Selama ini kita melihat cara hidup orang barat, terutama orang Amerika adalah suatu yang “wah”. Life style yang glamour dan luxurious telah menjadi ukuran bagi sebagian besar dari kita untuk mencontohnya. Kesan orang bule adalah orang-orang yang cerdas, pintar dan kaya.Namun, kemudian apa yang terjadi?
Tepat setahun silam, sebuah peristiwa penting yang mengubah wajah pasar finansial global terjadi. Krisis finansial Amerika Serikat (AS) yang tepat terjadi setahun silam dan akhirnya meruntuhkan keyakinan orang akan masa depan ekonomi kapitalisme ala AS.
Yang paling besar diingat oleh publik di seluruh dunia atas krisis finansial AS tentu saja terkait bangkrutnya ikon finansial AS, Lehman Brothers. Kebangkrutan Lehman itulah yang memicu kekhawatiran di berbagai negara di dunia dan menimbulkan kekacauan di sana sini.
Namun kebangkrutan Lehman itu sebelumnya telah ditandai dengan sakitnya sejumlah perusahaan finansial AS. Salah satunya adalah ambruknya 2 perusahaan pembiayaan AS, Fannie Mae dan Freddie Mac.
Rentetan-rentetan peristiwa berikutnya begitu mencengangkan, yang intinya adalah bagaimana sebenarnya rapuhnya sistem finansial AS tersebut. Mereka telah digerogoti oleh kredit macet akibat jatuhnya pasar perumahan AS atau disebut subprime mortgage.
Perkembangan berikutnya lagi yang terjadi adalah , AS menutup anggarannya di tahun 2009 dengan rekor defisit tertinggi senilai US$ 1,417 triliun akibat krisis sektor keuangan yang sangat serius dan membuat negara tersebut berada dalam situasi krisis ekonomi.
“Nilai defisit tersebut sama dengan 10% dari PDB negara itu dan merupakan yang tertinggi sejak 1945,” ujar pengumuman resmi pemerintah AS seperti dikutip AFP , Sabtu (17/10/2009).
Disektor Industri, Raksasa otomotif yang selama ini menjadi unggulan AS, General Motors (GM) semakin dekat dan laju menuju jurang kebangkrutan.
Sebab lain yang membuat hancurnya sistem ekonomi kapitalis adalah kesalahaan memahami fakta kepemilikan.
Dacid walkel (anggota Kongres AS) bahkan sampai mengatakan 3 sebab utama dari jatuhnya romawi ternyata diulang kembali dan ini semua terjadi pada Amerika Serikat, yaitu :
- Hancurnya nilai moral politik dalam negeri.
- Invasi militer yang berlebihan.
- Tidak bertanggung jawabnya pemerintah dalam perpajakan.
Kesemua itu telah menyebabkan orang lalu menilai sebagai kebodohannya Amerika, kebodohannya “orang bule”, berbuat kesalahaan yang sama yang pernah dilakukan oleh orang Romawi.
Surprise, karena selama ini kita pada umumnya melihat sosok orang bule sebagai orang-orang yang cerdas dan istimewa.
Sekarang , dunia berpaling untuk melihat “gaya hidup” orang asia, atau bahkan orang Indonesia, Negara yang tidak tersentuh krisis ekonomi global. Orang-orang Indonesia yang begitu bersahaja dalam menjalani hidup ini. Begitu apa adanya, begitu prihatin, jauh dari kehidupan hedonis yang hura-hura. Mereka sepertinya ditunjukkan oleh krisis global untuk belajar kepada Indonesia.
Semua “life style” yang luxurious dan glamour selama ini ternyata hanya sebuah “kebodohan”. Orang Bule ternyata……..
Benarkah?
Wallahualam bisawab.