Saya baru saja menerima email dari seorang sahabat saya di mancanegara. Dia sering sekali mengirim tulisan, gambar, humor dan apa saja yang isinya terkadang sangat menggugah dan memberikan inspirasi bagi saya. Beberapa telah saya “indonesia” kan dan beberapa juga sudah saya posting di blog ini. Karib saya ini memang memiliki hobi berbagi, jadi dia pun tidak pernah perduli dengan apakah saya merespon atau membalas kirimannya atau apapun. Dia tetap saja ,mengirim sesuatu lewat email, paling tidak 2 atau 3 dalam satu minggu.
Ada yang langsung saya balas dan ada juga yang beberapa hari kemudian saya balas, dan bahkan lebih banyak saya diamkan saja. Yang mengagumkan adalah kirimannya itu tidak pernah berhenti. Beberapa diantaranya, memang ada yang berupa surat dalam konteks pertemanan dengan beberapa teman lainnya di negara lain, dan tentu saja untuk yang ini saya segera membalas atau meresponnya “as soon as possible”. Akan tetapi yang lainnya, mengalir saja bahkan seperti aliran yang satu arah. Cerita, lelucon, nasehat, informasi tentang kesehatan dan banyak lagi lainnya.
Pagi ini, ada yang istimewa, karena selain sangat pendek, akan tetapi sangat menyentuh. Saya langsung tergugah untuk segera meng “indonesia” kan dan mem “posting” nya disini. Mudah-mudahan bermanfaat. Uraiannya ini memang pastilah dikutip dari satu sumber yang layak dipercaya, dan bahkan saya yakin sudah banyak juga beredar dibanyak media. Akan tetapi saya berpikir, bahwa bagus juga untuk saya sampaikan disini untuk kita semua. Bagi yang sudah membacanya, anggap saja sebagai “refreshing”, dan bagi yang belum membacanya, saya berharap akan bermanfaat dalam menyikapi hidup ini.
Arthur Ashe, seorang pemain tenis Wimbledon yang legendaris, meninggal dunia karena AIDS, yang diperolehnya dari darah seseorang yang sudah terinfeksi pada saat ia menjalani operasi jantung pada tahun 1983. Dari salah satu surat yang diterima dari penggemarnya pada saat dia sakit dan menderita, ada satu surat yang sangat dalam ber “emphaty” kepadanya, dan diakhiri dengan pertanyaan yang berbunyi sebagai berikut : “Kenapa Tuhan telah memilih anda, untuk terinfeksi AIDS?”
Khusus bagi pertanyaan ini, Arthur Ashe menjawabnya khusus sebagai berikut:
“Dari sekian banyak orang diseluruh dunia, lebih dari 50 juta anak-anak yang mulai bermain tenis, 5 juta mulai belajar bermain tenis, 500.000 diantaranya kemudian belajar menjadi pemain tenis profesional, 50.000 kemudian dapat mengikuti pertandingan-pertandingan besar, 5000 kemudian dapat mencapai putaran “grand slam”, selanjutnya hanya 50 yang dapat bergabung di Wimbledon, kemudian hanya 4 orang yang akan mampu mencapai babak “semi final”, 2 orang akan menuju final dan pada saat itu, saya lah yang keluar sebagai sang “juara”. Pada saat itu, saya kan tidak bertanya kepada Tuhan, “kenapa saya” , nah saat ini, pada saat saya menderita sakit menjelang ajal, saya pun tidak akan bertanya “kenapa saya”, jadi… hari ini, kenapa saya harus bertanya kepada Tuhan : “kenapa saya ?”.
Kebahagiaan akan membuat anda “cantik”
Cobaan akan membuat anda “kuat”
Kesusahan membuat anda “humanis”
Kegagalan akan membuat anda “baik hati”
Sukses akan membuat anda “gemerlapan”, akan tetapi hanya niat dan sikap yang baik yang akan membuat anda “dihargai” orang lain. Jadi…. jangan tanya “Kenapa harus saya?”