Indonesia, sejak reformasi bergulir selalu berada dalam situasi yang sangat memprihatinkan, kalau tidak boleh menggunakan kata menyedihkan. Negara yang setiap hari ribut dengan hal-hal yang sangat tidak berguna. Negara yang seolah tidak ada pemimpinnya, semua berjalan sendiri-sendiri. Setiap hari hampir seluruh media memuat berita-berita yang hanya berkisar kepada perbedaan pendapat belaka, sementara didepan mata, bertumpuk permasalahan sosial yang tidak kunjung terlihat ditangani dengan baik. Jalan-jalan rusak, lalu lintas macet, fasilitas pelayanan masyarakat minim, sementara orang-orang yang berpengaruh sibuk dengan hal-hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan upaya mengatasi masalah tersebut. Kita semua direpotkan dari satu masalah kemasalah lain, dari sejak kasus Century, Gayus Tambunan dan kini Nazaruddin dan entah apalagi setelah ini. Walau begitu kita semua merasa bangga karena dibilang sebagai negara yang paling demokratis nomor 3 di dunia ! Apa benar demokrasi berarti segala-galanya ? Untuk itu ada baiknya menyimak sedikit visi dari seorang pemimpin negara maju seperti SIngapura,
Lee Kuan Yew :
Berikut ini, beberapa pandangan dari Lee Kuan Yew yang dikutip dan disarikan dari salah satu wawancaranya dengan salah satu majalah terkenal di Eropa :
Lee Kuan Yew : Mengapa saya menentang demokrasi? Inggris datang ke Singapura tidak pernah memberi kepada saya tentang sesuatu yang bernama “demokrasi”. Dan saya tegaskan lagi bahwa saya tidak mungkin dapat menjalankan sistem di Negara saya dengan berdasarkan hukum atau aturan main mereka (demokrasi). Saya harus menjalankan sistem saya, system Singapura, yang harus mengacu kepada posisi dari rakyat Singapura.
Didalam masyarakat multirasial, anda tidak akan dapat memilih berdasar kepada kepentingan ekonomi dan sosial , anda pasti akan memilih dengan acuan ras dan agama. Katakanlah, saya menjalankan demokrasi disini, orang Melayu akan memilih Islam, India akan memilih India dan China akan memilih China. Apa yang akan terjadi ? Saya akan berhadapan dengan keributan yang terus menerus terjadi di DPR. Keributan ini tidak akan pernah bisa berakhir, karena China di Singapura adalah mayoritas dan mereka (sebagai mayoritas) akan selalu mengalahkan/menundukkan/menguasai dengan cara yang legal dan konstitusional para minoritas (Melayu dan India), itu sebabnya saya tidak akan menggunakan aturan Inggris itu (demokrasi).
Kemudian ada yang bilang, oh itu sebabnya secara de facto Singapura adalah Negara satu partai ! dan lebih dari itu, ada yang bilang bahwa Singapura adalah satu perusahaan besar miliknya Lee, dengan anak lelakinya ditunjuk sebagai Perdana Menteri serta menantu perempuannya menjadi Bos dari satu Agency Development yang Powerful di Singapura.
Lee menjawabnya : “ Eh, tidak itu saja, anda harus tahu bahwa anak lelaki saya yang lain adalah CEO dari S’pore Telecom dan anak perempuan saya memimpin National Institute for Neurology. Negara Singapura adalah Negara yang kecil dengan hanya berpenduduk 4 juta jiwa saja. Kami harus secara tegas menegakkan sistem Meritokrasi, (sorry, bukan Demokrasi )! Apabila Keluarga Lee Kuan Yew mengembangkan KKN dapat dipastikan sistem (Negara Singapura) akan menjadi Negara yang kolaps / ambruk / gagal !
Bila saya bukan Perdana Menteri, maka sebenarnya dan dapat dipastikan, anak saya telah menjadi Perdana Menteri beberapa tahun lebih awal ! Ingat ! sangat jauh dari kepentingan saya pribadi untuk mengijinkan keluarga saya yang tidak memiliki kompetensi untuk memegang suatu jabatan, apapun jabatan itu, karena hal tersebut akan menjadi sangat berbahaya bagi Singapura dan juga menjadi warisan saya yang sangat buruk bagi generasi muda Singapura. Itu tidak dapat untuk dibiarkan terjadi.
Demikian antara lain yang diutarakan Lee Kuan Yew.
Nah, itulah sekedar pencerahan untuk hari ini ! Selanjutnya…. terserah anda !
Jakarta 19 Agustus 2011
Chappy Hakim
3 Comments
Salam sejahtera Pak Chappy, sy juga heran dgn negara ini ( Indonesia ), politikus, pejabat, anggota dewan ( yg ngakunya terhormat ) seolah-olah tutup mata tutup telinga terhdp kesulitan2, keluhan2, kekurangan2 dll yg tiap hari dihadapi oleh rakyat2 kecil & miskin. Mereka lebih asyik berlomba-lomba dengan keegoisannya menghalalkan segala cara demi tercapai tujuan politiknya dan kelompoknya. Nurani sudah benar2 terkubur 🙁 . Parahnya lagi Hukum pun diperjualbelikan, selama ini masih terus terjadi, bangsa kita benar2 akan semakin jauh tertinggal dengan bangsa2 lain di Asia, khusunya Asia Tenggara. Salam
Pencerahan yang sangat tepat sebagai panduan bagi kita..Kalimat awal yang disampaikan bapak sagat mengena, memang negara kita sedang dalam situasi yang menyedihkan. Pembahasan yang sangat berlebihan terhadap satu masalah, seolah-olah negara akan runtuh kalau tidak dibahas samapi setuntas-tuntasnya.
Lee Kuan Yew, satu tokoh yang sangat saya kagumi, 20 tahun yang lalu, saya jumpa dengan seorang WN Singapura keturunan Melayu. Tanpa ditanya memberi acuan jempol bagi PM Lee Kuan Yew yang telah mengangkat derajat hidup mereka, ras Melayu, India, China. Apakah itu satu kebanggaan mutlak dari salah satu penduduk, atau Bangsa Singapura ? ya, itulah salah satu apresiasi yang diberikan bagi pemimpinnya.
Kita?Pemimpin sekarang tidak baik, yang dulu bagus. Padahal sebelumnya juga begitu. Lain kata Demokrasi kita masih kebablasan, atau belum bisa terima Kalah dan menerima yang Menang. Mungkin kita perlu pakai Demokrasi ala Indonesia.
Dear Pak Chappy, sebagai generasi muda Indonesia, saya sih cuman bisa elus elus dada dan menarik nafas panjang saja melihat semua sandiwara yang ada di belahan bumi pertiwi ini, dulu masih bisa berharap harap cemas semua bisa berlalu dan kembali sadar akan prioritas utama adalah membangun negara, tapi kira nya harapan itu sih tinggal mimpi doang…