Membaca Isra Mi’raj dalam Lensa Erich von Däniken
Kisah-kisah spiritual dan religius sering kali menyimpan lapisan makna yang lebih dalam, tidak hanya secara teologis, tetapi juga dalam dimensi simbolik, filosofis, dan bahkan spekulatif. Salah satu wacana alternatif yang mencoba menafsirkan ulang narasi-narasi sakral adalah pendekatan paleocontact, yaitu hipotesis bahwa peradaban manusia kuno pernah berinteraksi dengan makhluk luar angkasa. Pendekatan ini dipopulerkan oleh Erich von Däniken melalui karya kontroversialnya Chariots of the Gods? (1968), yang menafsirkan berbagai peristiwa religius sebagai bentuk kontak antara manusia dan makhluk ekstraterestrial.
Tafsir Alternatif von Däniken atas Isra Mi’raj
Dalam Chariots of the Gods?, von Däniken menyatakan bahwa banyak teks suci agama yang sebenarnya mengandung deskripsi kuno tentang teknologi maju—namun karena keterbatasan bahasa dan pemahaman zaman, teknologi tersebut ditafsirkan sebagai mukjizat atau intervensi ilahi[1]. Menurutnya, pengalaman spiritual seperti yang dialami Nabi Muhammad dapat pula dibaca sebagai interaksi dengan teknologi luar bumi.
Von Däniken menyoroti kecepatan perjalanan yang luar biasa dalam Isra Mi’raj, penggunaan kendaraan bernama Buraq —digambarkan sebagai makhluk bersayap yang melaju secepat kilat—serta perjalanan vertikal Nabi Muhammad ke langit-langit bertingkat dan interaksinya dengan makhluk-makhluk surgawi (para nabi dan malaikat), sebagai petunjuk bahwa yang dialami adalah pengalaman abduction atau perjalanan luar angkasa dengan wahana teknologi tinggi[2].
Komparasi dengan Tradisi Agama Lain
Von Däniken tidak hanya menyoroti Islam. Ia juga menyandingkan kisah Isra Mi’raj dengan mitologi dan kisah suci lain yang menggambarkan “kendaraan terbang” atau “perjalanan ke langit”. Dalam tradisi Yahudi misalnya, Nabi Elia diceritakan naik ke langit dengan “kereta berapi” (2 Raja-Raja 2:11), sedangkan dalam kisah Mahabharata dari India, terdapat deskripsi tentang vimana, kendaraan terbang para dewa yang dilengkapi senjata energi dan dapat terbang ke luar angkasa[4].
Menurut von Däniken, kesamaan pola naratif ini mengisyaratkan satu hal: umat manusia di berbagai penjuru bumi mungkin pernah mengalami interaksi dengan makhluk cerdas non-manusia yang disalahpahami sebagai dewa atau malaikat karena keterbatasan konseptual mereka pada zaman itu.
Kritik terhadap Hipotesis von Däniken
Meskipun teorinya mengundang rasa ingin tahu dan membuka ruang tafsir alternatif, pendekatan von Däniken juga menuai kritik tajam dari kalangan ilmuwan, teolog, dan arkeolog. Banyak yang menyebut hipotesisnya sebagai bentuk pseudoarchaeology yang tidak berbasis pada metode ilmiah yang valid. Ia juga dituding mengabaikan konteks linguistik dan historis teks-teks suci yang ia tafsirkan[5].
Selain itu, pendekatan von Däniken sering kali dinilai bersifat euro-sentris dan merendahkan kebudayaan kuno non-Barat dengan menyiratkan bahwa semua pencapaian mereka tidak mungkin dicapai tanpa bantuan makhluk luar angkasa[6].
Penutup
Isra Mi’raj, sebagaimana dipahami dalam teologi Islam, adalah pengalaman spiritual yang luar biasa, menegaskan hubungan vertikal antara manusia dan Tuhannya. Namun, dalam lensa von Däniken, peristiwa ini mungkin mengindikasikan jejak kuno dari kontak dengan peradaban luar angkasa yang teknologinya jauh melampaui manusia. Meski masih sangat spekulatif dan tidak dapat diterima sebagai fakta ilmiah, pendekatan ini memperkaya cakrawala tafsir terhadap sejarah dan spiritualitas manusia.
Daftar Referensi
- Erich von Däniken, Chariots of the Gods? Unsolved Mysteries of the Past, (New York: Putnam, 1968), hlm. 35.
- Ibid., hlm. 62–65.
- Hynek, J. Allen, The UFO Experience: A Scientific Inquiry, (Chicago: Henry Regnery, 1972), hlm. 145.
- David Hatcher Childress, Technology of the Gods: The Incredible Sciences of the Ancients, (Kempton, IL: Adventures Unlimited Press, 2000), hlm. 97–103.
- Jason Colavito, The Cult of Alien Gods: H.P. Lovecraft and Extraterrestrial Pop Culture, (Prometheus Books, 2005), hlm. 210–212.
- Ronald Story, The Space-Gods Revealed: A Close Look at the Theories of Erich von Däniken, (New York: Harper & Row, 1976).
Jakarta 29 Maret 2025
Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia