Topik minggu ini adalah Anggodo. Segera setelah diputarnya rekaman di Mahkamah Konstitusi, terperangahlah kita semua terhadap kenyataan yang begitu terang benderang bagaimana “mafia peradilan” yang selama ini sudah menjadi “rahasia umum”, ditampilkan secara resmi dipanggung institusi terhormat negeri ini. Suatu konfirmasi dari apa yang selama ini telah menjadi pergunjingan masyarakat luas. Sungguh menyedihkan sekali.
Tidak cukup hanya konfirmasi yang berupa diputarnya rekaman percakapan tentang bagaimana seorang Anggodo yang seolah mempunyai wewenang komando dan kendali terhadap pejabat tinggi pemerintah dibidang hukum. Konfirmasi lebih jauh, ditunjukkan pula dengan “vulgar” oleh Anggodo sendiri.
Kalau kita semua sempat melihat, saat Anggodo dihadapkan kepada forum Tim-8 dibawah pimpinan Buyung Nasution, maka itulah salah satu pertunjukkan yang memberikan konfirmasi terang benderang bahwa si Anggodo itu ternyata memang seorang “mafioso”. Seorang yang sudah sangat “familiar” berhadapan dengan pejabat tinggi dan beraksi di gedung pemerintahan yang seolah sama sekali tidak mempengaruhi penampilannya.
Lihat, bagaimana dia yang sebenarnya berperan sebagai seorang “pesakitan” ternyata dapat tampil tetap sebagai “bos”. Dia berkata bahwa, dia bersedia diperiksa sampai tuntas, akan tetapi jangan di “estafet” ya, saya sudah tua. Bayangkan, dengan tenangnya dia malah mengatur pola kerja Tim-8 dan tidak tanggung-tanggung, dia mengutarakannya langsung kepada Buyung Nasution yang duduk berhadap-hadapan di ruang kerja Wantimpres.
Bahasa tubuhnya, telah mendemonstrasikan bahwa memang dia sudah biasa “petentengan” diruang pejabat tinggi negara. Sama sekali tidak ada unggah ungguh nya, meskipun opini masyarakat setelah mendengar rekaman di MK sebenarnya sudah menempatkan dirinya sebagai “biang kerok” terjadinya huru hara ini. Anggodo sama sekali tidak terpengaruh, terlihat dia tampil sebagai seorang yang biasa mengambil keputusan dalam kasus apapun ! Bukan Main ! Itulah Anggodo sang Mafioso.
Tidak aneh, bila kemudian muncullah foto Anggodo yang menggunakan pakaian seragam Polri, yang di usung-usung banyak orang di Bunderan HI. Jangan-jangan dia tidak hanya seorang Mafioso, akan tetapi ternyata seorang Don Corleone, yang biasa tidak banyak omong keculai hanya memberikan perintah singkat saja : “Kill ! “. Jangan-jangan dia juga yang mengatur sendiri untuk berhenti pemeriksaan dan kemudian beristirahat di Rumah Sakit sambil ongkang-ongkang kaki seraya tersenyum lebar, betapa republik ini tengah porak poranda oleh ulah dia. Kasian sekali.