Pada tanggal 5 September 2019 telah dilangsungkan pertemuan bulanan tempat belajar tentang kedirgantaraan Indonesia, atau Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) yang ke 9 bertempat di Noble House, kawasan Mega Kuningan. Seperti diketahui bahwa PSAPI telah mulai aktifitasnya sejak Bulan Januari 2019 dengan pertemuan bulanan dari para praktisi dan akedemisi berkait bidang kedirgantaraan yang menaruh perhatian besar terhadap kemajuannya di Indonesia. Berkumpulnya para praktisi dan akademisi yang “concern” pada bidang kedirgantaraan ini memiliki keinginan yang besar agar Indonesia dapat mensejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain di dunia dalam aspek “air and space”.
Pertemuan bulanan telah diawali di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Bulan Januari dan Februari. Pertemuan selanjutnya dilakukan dengan model semacam “road show” untuk memperkenalkan PSAPI ke masyarakat luas. Berlanjut bulan Maret di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya,kemudian di Yon Bahar Law Firm dan pada bulan Mei dilangsungkan di PT Sintesa Group. Selanjutnya di BSA Logistik Sinar Mas Group dan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia serta terakhir di Kementrian Perhubungan.
Pada pertemuan pagi tadi (5 September 2019) telah bergabung Dr Kusnanto Anggoro, peneliti – analis politik dan militer yang banyak menyampaikan berbagai ide serta gagasan yang dapat diperankan oleh PSAPI kedepan. Bersamaan dengan itu telah datang pula bergabung dalam PSAPI Dr. Sheila Tobing, putri dari Komjen Pol Purn Posma L Tobing. Sheila sempat memaparkan secara singkat tentang isu hangat dan sangat menarik belakangan ini dalam pengembangan “Drone”. Ph.D lulusan Australia ini , obyek penelitiannya di UNSW , University of New South Wales Canberra adalah tentang hal yang berkait dengan unmanned planes with flapping wing. Penelitian ini memberikan harapan besar dalam dunia penerbangan yang akan memperoleh teknologi “baru” pada penggunaan pesawat tanpa awak, yaitu flapping wing yang akan jauh memiliki kemampuan membawa load yang lebih besar.
Pertemuan kali ini telah lebih memperluas cakupan wawasan PSAPI dengan kedatangan Dr Kusnanto Anggoro dan Dr Sheila Tobing. Semoga kedepan, akan lebih banyak lagi anak-anak muda praktisi dan akademsi yang berminat dan perduli pada bidang kedirgantaraan di Indonesia. Dengan demikian maka cita-cita pusat studi ini untuk berperan sebagai Think-Tank bidang kedirgantaraan yang dapat berkontribusi positif dapat segera terwujud.
Pada kesempatan tersebut telah dibagikan pula kepada para peserta Buku FIR diatas Kepulauan Riau yang merupakan produksi bersama antara PSAPI dengan PBK, Penerbit Buku Kompas yang telah diluncurkan pada tanggal 10 Agustus 2019 yang baru lalu.
Setelah membahas berbagai isu penerbangan menyangkut tentang kecelakaan dan mekanisme ganti rugi berkait dengan asuransi serta beberapa topik lainnya, pertemuan di tutup oleh Tuan Rumah Prof Dr Supancana yang telah berbaik hati memfasilitasi “monthly meeting” ke 9 PSAPI kali ini. Pertemuan bulan depan, kemungkinan besar akan diselenggarakan bersamaan dengan acara temu awak media sektor perhubungan. Materi menarik dan up to date dalam dunia penerbangan di Indonesia harus dapat tersosialisasikan dengan baik ke masyarakat luas, selain berperan juga dalam menyumbangkan saran tanggapan ke para pengambil keputusan di tingkat Strategis.
Saya ingin menutup artikel singkat ini dengan mengutip kata-kata Davdi Ben Gurion :
”A high standard of living, a rich culture, spiritual, political and economic independence……..are not possible without full of aerial control”.
Jakarta 5 September 2019.
PSAPI untuk Tanah Air Udara ku Indonesia.
Nenek Moyangku Orang Pelaut, anak cucuku Insan Dirgantara.