Operasi lintas udara berikut ini adalah merupakan satu dari sekian banyak operasi lintas udara yang telah dilaksanakan oleh APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia) dalam menumpas PRRI/Permesta tahun 1958. Operasi perebutan pangkalan udara Pekanbaru adalah operasi penerjunan pasukan payung terbesar (kurang lebih 4 kompi) pertama yang pernah dilaksanakan. Masa itu baru AURI yang memiliki pasukan payung yang sudah terlatih baik. Menjelang akhir tahun 1957, RPKAD berhasil membentuk satu kompi minus (pasukan payung) setelah sebelumnya berlatih bersama DAUM (Dinas Angkutan Udara Militer) di Pangkalan Udara Margahayu Bandung.
Hampir seluruh kekuatan AURI dilibatkan dalam operasi gabungan tersebut. Di pagi hari, tanggal 15 Maret 1958 menjelang fajar, langit Pekanbaru dikagetkan dengan deru raungan sekitar 30 buah pesawat tempur AURI dari beraneka tipe dengan berbagai tugas. Diantaranya adalah C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang dan PBY-5 Catalina. Di pagi hari itu 23 pesawat terbang Dakota akan menerjunkan 4 kompi pasukan payung gabungan dari PGT dan RPKAD (1 kompi) guna merebut Lapangan terbang Pekanbaru. Seluruh pesawat bertolak dari satu pangkalan udara sederhana yang semestinya tidak pantas untuk digunakan dalam pelaksanaan operasi militer gabungan sebesar itu. Kondisinya memang masih sangat darurat, itulah pangkalan udara Kijang di Tanjung Pinang. Sebanyak 4 kompi pasukan payung gabungan sekitar pukul 06.30 -07.00 pagi terjun dari 23 pesawat C-47 Dakota AURI, mendarat – bertempur – menang dan menguasai lapangan terbang. Lapangan terbang diamankan sepenuhnya, sehingga siang harinya operasi pendaratan udara (air landed operation) pasukan infanteri AD dari Tanjung Pinang secara bergelombang dengan cepat dapat dilaksanakan.
Selesai konsolidasi dan tugas-tugas pengamanan lapangan terbang diserahkan kepada AD, maka pasukan payung yang sama itu bersiap-siap untuk operasi penerjunan selanjutnya, yaitu merebut Belawan di Medan – lapangan terbang Tabing di Padang dan terakhir lapangan terbang Morotai di Indonesia Timur.
Merebut 4 sasaran yang terpencar dalam wilayah yang sangat luas, dalam tenggang waktu 2 bulan terus menerus, oleh prajurit-prajurit payung yang sama, itulah faktanya. Prajurit-prajurit pilihan dan prajurit-prajurit pemberani yang sama itu berhasil melaksanakan semuanya. Satu per satu sasaran itu direbut dan dikuasainya. Pekanbaru, Belawan (Medan), Tabing (Padang) dan akhirnya Pangkalan Udara Morotai dapat sepenuhnya direbut dan dikuasai secara penuh pada tanggal 20 Mei 1958. Hebat, Benar-Benar Hebat, Saya hormat pada mereka, prajurit pilihan dan pemberani.
(Kutipan dari buku “Saatnya Berbagi Pengalaman dan Rasa”. Tulisan Marsekal TNI (Purn) Sukardi. Diterbitkan oleh Kata Hasta Pustaka tahun 2010. Penyelaras akhir : Atmadji Sumarkidjo.)
Jakarta 24 Juni 2020
Chappy Hakim
Pusat Studi Air Power Indonesia