Jenderal jagoan perang terutama di wilayah pasifik di era perang dunia kedua adalah Jenderal Douglas MacArthur. Jenderal kelahiran Little Rock negara bagian Arkansas pada tanggal 26 Januari 1880 , adalah merupakan perwira Amerika lulusan West Point Military Academy kelas 1903. Jenderal bintang lima yang legendaris ini terkenal dengan kata-katanya “Old Soldier Never Die, they just fade away…..”
MacArthur pernah berkata tentang sesuatu yang harus senantiasa dihindari yaitu : “kalah perang” .
The History of failure in war can be summed up in two words : too late !
Too late in comprehending the deadly purpose of a potential enemy.
Too late in realizing the mortal danger.
Too late in preparedness.
Too late in uniting all possible forces for resistance.
Too late in standing with one’s friends.
Untuk itulah, agar jangan terlambat dalam memutuskan perang, banyak yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu masak-masak. Salah satu yang sangat penting dalam menentukan kita akan kalah atau menang dalam perang ada yang namanya “strategi”. Untuk menentukan strategi, ternyata juga banyak sekali yang harus dicermati terlebih dahulu sebelum menentukan strategi apa yang digunakan. Nah salah satu yang harus dipertimbangkan dengan matang adalah “pengalaman perang”. Pengalaman yang tidak hanya diperoleh dari yang dialami sendiri akan tetapi juga yang dialami negara-negara lain, disamping kajian kajian yang bersifat global.
Contohnya adalah :
Pada saat berakhirnya perang dunia kedua, di tahun 1945, Henry Harley “Hap” Arnold , ( the only officer to ever hold a five-star grade in two different U.S. military services) Satu-satunya orang Amerika yang menyandang sekaligus Jenderal bintang lima di Angkatan Darat dan Angkatan Udara, setelah selesai memimpin kelompok kajian yang mendalami tentang perang dunia pertama dan kedua , dia sampai pada satu kesimpulan yang diutarakannya dengan tegas kepada pihak Pentagon bahwa :
The next war, will not start with a naval action nor….. By aircraft flown by human being. It might be very well start with missiles being dropped on the capital of a country, say……Washington.
Bayangkan di tahun 1945, sudah ada seorang yang telah mampu melihat antisipasi ancaman , dengan melihat laju kemajuan teknologi yang telah mengikuti perkembangan jalannya pertempuran sepanjang perang dunia pertama dan kedua.
Intinya adalah :Fokus kepada bahaya serangan dari udara !
Tidak 100% benar, akan tetapi, 46 tahun kemudian apa yang dialami oleh Amerika pada 11 September tahun 2001, lebih kurang adalah sejenis dengan apa yang diperkirakan/dikhawatirkan oleh Jenderal H.H. Arnold.
Ancaman yang datang dari udara, adalah suatu hal yang sulit untuk dapat dihindari. Apabila suatu negara ingin aman dan tenteram, pilihannya hanya satu, yaitu membangun pertahanan yang kuat dan harus memberikan fokus perhatian yang besar terhadap kekuatan udaranya, terhadap “National Air Power” nya. Sedangkan bagi unsur-unsur kekuatan lainnya , harus diberikan perhatian yang besar juga.
Sebagai rasa tanggung jawab terhadap hal ini, saya tengah mempersiapkan seorang penerbang tempur jagoan “fighter pilot” masa datang untuk menjaga kehormatan dan kedaulatan Dirgantara Indonesia yang sama-sama kita cintai ini.
Semoga Republik Indonesia senantiasa dilindungi oleh YME. Amin.