Pada hari Minggu malam tanggal 15 September 2019 saya dan isteri tengah menghadiri acara perkawinan di Wisma Samudera Kelapa Gading Jakarta. Ditengah-tengah obrolan ringan dengan beberapa kerabat dan teman yang hadir di malam hari itu, isteri saya mengabarkan bahwa Pak Roesman baru saja meninggal dunia dengan tenang di rumahnya di Jati Waringin Jakarta Timur. Inalilahi Wainailaihi Rojiun, semoga Pak Roesman di ampuni dosa-dosanya dan diterima semua amal ibadahnya serta diberikan tempat yang layak disisi Tuhan Yang Maha Esa serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan menghadapi ini semua, Amin YRA. Segera setelah selesai acara di perkawinan, malam itu juga saya dan isteri langsung menuju kediaman almarhum di Jati Waringin. Di kediaman sudah berkumpul keluarga dekat dan sahabat serta kolega dan para tetangga di Kompleks Angkatan Udara itu.
Keesokan harinya, saat upacara pemakaman di TMP Kalibata, saya menyempatkan diri untuk memberikan penghormatan terakhir kepada beliau. Tampak pula hadir, Mantan Wakil Presiden RI Jenderal TNI Purn Try Sutrisno.
Marsda TNI Roesman , jabatan terakhirnya adalah Panglima Kostranas dan setelah itu, di masa Purnawira masih memperoleh kepercayaan untuk bertugas sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia. Saya sendiri mengenal Pak Roesman untuk pertamakali saat beliau menjabat sebagai Gubernur Akabri Udara ditahun 1969-1970. Ketika itu saya masih berstatus sebagai Karbol (Taruna) Akabri Udara. Hubungan saya dengan beliau dan keluarga cukup dekat dan saya banyak sekali belajar tentang Angkatan Udara dan juga mengenai makna dari sebuah kehidupan. Hubungan antara saya dengan Pak Roesman laksana hubungan antara murid dan guru dan tidak terputus ketika beliau memasuki masa pensiun. Saat beliau menjabat sebagai Duta Besar saya sempat berjumpa lagi di Canberra yang dikala itu saya bertugas menerbangkan pesawat Hercules VIP mengantar Panglima ABRI Jenderal TNI Try Sutrisno pada kunjungan resminya ke Australia. Berikutnya ketika menjabat sebagai Komandan Pangkalan Sulaiman di Margahayu Bandung, beberapa kali saya masih sempat pula menemani beliau bermain Golf di Pangkalan.
Demikian juga saat saya sudah memasuki masa purnawira, tetap ada beberapa kali kesempatan bertemu dengan beliau. Pada setiap perjumpaan, selalu saja kami terlibat dalam diskusi yang penuh dengan pelajaran. Sebagai seorang senior yang sarat dengan pengalaman, Pak Roesman tidak pernah lelah berbagi nasihat, petuah dalam kita menjalani kehidupan di dunia fana ini, yang pada intinya harus senantiasa berlandas pada sikap saling menghargai satu dengan lainnya. Tidak semata menggurui, akan tetapi cerita-cerita yang disampaikan beliau selalu penuh dengan ajaran-ajaran tentang bagaimana kita memaknai tentang kehidupan. Beliau sejatinya adalah seorang Guru, yang sejak pertama kali berjumpa sebagai Gubernur Akabri Udara memang selalu menyampaikan pelajaran-pelajaran tentang Ke Angkatan Udara-an, tentang prinsip-prinsip dasar Sistem Pertahanan Udara Nasional , tentang Kepemimpinan dan juga mengenai Keperwiraan serta Airmanship. Banyak sekali contoh keteladanan yang ditunjukkannya kepada kami semua sejak masih berstatus Calon Perwira hingga menjalani karier di Angkatan Udara. Pak Roesman adalah Guru para Perwira Angkatan Udara.
Selamat Jalan Pak Roesman, Selamat Jalan Pak Guru Angkatan Udara.
Jakarta 17 September 2019