Pada hari Selasa tanggal 5 Mei 2020, telah berpulang ke Rahmatullah Kolonel Purn Addy Margihadi, pada usia 76 tahun. Almarhum adalah Perwira Paskhasau (Pasukan Khas Angkatan Udara) lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1968. Beberapa saat setelah menyelesaikan pendidikan di AAU Addy Margihadi sempat ditugaskan sebagai Ajudan Menhankam Pangab Republik Indonesia. Selanjutnya berbagai penugasan dijalankannya antara lain sebagai Wakil Komandan Batalyon 461 Kopasgat, Komandan Pangkalan Angkatan Udara di Morotai, Komandan Skadron Paskhas 463 Wing II Lanud Iswahyudi dan Direktur Personalia Puspaskhasau. Memasuki masa purnawira tahun 1998, sesuai ketentuan pada waktu itu dengan batasan usia 55 tahun. Berbagai Tanda Jasa dan Kehormatan sebagai penghargaan atas prestasinya selama menjalankan tugas dalam jenjang karier di Angkatan Udara, antara lain adalah Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya, Satyalencana Seroja dan Satyalencana Penegak.
Salah satu catatan cemerlang dalam perjalanan penugasannya adalah ketika Addy Margihadi menjabat sebagai Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Morotai, Maluku Utara di tahun 1982. Ketika itu Addy Margihadi telah menyulap Pangkalan Udara yang tadinya terlihat kumuh, kusam dengan kesan tidak terpelihara di tengah hutan balentara, menjadi sebuah pangkalan udara yang bersih dan tertata apik sebagai sebuah bagian dari basis sistem pertahanan udara yang siap secara operasional. Beberapa rongsokan aksesori peninggalan perang dunia yang tercecer disekitar pangkalan, dikumpulkan dan di tata ulang serta dijadikan aksesoris penghias sudut-sudut Landasan Pacu secara dekoratif. Morotai dengan 7 buah Runway paralel, ketika itu hanya terlihat dan dapat digunakan 1 buah saja dengan satu lagi yang berfungsi sebagai Taxiway. Runway lainnya tertutup semak belukar hutan ilalang yang sangat lebat. Ditahun 1980-an Morotai masih sepi sekali dan tidak ada satu pun pesawat terbang yang mendarat disitu selain pesawat Angkatan Udara Republik Indonesia.
Saya sering sekali mendarat di Lanud Morotai dalam tugas terbang sepanjang tahun 1973 hingga awal tahun 1990-an dengan pesawat Dakota dan kemudian Hercules. Saya juga sempat pada suatu kali landing di Morotai ketika itu Mayor Psk Addy Margihadi menjabat sebagai Dan Lanud. Sangat surprise ketika itu karena wajah Lanud Morotai berubah total menjadi bersih dan apik. Garis batas sepanjang runway yang sebelumnya tidak terlihat jelas, sudah dibuat rapih dengan membersihkan semak belukar sepanjang sisi kiri dan kanan Runway. Perubahan total yang dilakukan oleh Komandan Pangkalan ketika itu sangat luar biasa yang konon beliau berhasil mengajak seluruh anggota Pangkalan dan penduduk setempat bergotong royong hampir setiap hari membersihkan seputaran Pangkalan Udara terutama kawasan disekitar Runway dan Mess Crew Angkatan Udara yang terletak tidak jauh dari Pangkalan. Prestasi Addy Margihadi sempat menjadi pembicaraan hangat di kalangan Angkatan Udara ketika itu serta menginspirasi Pangkalan pangkalan Udara lainnya, terutama yang terletak jauh dipelosok dan terpencil untuk tetap menjaga semangat yang tinggi dalam menunjang operasi penerbangan Angkatan Udara. Pimpinan Angkatan Udara di tingkat Markas Besar turut memberikan apresiasi terhadap unjuk kerja dari Addy Margihadi.
Secara pribadi, Addy Margihadi memang terkenal dengan disiplin diri yang sangat terjaga serta kemampuannya memimpin anak buah selama pelaksanaan tugas di Angkatan Udara. Mengelola pangkalan Udara Morotai yang letaknya terpencil dan berlokasi di tempat yang sepi, jauh dari keramaian dengan jumlah anggota yang sangat minim seta fasilitas terbatas adalah merupakan tantangan tersendiri bagi Perwira yang ditugaskan sebagai Komandan. Addy Margihadi dengan postur tubuh tinggi besar dan self discipline serta leadership yang mumpuni mencatat sukses dalam menjalankan tugas sebagai Komandan Pangkalan di Morotai. Keberhasilan Addy Margihadi akan selalu tercatat dalam ukiran sejarah Angkatan Udara terutama di Paskhasau dan di Pangkalan Angkatan Udara Morotai.
Kolonel Psk Addy Margihadi, kini telah meninggalkan kita semua, beliau meninggal dunia di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah waktu yang mulia, penuh dengan keistimewaan. Sehingga seorang yang meninggal di waktu mulia seperti itu, pertanda baik dan insyaAllah bisa dikatakan, meninggalnya seorang yang sholih di bulan ramadhan, adalah tambahan kabar gembira untuknya dan untuk keluarga yang ditinggal.
Pengabdian Kolonel Addy Margihadi dalam bidang pengembangan kedirgantaraan Indonesia tidak terputus, karena salah satu dari 4 orang putra almarhum berhasil pula dengan sukses berkiprah sebagai Captain Pilot Pesawat Garuda dan sempat pula bergabung dalam jajaran Manajemen Maskapai Penerbangan kebanggaan kita semua, Sang pembawa Bendara, Garuda Indonesia.
Semoga beliau khusnul khotimah, diterima disisi Yang Mahakuasa dan diampuni dosa-dosanya. Teriring doa agar keluarga yang ditinggalkan dapat memperoleh kekuatan dalam menghadapi ini semua. Amin YRA.
Selamat Jalan Kolonel, Selamat Jalan Pejuang Dirgantara Indonesia.
Nenek Moyangku Orang Pelaut, Anak Cucuku Insan Dirgantara.
Jakarta 10 Mei 2020
Chappy Hakim
Pusat Studi Air Power Indonesia