Gambar Kenangan saat BJ Habibie di wawancara oleh Tascha Liudmila.
Presiden ke 3 Republik Indonesia BJ Habibie telah meninggal dunia di RSPAD pada hari Rabu tanggal 11 September 2019 pukul 1803 wib. Indonesia berkabung, berduka kehilangan salah satu Putra Terbaiknya. Masyarakat Indonesia pencinta Dirgantara larut dalam duka yang mendalam dengan wafatnya BJ Habibie yang tidak hanya mantan orang nomor satu di negeri ini, akan tetapi juga sebagai orang yang telah berhasil, antara lain meneruskan cita-cita Nurtanio dalam upaya membuat Indonesia sejajar dalam barisan negara-negara di dunia yang sanggup membuat pesawat terbang sendiri. Membuat sendiri pesawat terbang sebagai bagian yang utuh dalam pengelolaan wilayah udara teritori NKRI pada aspek menjaga martabat dan kedaulatan negara di udara.
Salah satu produk unggulannya adalah pesawat terbang CN-235 yang pada awal produksinya, sebanyak 1 Skadron CN-235 versi militer telah digunakan Angkatan Udara dalam jajaran armada angkut pasukan dan barang yang berbasis di Pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusuma. Seiring dengan itu 15 pesawat terbang CN-235 versi sipil telah pula menjadi tulang punggung armada Maskapai Penerbangan Perintis Merpati Nusantara Airlines dalam melayani rute penerbangan yang berfungsi merajut persatuan dan kesatuan bangsa menembus wilayah terpencil dan terisolasi dipelosok Nusantara. Dengan prestasi seperti itu, 1 skadron digunakan pada jajaran Angkatan Udara dan 15 pesawat masuk memperkuat armada penerbangan rute domestik di negara kepulauan terbesar di dunia, maka datanglah cukup banyak pesanan CN-235 dari berbagai negara. Produk pesawat terbang dari sebuah negara yang digunakan oleh Angkatan Udara nya sendiri dan jajaran penerbangan sipil komersial adalah refleksi dari “jaminan mutu” serta “jaminan jalannya siklus penyempurnaan” sebuah produk berteknologi tinggi”. CN-235 dikala itu telah masuk dalam list dari daftar pesawat terbang yang “reliable” untuk digunakan bagi keperluan militer, sipil komersial dan juga untuk VIP Flight. Diantara banyak negara yang kemudian memesan dalam versi militer dan VIP itu antara lain adalah Korea Selatan.
Dalam mengenang semangat dan spirit BJ Habibie, terutama berkait dengan produk CN-235, berikut ini kutipan berita dari detik Finance 11 Oktober 2013 :
Mantan Presiden dan Menristek BJ Habibie angkat bicara soal rencana pengembangan bersama jet tempur canggih antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) yang biasa disebut KFX/IFX.
Menurut Habibie, Korsel tak unggul dalam bidang teknologi pesawat terbang termasuk jenis tempur, bahkan rencana kerjasama ini kini dibekukan sementara oleh pihak Korsel.
“Itu salah. Sekarang ini di-freeze kan? Itu omong kosong, wrong. Tapi dia nggak kasih kan?” kata Habibie kepada detikFinance pekan lalu.
Habibie menegaskan, Korsel malah pernah mengimpor pesawat militer CN235 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Bahkan, Habibie bercerita soal pengalaman Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Chappy Hakim saat kunjungan kerja ke Korsel disuguhi pesawat VIP yang tak lain adalah CN 235 buatan Indonesia. Saat itu, CN235 dianggap pesawat paling aman daripada helikopter ketika cuaca buruk. (detikFinance)
Inalilahi Waina Ilaihi Rojiun, Kita semua berduka. Semoga Bapak BJ Habibie diampuni dosa-dosanya dan diterima disisi Allah YME dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, Amin YRA.
Jakarta 12 September 2019
Chappy Hakim
Pusat Studi Air Power Indonesia