Setelah pada pertengahan bulan lalu berkunjung ke Institute of Air and Space Law di Leiden atas bimbingan Prof. Dr. Supancana dalam rangka mengembangkan net working Kedirgantaraan di tingkat global, kemarin siang Senin 29 April 2019, saya sempat bertemu kembali dengan sahabat lama Dr Sanu Kainakara.
Beliau adalah Air Power Strategist dari Angkatan Udara Australia pada Air Power Development Centre of Australia. Beberapa kali pernah bersama dalam beberapa kegiatan di Australia dan pernah juga bersama-sama menjadi pembicara pada Seminar Internasional tentang Air Power antara lain di Jakarta dan di LIMA (Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition) Malaysia.
Uniknya Dr Sanu, sebelum berkiprah di Australia sebagai akademisi adalah seorang Fighter Pilot Angkatan Udara India yang pernah menerbangkan pesawat Mig 21 , Mig 23, Mig 29, Jaguar dan Hunter.
Lebih dari itu Dr Sanu setelah menyelesaikan dinas aktif di Angkatan Udara India, sempat beberapa tahun menjadi senior analis pada US Training Team di Timur Tengah dalam kapasitasnya sebagai spesialis dalam air power strategy, fighter operations, weapons and tactics.
Dr Sanu menyambut gembira kehadiran Pusat Studi Air Power di Indonesia dan menyatakan kesediaannya untuk bekerjasama, terutama dalam pengembangan studi Air Power di tingkat Regional.
Beliau menyadari juga tentang beberapa tantangan kedepan di bidang kedirgantaraan yang menyangkut kepentingan Indonesia dan Australia.
Airways di atas ALKI, pengaturan Air Traffic Control lintas Kawasan, Civil Military Air Traffic Flow Management System dan beberapa masalah menyangkut International Air and Space Law sempat dibahas dalam pertemuan siang itu.
Dengan keberadaan dan partisipasi teman-teman yang sangat antusias di Pusat Studi Air Power sejak Januari lalu, saya sangat optimistis tempat belajar kedirgantaraan ini akan dapat berkembang juga di tingkat global. Dr Sanu juga sempat menjelaskan kepada saya bahwa beliau mengenal baik, banyak nama-nama yang bergiat di Pusat Studi Air Power Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Dr Sanu ditemani Kolonel Jim Svede, Patun Staff College Australia yang bertugas di Seskoau dalam program kerjasama pertukaran Perwira Penuntun Australia Indonesia. Pertemuan kemarin siang difasilitasi oleh Atase Udara Australia di Indonesia Kolonel Cal.
Setelah Leiden dan kemudian Australia, besar harapan, semoga kegiatan kedepan dari Pusat Studi Air Power Indonesia dapat berkembang terus dengan lancar, sehingga dapat berkontribusi penuh kepada seluruh stake holder penerbangan di tanah air dan juga kepada pemerintah Indonesia terutama dalam bidang yang berkait pada pengelolaan Air and Space.
Chappy Hakim