Jalan menuju Halim sudah sangat berubah sejak beberapa waktu lalu, karena saat penerbangan sipil diselenggarakan lagi di Bandara Halim, maka jalan menuju Halim tidak pernah lagi sepi, aman dan damai. Terkenang ketika kegiatan Penerbangan sipil pindah ke Cengkareng, sebenarnya Pangkalan Udara Halim telah menemukan jati dirinya kembali sebagai sebuah Pangkalan Angkatan Udara yang “relatif” tertutup. Tertutup dalam arti posisi sebagai sebuah Pangkalan Militer yang merupakan basis dari sekian banyak Skadron Udara sekaligus Pusat Kendali dan Markas Besar Pengawasan serta Pengendalian Pertahanan Udara Nasional. Sebuah institusi yang merupakan lokasi berlabel “restricted area” dari jajaran pertahanan keamanan negara. Halim memang sudah ramai menjadi kawasan yang terbuka bebas bagi umum dan siapa saja, terutama untuk kegiatan penerbangan sipil komersial di tanah air. Orang memang jauh lebih menyukai bepergian dari Lanud Halim dibanding harus bermacet ria ke atau dari Cengkareng.
.
Halim sudah berkembang demikian pesat , sejak pertama kali digulirkan solusi dari pemecahan masalah amburadulnya Cengkareng sebagai akibat kelebihan kapasitas dengan merujuk Halim dengan judul “optimalisasi Lanud Halim” yang terdengar puitis dan manis sebagai pelipur lara bagi para penumpang yang berdesakan hingga delay yang nyaris 10 hingga 12 jam terlantar di Cengkareng. Di awal, sebenarnya telah disetujui Pangkalan Halim memberikan slot penerbangan 74 take off landing dalam satu hari agar tidak terlalu mengganggu kegiatan rutin Angkatan Udara di Halim. Yang istimewa adalah, walau pelataran parkir sempit dan gedung terminal yang selalu penuh sesak, akan tetapi orang memang lebih menyukai datang dan pergi dari Halim. Itu sebabnya, maka dari hari ke hari, slot penerbangan merangkak naik dari 74 take off landing dalam satu hari, sekarang ini sudah mencapai angka lebih darai 150 take landing dalam satu harinya
.
Belakangan ini sudah mulai banyak juga penerbangan yang mengalami delay karena kepadatan kegiatan penerbangan di Halim yang berbenturan dengan kegiatan Angkatan Udara. Keluhan penumpang sudah mulai pula bermunculan. Para penumpang sudah mulai mengeluh , karena penerbangan mereka sudah mulai sering terganggu oleh kegiatan Angkatan Udara di Halim. Menjadi tidak jelas siapa yang mengganggu dan siapa pula yang terganggu. Sebentar lagi, akan banyak lagi gangguan dari pekerjaan yang merupakan bagian dari persiapan pembangunan Stasiun KA cepat di Halim. Tidak mustahil setelah aktifitas dari jalur Kereta Api Cepat di Halim, akan banyak pula keluhan dari para penumpang terhadap kegiatan Angkatan Udara di sekitar Halim. Sulit membayangkan bagaimana mengatur lallulintas dari hilir mudiknya para penumpang pengguna jasa penerbangan dan Kereta Api Cepat di Halim. Yang pasti adalah akan banyak keluhan para penumpang KA dan Pesawat Terbang yang merasa terganggu dengan banyak kegiatan Angkatan Udara di Halim. Mungkin sudah saatnya berpikri terbalik dari logika yang ada. Pada titik ini, memang sudah saatnya Angkatan Udara berpikir ulang agar kegiatannya di Halim tidak sampai mengganggu lalulalang kepentingan penumpang yang bepergian dari dan ke Halim menggunakan Kereta Api Cepat dan Pesawat Terbang. Kegiatan Angkatan Udara sebagai penjaga kedaulatan dan martabat bangsa di udara idealnya memang tidak boleh mengganggu kenyamanan masyarakat luas dalam bepergian menggunakan transportasi KA dan Pesawat Terbang. Sudah saatnya memikirkan, kemana Pangkalan Angkatan Udara harus dipindahkan agar tidak mengganggu perkembangan dari slot penerbangan sipil. komersial di tanah air yang kelihatannya terus digenjot.
Dalam silaturahmi dengan kolega di Halim , saya memang mendiskusikan banyak hal tentang kedirgantaraan yang diantaranya adalah mengenai tumbuh pesatnya dunia penerbangan sipil komersial di tanah air. Semoga kedepan manajemen dan pengelolaan sistem transportasi kita dapat diselenggarakan lebih baik lagi sehingga tidak terjadi friksi antar kepentingan pada masalah-masalah yang berkait dengan sistem pertahanan keamanan negara.