Apabila kita menyimak dengan cermat, dan melihat dengan jeli kepada apa yang diutarakan oleh para juru kampanye atau pun langsung oleh para Capres dan Cawapres Mega Prabowo, maka kita akan menangkap dengan mudah beberapa hal penting yang ditawarkan oleh keduanya, bila mereka terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Mega Pro mengusung kembali jargon “gotong royong” dalam membangun kembali Indonesia yang berdaulat, bermartabat , adil dan makmur. Mandiri di bidang pangan, energi, keuangan dan pertahanan keamanan. Mengutamakan kemampuan nasional dalam penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam. Mengutamakan perkembangan ilmu dan teknologi yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan terbarukan. Mendorong produksi dan komsumsi dalam negeri untuk memperkuat ekonomi. Terciptanya keadilan antar wilayah, dimana tidak ada daerah yang akan tertinggal jauh dibanding daerah lainnya. Terfasilitasinya keragaman di dalam masyarakat sehingga Indonesia bisa menjadi tuan rumah untuk semua anak bangsa. Untuk itu hukum dan keadilan serta musyawarah mufakat harus menjadi dasar dalam mengelola perbedaan. Memiliki kemampuan dan menentukan arah pembangunan dan perekonomian tanpa didikte oleh pihak lain. Mendorong berkembangnya karakter dan kebudayaan yang mendukung kemajuan dan daya tahan sebagai bangsa. Target pertumbuhan ekonomi 2 digit harus bisa dicapai.
Nah dengan mencermati ini semua, pastilah tidak ada satupun orang yang akan menolaknya. Apabila semua hal ini berhasil disosialisasikan dengan baik keseluruh rakyat, maka dapat dipastikan pemilihan presiden akan hanya berlangsung satu putaran saja, karena semua orang akan memilih Mega Pro dengan pertimbangan dan argumentasi seperti diutarakan oleh tim kampanyenya itu.
Bagaimana dengan SBY-Boediono?
Yang dapat ditangkap selama ini dari tim kampanye mereka adalah, antara lain : SBY telah banyak bekerja dan selama 5 tahun masa kepemimpinannya, telah terbangun perekonomian yang kokoh dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 % dan mampu menahan badai krisis ekonomi global. SBY, memihak kepada petani dan rakyat kecil, terbukti dengan kemampuan mencapai swa sembada beras, mengucurkan BLT, Raskin untuk 19 juta keluarga, Jamkesmas sebesar 10 triliun serta program keluarga harapan untuk 720.000 keluarga miskin. SBY peduli pendidikan lewat BOS, yang ditahun 2008 telah mencapai 11,9 triliun rupiah untuk 42 juta murid. SBY menjamin keamanan dalam negeri dengan mengakhiri konflik Aceh, Poso dan Ambon. Menerapkan aparatur pemerintah yang bersih dari korupsi, dengan mengadili ratusan pejabat negara dan menyelamatkan triliunan uang negara. Meningkatkan kesejahteraan aparatur negara dengan menaikkan gaji mereka. Dan lain-lain dan lain-lain, yang biasanya diakhiri dengan closing remark : ”Lanjutkan!”
Melihat ini semua, dapat dipastikan, sekali lagi bila tim kampanye nya berhasil mengkomunikasikan kepada rakyat banyak, maka tidak akan ada orang yang akan memilih calon lain, dan pemilihan presiden pun akan berjalan satu putaran saja.
Selanjutnya mari kita lihat pasangan JK-Win?
Dari salah satu sumber diperoleh pendapat tentang orang yang paling tepat untuk memimpin Indonesia, adalah JK – Win. Mengapa? Ya, karena JK-Win adalah satu-satunya pasangan yang memperhatikan keanekaragaman budaya masyarakat Indonesia. Jawa dan luar Jawa. Keduanya tidak ingin Indonesia jatuh ketangan asing, terutama dalam bidang ekonomi. Salah satu simbol kebanggannya terhadap upaya memajukan produksi dalam negeri adalah diluncurkannya produk sepatu “JK Collection” made in Cibaduyut. Pasangan ini adalah pasangan yang pro pasar. JK-Win sangat berpengalaman sebagai tokoh yang matang didalam pemerintahan. Keduanya juga menonjolkan diri sebagai pasangan yang sangat agamis dan sekaligus penuh toleransi terhadap agama lain. JK adalah pelopor dan pencetus ide BLT yang membantu jutaan rakyat kecil, keduanya juga adalah cinta damai. Jargonnya yang terkenal adalah, lebih cepat, lebih baik dan lebih tegas. Masih banyak lagi tentunya yang tidak dapat dimuat semua disini.
Sekali lagi, semua itu , adalah hal-hal yang sangat baik dan tidak ada satupun alasan bagi siapa saja untuk tidak setuju. Apabila kesemuanya ini berhasil disampaikan kepada seluruh rakyat dengan cermat, maka tidak akan ada keraguan pula, pilpres akan hanya berlangsung satu putaran saja.
Permasalahannya adalah, siapa yang akan paling unggul menyampaikan semua alasan dan argumentasi dari bahan kampanyenya, maka dialah yang akan memenangkan pilpres, dengan catatan bila pelaksanaannya dapat berlangsung “jurdil”.
Siapapun yang akan menang, mungkin sekali rakyat banyak memang lebih ingin, pilpres ini akan berlangsung satu putaran saja. Karena ada jargon yang cukup menarik juga yang muncul akhir-akhir ini yaitu “Cepat Selesai, Cepat Istirahat”.
Dan itu hanya dapat terwujud bila : Pilpres satu putaran!
Bagaimana bila pilpres ini tidak dapat berlangsung satu putaran? Ya….. pasti menjadi dua putaran, gitu aja koq repoooot?
Siapa yang akan menang ?
Mari kita tunggu saja…… dengan sabar, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.