Bila kita ingin membahas mengenai sistem pertahanan keamanan negara, maka harus dimulai dari prinsip prinsip dasar pertahanan keamanan negara yang fundamental sifatnya. Dalam hal ini untuk memudahkan pengertian maka kita bisa membandingkan dengan pertahanan keamanan sebuah rumah. Keamanan dari sebuah rumah, pada umumnya adalah diamankan dengan bangunan pagar disekeliling perbatasan tanah yang menjadi haknya. Pagar sekeliling rumah dibangun dengan tujuan keamanan yang dapat memberikan kenyamanan bagi sang pemilik rumah. Kenyamanan terhadap kemungkinan datangnya ancaman yang datang mengganggu ketenteraman penghuni rumah . Keamanan terhadap kemungkinan datangnya maling rampok dan sebagainya.
Bagi sebuah negara sebenarnya sudah lebih dari ratusan tahun sebelum masehi dikenal tembok China yang merupakan pagar pengamanan Kerajaan China. Untuk sebuah negara tentu saja, berbeda dengan rumah, tidak mungkin dibangun pagar pada sepanjang keliling wilayah perbatasan negaranya. Itu sebab Tembok China memang hanya dibangun pada wilayah perbatasan kritis yang sering mendapat gangguan dari orang orang nomaden asal Mongolia yang kerap datang dari arah utara.
Selain dikenal sebagai Great Wall of China , tembok pada perbatasan Tiongkok itu dikenal juga dalam catatan Sejarah China sebagai “Ten-Thousand Mile Long Wall”, karena panjangnya. Tembok China ini dilengkapi dengan Menara pengawas dan pos garnisun untuk keperluan penjaga keamanan perbatasan. Tembok China merupakan tembok perbatasan negara yang paling fenomenal yang pernah ada di muka bumi ini. Dia menjadi perlambang sejati dari prinsip pengelolaan sistem pertahanan keamanan negara yang paling mendasar tradisional dan fundamental sifatnya.
Dengan kemajuan teknologi tentu saja bentuk pagar yang fisiknya terdiri dari bangunan tembok turut berubah seirama dengan kemajuan jaman. SDI atau Strategic Defense Initiative yang dibangun oleh Presiden Amerika Serikat ketika berlangsungnya Perang Dingin adalah sebuah pagar perbatasan. Pagar dengan ujud imajiner yang bertujuan melindungi negara negara NATO dari kemungkinan serangan ICBM (InterContinental Ballistic Missile) kelompok negara Pakta Warsawa. Pagar yang tidak lagi berujud tembok tradisional akan tetapi sudah bermetamofosa menyesuaikan dengan jaman. Ketika itu sudah mulai di sebut sebut sebagai era perang Bintang atau Star War.
Yang menarik adalah pada abad modern sekalipun, yaitu sekitar tahun 2019 Presiden Donald Trump masih melihat konsep pagar dalam bentuk tembok atau dinding sebagai pengamanan perbatasan Amerika. Donald Trump, setelah menilai adanya potensi ancaman yang datang dari Meksiko mengeluarkan ide membangun pagar tembok sepanjang perbatasan AS Meksiko. Pada titik ini, maka konsep pagar sebagai dasar fundamental dari sebuah sistem pertahanan menjadi sangat jelas. Dalam era kemajuan tekonologi Donald Trump menampilkan bahwa pagar tembok bagi upaya National Security atau pertahanan keamanan negara masih tetap valid.
Tentu saja pagar perbatasan sebuah negara tidak harus berujud tembok terutama bila perbatasan negara berujud perairan. Jajaran Coast Guard sebagai armada laut pengawal perbatasan negara di perairan pada hakikatnya adalah berperan sebagai pagar pengaman perbatasan sebagaimana halnya fungsi dari Tembok China yang fenomenal itu. Perbatasan Daratan pagar akan berbentuk tembok, perairan akan berujud armada satuan kekuatan laut dan wilayah udara berbentuk SDI Ronald Reagan. Itulah gambaran umum dari evolusi Upaya pertahanan keamanan negara yang parallel dengan kemajuan teknologi. Khusus dalam hal ini , maka perbatasan negara selalu akan berhubungan dengan isu pertahanan keamanan negara yang berkaitan dengan konflik antar negara yang dikenal sebagai perang.
Kesimpulannya bentuk atau format mendasar dari filosofi pertahanan negara adalah identik dengan peran pagar sebuah rumah. Tentu saja sebuah negara hanya akan membangun “pagar” sebagai sarana penjaga keamanan perbatasan pada kawasan yang dinilai rawan. Rawan terhadap potensi datangnya ancaman bagi gangguan pertahanan keamanan negara. Seperti halnya dengan tembok China yang dibangun Panjang sekali namun hanya pada kawasan utara Kerajaan Tiongkok kuno dimana kerap terjadi serangan pengganggu keamanan dari kaum nomaden Mongolia di utara China.
Pagar telah muncul sebagai konsep dasar dari sebuah sistem pertahanan keamanan negara yang telah digunakan ratusan tahun sebelum Masehi. Sampai sekarang konsep pagar sebagai pengaman perbatasan dalam kerangka pertahan negara kiranya tetap akan menjadi konsep yang fundamental sifatnya. Tentu saja dengan kemajuan jaman, maka konsep pagar sudah tidak lagi haru berujud tembok akan tetapi akan menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Sebuah negara yang luas tidak akan pernah dibangun pagar pada seluruh wilayah garis perbatasan negara seperti halnya pagar rumah. Selain tidak akan banyak gunanya, juga akan memakan biaya yang sangat mahal. Itu sebab kita menyaksikan dewasa ini ”pagar” hanya akan digelar pada wilayah yang rawan datang ancaman. Wilayah tersebut adalah wilayah perbatasan negara dengan perbatasan negara lain. Wilayah perbatasan negara yang beririsan dengan garis perbatasan negara lain sering disebut sebagai wilayah perbatasan kritis atau Critical Border. Perbatasan kritis dapat berbentuk daratan, perairan dan juga sekaligus wilayah perbatasan Udara.
Jakarta 17 April 2024
Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia