Airshow di Singapura tahun ini, tahun 2010 berlangsung relatif “biasa” saja. Kemungkinan besar hal ini sebagai akibat belum pulihnya krisis ekonomi global. Salah satu indikasinya adalah dapat dilihat dari para partisipan yang datang ke Singapura kali ini. Tidak tampak hadir “Tim Aerobatik” yang biasanya datang untuk memeriahkan show kali ini.
Beberapa pesawat dalam demo udara memang melakukan beberapa “aerobatik” akan tetapi dilakukan hanya dengan satu pesawat saja, “solo aerobatic”. Salah satu diantaranya adalah pesawat dari Korea Selatan, yang agaknya diunggulkan dalam Airshow kali ini, T-50 “The Golden Eagle” , super sonic advance trainer and light attack aircraft. Pesawat ini adalah produk unggulan dari Korean Aerospace Industries yang telah dimulai sejak tahun 1990-an.
Korea Selatan dengan bangga menghadirkan pesawat ini di Singapore Airshow, dan hampir setiap hari hadir dengan solo aerobatic dalam sesi demo udara. Bentuknya yang mirip dengan pesawat F-16 dan warna catnya yang agak “tralala“, atau “seronok” untuk sebuah pesawat sekelas “fighter aircraft” tentu saja menjadi sangat menark perhatian.
Airshow Singapura kali ini telah menempati lokasinya yang baru yang memungkinkan pihak penyelenggara menampilkan demo alutsista udara, darat dan laut sekaligus. Hal ini dimungkinkan, karena letaknya yang berdekatan dengan runway, apron untuk demo darat atau “static show” dan juga terletak ditepi pantai yang didesain khusus untuk memungkinkan pameran atau demo alutsista laut yang akan di tampilkan.
Konon lokasi ini adalah merupakan daratan buatan dari hasil reklamasi yang pasirnya diperoleh dari hasil “import” negara tetangga. Agak mengejutkan, begitu kendaraan yang saya tumpangi memasuki area pameran udara, sang supir mengatakan kepada saya, selamat datang di tanah air pak ! Setelah saya tanyakan mengapa? sang supir, orang singapura, sambil tertawa terkekeh-kekeh, menceritakan bahwa lokas ini sebenarnya, tadinya laut lepas. Laut lepas pantai Singapura yang kemudian di “uruk” dengan pasir Indonesia dan jadilah lokasi Airshow terbesar dan tercanggih di Asia. Sambil berusaha untuk dapat tertawa walaupun sedikit “kecut” saya bertanya juga didalam hati “apa bener ya?”.
Sebelumnya, mendekati lokasi pameran udara, semua kendaraan akan melewati satu jalan yang lurus sekali sepanjang lebih kurang 3,5 km, yang katanya adalah sejajar dengan Runway Changi dan sudah terbangun dengan konstruksi sesuai persyaratan dari sebuah runway. Dengan demikian, pada saat Changi sudah akan berkembang dengan meningkatnya “traffic” pesawat yang pesat, Changi sudah siap diperluas tanpa membangun lagi “landasan pacu” nya . Tidak jauh dari lokasi itu, ada pula jalan raya yang sejenis dan memang sudah dibuat sebagai runway darurat dan sudah pernah dilakukan pendaratan pesawat terbang beberapa tahun yang lalu.
Tentu saja , kita bisa sampai pada kesimpulan bahwa Sungapura sebagai negara maju yang hanya memiliki kawasan yang terbatas, pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk dapat memanfaatkan apa yang dimiliki dan bahkan , bila mungkin untuk juga memanfaatkan yang bukan miliknya, barangkali. Daripada sang pemilik juga tidak memanfaatkan miliknya sendiri, barangkali bagus juga untuk didayagunakan.
Airshow nya sendiri, sebenarnya masih akan berlangsung untuk publik atau terbuka untuk umum sampai dengan hari ini Minggu 7 Februari 2010, namun pada kenyataannya sudah banyak para peserta menutup dan membongkar “booth” nya di arena pameran. Tampak pula beberapa partisipan yang sudah mengepak barang-barang pamerannya untuk bersiap pulang. Hal ini agak berbeda dengan penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya, yang terus ramai dikunjungi orang sampai dengan hari terakhir.
Beberapa peserta, konon kabarnya ada yang meneruskan perjalanan ke Jakarta untuk melangsungkan demo atau promosi terbatas di Jakarta. Hal ini hanya menegaskan saja , bahwa Indonesia sebenarnya adalah “the real potensial market” dibanding dengan Singapura. Dapat dibayangkan, Indonesia tidak menyelenggarakan airshow, akan tetapi para peserta airshow di Singapura justru menggunakan kesempatan “S’pore Airshow” untuk kemudian datang ke Jakarta menawarkan produknya. Yang pasti, pabrik pesawat “bombardier” dari Kanada akan datang ke Jakarta, selesai “S’pore Airhow” dan melangsungkan demo nya besok pagi di Halim, Jakarta. Opo Ora Hebat? Paling tidak, tercatat lebih dari 3 perusahaan aviation industri peserta s’pore airshow yang meneruskan misinya ke Indonesia. Memang agak kurang jelas, apakah mereka itu akan beristirahat di Bali atau akan menawarkan produknya di Jakarta. Minimal, kita sendiri mungkin tidak tahu bahwa sebenarnya Indonesia adalah pasar potensial dari produk industri aviasi dunia. Jadi, sekali lagi “Opo Ora Hebat?”
Singapore 7 Februari 2010
3 Comments
Wah Indonesia memang hebat polll, Pak !!!
Tapi entah kenapa kok malah bikin makin sedih ya ?
Aku pengen kita bikin sekolah, kita bisa bikin media pembelajaran yg bagus, termasuk simulator…
harusnya kita memang negara hebat p chappy….tapi mungkin yg sering ter expose hanya segala macam kekurangannya….aku yakin masih banyak putra bangsa yg berprestasi di dunia luar sana….tapi media kurang suka membahasnya…
Christina, anda benar, media kita saat ini agak kurang memperhatikan sesuatu yang seharusnya menjadi perhatian untuk menjadi bagian dari usaha-usaha pembangunan bangsa. Terimakasih dan salam.