Menuju Masa Depan Ramah Lingkungan
Belakangan ini sudah mulai banyak berkeliaran mobil listrik di jalan jalan raya , terutama di kota kota besar di Indonesia. Namun pernahkah Anda membayangkan dunia yang tanpa suara knalpot dan bau bensin yang menyengat? Di jalan-jalan kota besar Indonesia, pemandangan mobil tanpa asap sudah mulai semakin lazim—dan itu semua berkat kehadiran mobil listrik. Tapi tahukah Anda, perjalanan menuju era kendaraan listrik di Indonesia sebenarnya tidaklah instan?
Artikel ini akan mengajak Anda menyusuri jejak perjalanan panjang perkembangan mobil listrik di Tanah Air, dari mimpi anak bangsa hingga deretan merek global yang kini bersaing merebut hati konsumen Indonesia. Sebuah perkembangan dari kemajuan penggunaan mobil listrik yang relatif cukup cepat khususnya di Indonesia.
Berawalnya dari Mimpi
Pada awal 1990-an, mobil listrik sudah masuk dalam radar para ilmuwan Indonesia, meski baru sebatas eksperimen laboratorium. Pada 2012 misalnya muncul nama Ricky Elson dan segera mencuat setelah ia bersama timnya menciptakan mobil listrik Selo dan Gendhis. Mobil buatan anak negeri ini bahkan sempat tampil di ajang KTT APEC di Bali.
Sayang sekali, saat itu Indonesia belum punya regulasi resmi soal kendaraan listrik. Akibatnya antara lain mobil listrik karya anak bangsa belum bisa diproduksi massal. Namun dari sinilah mimpi itu bermula.
Langkah Serius Pemerintah
Bersukur sekali perubahan besar terjadi pada tahun 2019 saat Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019. Peraturan inilah yang menjadi tonggak penting pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Pemerintah mulai memberikan insentif, membangun infrastruktur seperti SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum), serta membuka pintu bagi investasi produsen mobil listrik dunia. Maka berdatanganlah beberapa produsen mobil listrik dari berbagai negara.
Bukan Sekadar Mobil, Tapi Ekosistem
Realitanya Indonesia punya “harta karun” penting antara lain nikel, bahan utama baterai lithium-ion. Karena itu, pemerintah tak hanya fokus pada mobilnya, tapi juga turut mengembangkan ekosistem industri baterai. BUMN seperti PLN, Pertamina, hingga MIND ID bersatu membentuk Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk mengelola rantai produksi baterai dari tambang hingga kendaraan.
Deretan Merek Terlaris 2024
Tahun 2024 telah menjadi momen penting bagi pasar mobil listrik di Indonesia. Persaingan antar merek pun semakin seru! Inilah daftar mobil listrik terlaris di Indonesia sepanjang 2024:
- BYD M6 – 6.124 unit. MPV listrik tujuh penumpang yang langsung jadi primadona.
- Wuling Binguo EV – 5.156 unit. Hatchback bergaya retro-modern yang menarik anak muda.
- BYD Seal – 4.828 unit. Sedan listrik canggih dengan desain elegan.
- Wuling Air ev – 4.440 unit, Mobil mungil untuk mobilitas perkotaan, sudah jadi ikon EV Indonesia.
- Chery Omoda E5 – 4.425 unit. SUV dengan fitur canggih dan desain futuristik.
Merek-merek lain seperti Hyundai, MG, dan Wuling juga ikut bersaing dengan model seperti Ioniq 5, MG 4 EV, dan Wuling Cloud EV.
Tantangan yang Masih Harus Ditaklukkan
Meski antusiasme tinggi, jalan mobil listrik di Indonesia masih penuh dengan tantangan:
- Harga mobil listrik masih lebih mahal dari mobil bensin.
- Infrastruktur SPKLU belum tersebar merata di luar kota besar.
- Belum semua masyarakat memahami keuntungan mobil listrik.
- Teknologi komponen utama, seperti baterai dan chip, masih banyak diimpor.
Namun dengan dukungan pemerintah, berkembangnya pasar, dan semangat kolaborasi antara BUMN dan swasta, tantangan ini bukan hal yang mustahil untuk dapat segera diatasi.
Menuju Masa Depan yang Lebih Bersih
Sebenarnya Mobil listrik bukan hanya soal teknologi. Ia adalah simbol harapan: untuk udara yang lebih bersih, kota yang lebih tenang, dan dunia yang lebih hijau. Indonesia tengah melangkah menuju masa depan itu—pelahan, tapi pasti.
Pertanyaannya sekarang: sudah siapkah Anda beralih ke mobil listrik? Tentu saja pertanyaan ini memerlukan waktu yang cukup untuk menjawabnya. Sosialisasi tentang nilai positif dari penggunaan mobil listrik belum cukup meluas. Masih banyak pihak yang belum memahami benar keunggulam teknis maupun non teknis dari penggunaan sebuah mobil bertenaga listrik. Pertanyaan pada umumnya adalah berkisar tentang bagaimana cara isi ulang daya listrik terutama saat kehabisan daya terjadi ditengah jalan. Disamping tentu saja perubahan dari mekamisme penggunaan mobil listrik yang pasti berbeda dengan mobil bensin banyak orang yang kurang memahaminya. Demikian pula mengenai pengaruh positif terhadap lingkungan masih banyak orang yang tidak mengetahuinya. Yang pasti pada umumnya orang tidak mudah untuk melangkah menuju perubahan, apalagi menuju pada masalah yang mereka belum memahaminya dengan baik. Sekali lagi penggunaan mobil listrik masih memerlukann sosialisasi yang luas agar cakupan penggunaannya dapat segera berkembang dengan baik.
Referensi:
- Perpres No. 55 Tahun 2019
- Kementerian ESDM (2023), Roadmap Kendaraan Listrik
- Kompas Otomotif (2025), Daftar Mobil Listrik Terlaris 2024
- Harahap, M. (2022), Jurnal Transportasi Nasional
- Wawancara dan data dari PLN, Wuling, BYD, dan Hyundai Indonesia
Jakarta 30 Maret 2025
Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia