Presiden meminta agar para pengurus PSSI, KONI, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, menggunakan momen Piala Dunia 2010 untuk lebih memajukan sepak bola Indonesia.
“Mari kita menggunakan momentum ini untuk membangun sepak bola tanah air. Ke depan, mari kita benar-benar saling memperkuat diri dan melakukan sesuatu yg konkret,” kata Presiden.
Dikatakannya, Indonesia memiliki banyak potensi dan modal. “Kita pernah unggul di masa lalu. There is a great opportunity kalau kita benar-benar bersatu dan tidak saling menyalahkan. Insya Allah tahun-tahun mendatang kita bisa melakukan yang lebih baik,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Mari kita bersinergi mengembangkan sepak bola kita. Kalau di daerah perlu sarana dan prasarana, kita tambah. Kalau kita ingin menghadirkan coach berstandar internasional, Insya Allah kita hadirkan,” kata Presiden.
Itu adalah beberapa pesan Presiden RI, beberapa saat sebelum adegan nonton bareng “final” sepakbola piala dunia Afrika Selatan 2010 yang lalu.
Berikut ini adalah beberapa “remarkable action” berupa refleksi ujud “tanggungjawab” dari para pelatih kesebelasan sepakbola yang Timnya gagal mencapai 16 besar, semifinal dan final.
Huh Jung Moo, pelatih kesebelasan Korea Selatan yang kontraknya habis pada bulan Juni 2010, dan dia bersikukuh untuk tidak mengundurkan diri. Berikutnya adalah Otto Rehhagel pelatih yang menangani tim nasional Yunani, langsung mengajukan pengunduran dirinya. Javiere Agguire , pelatih kesebelasan nasional Meksiko, memilih untuk mundur setelah menyadari kegagalannya. Lain lagi dengan Carlos Dunga pelatih kesebelasan Brazil, ternyata dipecat setelah sebelumnya menyatakan untuk segera mengundurkan diri, pasca kepulangan tim Brasil yang gagal di World Cup 2010 ini. Demikian pula dengan Joel Santana pelatih tim nasional Afrika Selatan mengalami hal yang sama yaitu dipecat dari kedudukannya sebagai pelatih kesebelasan Nasional. Tidak jauh berbeda dengan Raymond Domenech pelatih tim Prancis ,dipecat segera setelah tim yang dipimpinnya tidak dapat mempertahankan nama baik negaranya.
Diramalkan akan menyusul dipecat/mengundurkan diri para pelatih seperti Fabio Capello, dari tim Inggris, Diego Maradonna, sang pelatih Argentina dan juga Takeshi Okada pelatih kesebelasan negara matahari terbit Jepang.
Nah, bagaimana dan apa yang akan dilakukan oleh Indonesia setelah Presiden SBY menyampaikan himbauannya yang berupa permintaan kepada beberapa pihak yang berkait dengan pembinaan sepakbola agar semua , terutama para pengurus PSSI, KONI, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, menggunakan momen Piala Dunia 2010 untuk lebih memajukan sepak bola Indonesia.
Lalu apa pula yang akan dilakukan oleh kita semua berkait dengan penegasan Presiden RI yang berkata “Mari kita menggunakan momentum ini untuk membangun sepak bola tanah air. Ke depan, mari kita benar-benar saling memperkuat diri dan melakukan sesuatu yg konkret.”
Sekali lagi, kita seharusnya merasa senang dengan semua apa yang disampaikan Presiden itu, namun tentu saja, marilah kita tunggu bersama : “What Next” ?
Mudah-mudahan saja memang akan ada tindak lanjut dari kesemuanya ini.
Namun seperti biasa, baru saja satu hari berlalu, pertandingan-pertandingan kelas dunia dihadirkan dalam pentas Indonesia, sepertinya besok kita sudah dan akan melupakannya, melupakan semua apa yang telah terjadi itu.
Kedepan kita sudah akan ancang-ancang lagi dengan berbagai issue, talkshow, diskusi tiada henti serta hidangan infotainment yang lebih menarik perhatian seperti kasus “video porno”, sisminbakum, aktivis yang dibacok, Yusril yang menggugat legalitas Jaksa Agung, Bank Century, Lumpur Lapindo, tawuran pilkada dan kesemrawutan lalulintas dengan ribuan motor yang memakan banyak korban jiwa serta tergulingnya gerbong kereta api yang hampir setiap hari serta macetnya jalur puncak disetiap akhir pekan.
Piala Dunia? PSSI? Apa itu? Nanti saja 2014 di Brasil, baru kita akan sibuk lagi membahasnya, mengomentari dengan sangat detil kesebelasan-kesebelasan yang akan bertarung, menghafal nama-nama para bintang sepakbola dunia, menggelar “nobar” dimana-mana, kemudian mendukung negara lain (yang sebenarnya mereka tidak butuh dukungan kita) untuk menjadi pemenangnya ! Seperti biasa kemudian muncul Fans Berat yang akan berpakaian kostum dari kesebelasan-kesebelasan favorit seperti Brasil, Italia, Belanda ,Spanyol, Inggris dan entah negara manalagi, namun yang jelas tidak satu pun ada yang ingat bahwa Indonesia juga punya kesebelasan sepakbola. Kesebelasan yang jangankan ikut penyisihan Piala Dunia, bahkan dalam pertandingan melawan Laos pun ternyata “keok”. Dan sampai detik ini pun tidak ada satu jua “sosok manusia Indonesia” yang berani tampil untuk mempertanggungjawabkan hal itu, boro-boro mengundurkan diri apalagi “dipecat”. Semua merasa tidak bersalah ! Lalu……. siapa ya yang salah ?
Oh…..Indonesiaku ! Mudah-mudahan, segeralah engkau kembali kejalan yang benar ! Jalan yang diridhoi oleh yang Maha Kuasa…. Amin.
Jakarta 12 Juli 2010
Chappy Hakim