Malam, Selasa (13/3/2018), pada Forum IKAHAN, Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia Australia – Sarsono Tambunan Lecture Series, saya berkesempatan berbagi menyampaikan tentang potensi konflik dalam hubungan Indonesia-Australia.
Sebagai dua negara yang bertetangga dekat Indonesia memang menyimpan beberapa potensi konflik dalam kerangka hubungan antarkedua negara. Perbedaan budaya, bahasa yang digunakan, orientasi dan visi ke depan serta, kemajuan teknologi adalah beberapa dari permasalahan yang bisa saja menimbulkan kesalah-pahaman.
Forum ini dinamakan Sarsono Tambunan Lecture Series, sebagai penghormatan kepada dua orang Perwira Tinggi TNI AD yang banyak berjasa dalam menggalang dinamika hubungan Indonesia-Australia, yang sekaligus merupakan siswa tamu pada urutan awal pertukaran Perwira Siswa tingkat Command and Staff College di Canberra.
IKAHAN dan SAG, Senior Advisory Group, merupakan sebuah wadah bersama Indonesia-Australia yang bersama dengan kegiatan-kegiatan lain yang telah ada sebelumnya terus menerus berupaya agar hubungan baik antara Indonesia dan Australia berada dalam jalur yang baik sebagai tetangga dekat.
Secara berkala, IKAHAN-SAG menyelenggarakan Nite Lecture yang diisi oleh narasumber orang Indonesia dan Australia dengan mengangkat berbagai topik yang bermanfaat bagi hubungan kedua negara.
Tahun ini, IKAHAN memasuki usianya yang ke-7 dan menyelenggarakan Nite Lecture dengan topik bahasan megenai pengelolaan wilayah udara nasional dalam kaitannya dengan hubungan Indonesia-Australia.Forum ini dinamakan Sarsono Tambunan Lecture Series, sebagai penghormatan kepada dua orang Perwira Tinggi TNI AD yang banyak berjasa dalam menggalang dinamika hubungan Indonesia-Australia, yang sekaligus merupakan siswa tamu pada urutan awal pertukaran Perwira Siswa tingkat Command and Staff College di Canberra.
Acara Lecture yang sudah baku dan teratur dengan baik, dimulai dengan makan malam bersama yang kemudian dilanjutkan dengan presentasi topik bahasan serta sesi tanya jawab. Di luar dugaan, cukup banyak peserta yang antusias mengikuti Nite Lecture Series kali ini.
Sebuah kehormatan bagi saya pribadi, memperoleh kesempatan berbagi sebagai penyaji materi tunggal di malam itu.
Respons hadirin dalam sesi diskusi dan tanya jawab sebagai refleksi dari perhatian yang cukup baik terhadap masalah pengelolaan wilayah udara sangat membantu dalam membangun atmosfer positif dari hubungan baik Indonesia-Australia.
Wakil Duta Besar Australia yang kebetulan duduk bersama dengan saya dalam satu meja, mengutarakan bahwa masalah keudaraan memang jarang dibahas, tidak saja di Indonesia akan tetapi juga di Australia.
Beliau, sebagai diplomat karier yang pernah menjadi duta besar Australia di Vietnam sangat sepaham dengan bagaimana permasalahan wilayah udara di kawasan Pasifik sudah waktunya memperoleh perhatian yang cukup dan porsional.
Australia sendiri, dalam buku putih versi terakhir menyebutkan tentang bagaimana Australia harus bersikap dalam menghadapi tantangan ke depan yang dinamakannya sebagai “Abadnya Asia”.
Berpindahnya pertumbuhan ekonomi dunia dari kawasan Atlantik ke kawasan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia sudah terjadi. Salah satu pendorong utama dari pertumbuhan ekonomi yang beralih ke wilayah Pasifik adalah “Air Transportation”. Pada titik inilah, di tengah-tengah berkembangnya dengan pesat perhubungan udara di kawasan Pasifik, terutama diwilayah ASEAN dan Australia harus diwaspadai tentang hakikat ancaman yang tengah melanda dunia belakangan ini yaitu terorisme dan drug trafficking.
Tragedi 911 di tahun 2001 menunjukkan dengan jelas tentang bagaimana teroris dapat dengan mudah memanfatkan penerbangan sipil komersial dalam menjalankan aksinya.
Tidak hanya pertumbuhan air traffic yang patut dikawal dalam aspek security, akan tetapi aturan Internasional dalam wilayah hukum udara dan hukum laut dapat saja menjadi ganjalan dalam kerja sama regional antara negara-negara di kawasan.
Dengan mengantisipasi lebih awal mengenai potensi konflik yang mungkin saja terjadi, maka diharapkan ke depan, apabila muncul sengketa, maka akan jauh lebih mudah untuk dapat diatasi. Mudah-mudahan.
Dirgahayu IKAHAN-SAG, semoga hubungan baik Indonesia-Australia dapat senantiasa terjaga dalam koridor yang sehat dan berlandas kepada mutual respect dan mutual trust.