Belakangan ini ditengah gonjang ganjing nya kasus Bibit dan Chandra, maka ada satu hal menarik yang dapat kita saksikan sebagai suatu pembelajaran membangun karakter dan integritas kita.
Gambar besarnya adalah, yang kita semua tengah saksikan yaitu, sengketa Polisi dan Jaksa versus KPK, dengan topik kriminalisasi pimpinan KPK, yang membuat semua gaduh tiada tara. Mungkin saking ribetnya sampai pimpinan yang tertinggi pun kemudian merasa perlu untuk membentuk Tim terlebih dahulu sebelum dapat mengambil keputusan.
Nah, dalam dinamikanya kemudian muncullah aneka “talk show” yang menampilkan tokoh-tokoh pembicara yang mewakili kepentingan kedua pihak yang tengah berseteru. Sangat mudah kelihatan, siapa yang memihak suara hati nurani rakyat banyak, dalam hal ini “kebenaran” dan mereka yang mewakili kepentingan golongan atau kelompoknya saja.
Yang menarik adalah, kita dapat melihat orang-orang yang tampil berbicara itu. Dalam hal ini, juga sangat mudah terbaca, siapa yang masuk golongan “mementingkan” golongan dan kelompok nya saja dan mereka yang berpihak pada kebenaran. Mengapa demikian ? karena hal tersebut segera dapat ditangkap dari gaya dan isi pembicaraannya yang sekedar “ngeyel” saja, atau mereka yang berargumentasi akal sehat.
Disinilah pula akan muncul wajah-wajah dari mereka yang memiliki “integritas” dan ber “karakter”.
Integritas lebih kurang adalah ujud dari orang yang memiliki konsep dalam berbuat sesuatu dengan selalu konsisten dalam tindakannya yang senantiasa mengacu kepada metoda, ukuran, prinsip, ekspektasi dan norma-norma serta nilai yang memang dianutnya.
Orang yang seperti ini sering juga disebut sebagai orang yang ber “karakter” atau ber “kepribadian”. Orang yang tidak mudah untuk berubah sikapnya hanya karena di iming-imingi jabatan atau dikasih uang dan atau bentuk materi lainnya. Pagi hari dia bisa berkata A dan dengan mudah sore hari dia bisa berkata B, karena sudah dikasih “duit”.
Orang yang begini ini digolongkan dan biasanya disebut sebagai kelompok “hipokrit” atau “munafik”.
Nah, ada bagusnya juga dalam mengikuti perkembangan gonjang ganjing nya Bibit dan Chandra yang berlarut-larut karena “keputusan” sang Komandan yang tidak juga kunjung tiba, yang dengan demikian maka rakyat dapat melihat “tontonan” gratis dari para tokoh-tokoh nya yang muncul setiap jam di Radio ,Televisi dan setiap hari di Koran-koran.
Keuntungannya adalah, kemudian kita semua dapat dengan mudah melihat para tokoh-tokoh itu, dengan penampilannya masing-masing, siapa yang memiliki “integritas” dan siapa pula yang “munafik”. Ini adalah benar-benar suatu panggung yang “genuine”, bagi mereka yang tampil, tanpa dapat berpura-pura. Kita semua dapat tersenyum-senyum kecil menyaksikan betapa “munafik” nya seseorang dari jawaban-jawaban yang “bodoh” dan penuh emosi dan betapa pula tingginya integritas mereka yang senantiasa menjawab dengan argumentasi dengan akal sehat serta menyampaikannya dengan “tenang”. Atau kita dapat pula melihat mereka yang senantiasa tersenyum-senyum kecil seolah tidak bersalah dan berusaha tetap tenang, namun keluar pernyataan dan jawaban yang :”ngalor-ngidul”. Benar-benar hiburan yang menyenangkan untuk ditonton !
Itulah tontonan menarik sepanjang 2 minggu terakhir ini yang berjudul “Polisi” versus” KPK”, eh Oknum Polisi Versus Oknum KPK, he he he he he h e….
Katanya…. tontonan ini semoga jangan cepat berlalu !