhub adalah UU nomor 1 tentang penerbangan tahun 2019.
Tahun 2015 Chappy Hakim diminta menyampaikan langsung kepada Presiden RI tentang masalah FIR Singapura. Segera setelah itu keluar Instruksi Presiden September 2015 agar FIR yang selama ini dikuasai oleh Singapura segera di ambil alih. Chappy Hakim dan Prof Supancana sempat diundang MenSekab dalam rapat persiapan tindak lanjut Instruksi Presiden tersebut. Selanjutnya tidak pernah di undang lagi, sampai dengan tahun 2022 keluar Solusi masalah FIR dibawah perjanjian pemerintah Singapura dan Indonesia seperti yang sudah kita ketahui bersama.
Tahun 2016 Chappy Hakim dipanggil kembali oleh Presiden ke Istana untuk membantu turut menyelesaikan sengketa perpanjangan kontrak Freeport yang ketika itu mencuat ke permukaan dengan label Papa Minta Saham. Ditengah jalan proses penyelesaian terjadi perkembangan yang sangat prinsip sifatnya sehingga, Chappy Hakim mengundurkan diri dari Freeport. Lebih kurang 2 tahun Chappy Hakim menduduki jabatan sebagai CEO dan Senior Advisor dalam rangka menjalani proses menyelesaikan sengketa perpanjangan kontrak.
Hubungan baik dan diskusi sporadis terutama dalam masalah penerbangan dengan para praktisi dan akademisi tetap berlangsung secara informal sejak tahun 2007. Komunikasi ini di akhiri dengan pembentukan PSAPI di Tahun 2019 di Perpusnas Jakarta.
Hubungan Luar Negeri
Bulan April tahun 2019 Prof Dr IBR Supancana bersama dengan Chappy Hakim ke Leiden dalam Upaya menjajaki pengembangan NetWorking PSAPI di Negeri Belanda.
Bulan November 2019 diundang Boeing. Chappy Hakim diundang dalam kapasitas sebagai Aviation Safety Expert untuk mengikuti atau berpartisipasi dalam program yang berjudul “Product Briefings – Flight Simulator Session and a Factory Production Tour as part of Boeing’s ongoing 737 MAX return to service activities”.
Demikianlah latar belakang dan proses perkembangan dari terbentuknya PSAPI yang terjadi sejak awal tahun 2007. Kedepan PSAPI tetap akan melaksanakan kegiatannya yang mudah mudahan dapat berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Jakarta 20 Januari 2024
Chappy Hakim – Pusat studi Air Power Indonesia