10 Juni 1990, penumpang pesawat British Airways Flight 5390 dari Birmingham ke Málaga tidak pernah membayangkan pengalaman mengerikan yang akan terjadi. Ini adalah salah satu kisah bertahan hidup paling luar biasa dalam sejarah penerbangan, pilot tersedot keluar dari pesawat di tengah penerbangan karena kaca jendela kokpit yang pecah. Sang Pilot dapat selamat dengan hanya karena tertahan pada bingkai jendela selama 20 menit yang sangat menegangkan.
Turunnya tekanan udara dalam kabin atau dekompresi yang tiba-tiba terjadi di pesawat dapat menimbulkan bahaya besar bagi nyawa penumpang di dalamnya. Tapi pada kejadian di tanggal 10 Juni 1990, keajaiban telah terjadi dan semua penumpang berhasil selamat dalam sebuah proses yang sulit dipercaya. Ini adalah kisah luar biasa dan sekaligus mengerikan dari penerbangan British Airways BA Flight 5390 yang patut direnungkan untuk memetik pelajaran berharga agar tidak terulang kembali.
Pada hari itu tanggal 10 Juni 1990, BA 5390 menerbangkan rute penerbangan wisata favorit dan terkenal bagi turis Inggris yang ingin menuju Bandara Málaga–Costa del Sol (AGP) di Spanyol.
Pada hari musim panas yang hangat itu, penerbangan berangkat dari Birmingham dengan mengangkut 81 penumpang dan enam awak dengan pesawat BAC 1-11-500. Pesawat yang digunakan dalam penerbangan ini adalah pesawat BAC One-Eleven yang kapasitas maksimalnya mampu membawa 119 penumpang. Penerbangan berangkat dari Birmingham pada pukul 08:20 waktu setempat.
BAC 1-11 adalah pesawat jet Inggris yang sangat sukses selama tahun 1960-an. Pada bulan Desember 2012, operasional terakhir BAC One-Eleven di Inggris, yang terus terbang sebagai pesawat militer, dipensiunkan. Tercatat pesawat BAC One-Eleven yang terbang terakhir dan dipensiunkan adalah penerbangan oleh Northrop Grumman pada 7 Mei 2019, setelah bertugas sebagai testbed (pendamping penerbangan percobaan) untuk pesawat F-35.
Pesawat yang mengalami insiden tersebut, BAC 1-11-500, bukanlah pesawat terbang baru. Penerbangan pertamanya dilakukan pada tahun 1971 dan sebelumnya telah diterbangkan untuk berbagai maskapai penerbangan Jerman dan Inggris sebelum bergabung dengan British Airways pada tahun 1988.
Penerbangan BA 5390 ketika itu dikemudikan oleh Timothy Lancaster yang berusia 42 tahun, seorang kapten berpengalaman dengan lebih dari 11.000 jam terbang, termasuk 1.075 jam pada tipe BAC One-Eleven. Co-pilotnya adalah Alastair Atchison yang berusia 39 tahun, yang telah mencatat lebih dari 7.500 jam terbang, dengan 1.100 di antaranya di BAC One-Eleven. Sebagai catatan saja, penerbangan ini bukan penerbangan yang terjadwal alias tidak rutin.
Dekompresi mendadak
Saat lepas landas, penerbangan berada di bawah kendali Co Pilot Alastair Atchison, yang kemudian menyerahkan kendali kepada Kapten Tim Lancaster saat pesawat terus melanjutkan menanjak. Hanya 13 menit setelah lepas landas pada pukul 08:20 waktu setempat, penerbangan mencapai ketinggian 17.300 kaki (5.300 m) di atas Didcot, Oxfordshire, dan awak kabin bersiap untuk memberkan layanan makan bagi penumpang. Menariknya, kedua pilot telah melepaskan sabuk pengaman bahu mereka dan Lancaster, Sang Kapten telah mengendurkan sabuk pengaman dikursinya sebelum insiden terjadi.
Ledakan keras terdengar saat kaca depan kiri di sisi Kapten Lancaster terpisah dari badan pesawat bagian depan, menyebabkan dekompresi mendadak.
Hal ini mengakibatkan Lancaster terdorong keluar dari pesawat oleh udara yang mengalir deras dari dekompresi, dengan hanya kakinya yang tersangkut di kontrol penerbangan yang mencegahnya tersedot sepenuhnya keluar dari pesawat. Kepala dan tubuhnya tetap berada di luar pesawat, dengan cepat terkena angin dan hawa dingin yang ekstrim. Akibatnya, autopilot terlepas sehingga menyebabkan pesawat turun dengan cepat. Pramugari Nigel Ogden sedang memasuki kokpit pada saat ledakan dan dengan cepat menyadari parahnya situasi. Kabin kemudian dipenuhi kondensasi sebelum pesawat mulai turun dengan cepat. Dekompresi menyebabkan pintu kokpit runtuh ke dalam dan macet menahan kontrol throttle.
Saat pesawat menambah kecepatan karena turun dengan cepat, dokumen pesawat dan barang-barang kecil lainnya tersedot keluar dari kokpit sementara beberapa puing berhembus dari kabin penumpang. Sebagai reaksi otomatis, Atchison memutuskan untuk melanjutkan penurunan ke ketinggian yang aman untuk mendapatkan kembali tekanan udara dan kadar oksigen yang cukup, karena pesawat tidak memiliki suplai oksigen tambahan yang cukup untuk kebutuhan semua penumpang dan awak.
Sementara itu, awak kabin memasuki kokpit untuk memegang sekuat tenaga pada tubuh Lancaster, karena khawatir akan tersedot, tertelan ke dalam mesin atau bahkan akan merusak sayap pesawat jika dilepaskan. Ogden meraih sabuk Lancaster sementara petugas lainnya mengamankan benda lepas dan menginstruksikan penumpang untuk bersiap melakukan pendaratan darurat.
Atchison mengaktifkan kembali autopilot dan melakukan panggilan darurat ke Control Tower, tetapi komunikasi menjadi sulit karena kebisingan angin. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam menetapkan prosedur darurat. Akhirnya, Ogden kelelahan karena berpegangan pada Lancaster, dan pramugari John Heward dan Simon Rogers mengambil alih. Kepala kapten berulang kali membentur badan pesawat dan, pada titik ini, kru percaya dia sudah mati. Namun Atchison menginstruksikan mereka untuk terus berpegangan padanya untuk mencegah potensi kerusakan pada pesawat.
Pendaratan darurat di bandara Southampton
Atchison akhirnya mendapatkan kembali kendali atas pesawat dan berhasil menerima izin dari pengawas lalu lintas udara untuk melakukan pendaratan darurat di Bandara Southampton (SOU). Sementara itu pramugari dengan susah payah berhasil membebaskan pergelangan kaki Lancaster dari kontrol kolom kemudi pesawat sambil terus memeganginya. Pada pukul 08:55 waktu setempat, Penerbangan 5390 berhasil mendarat, meskipun ada kekhawatiran besar bahwa landasan pacu mungkin terlalu pendek untuk BAC 1-11-500 yang ketuka itu masih sarat bahan bakar.
Lancaster mengalami beberapa luka, termasuk radang dingin, memar, dan patah tulang di lengan dan tangannya, sementara Ogden juga menderita radang dingin, lengan yang terluka, dan bahu yang terkilir. Meski mengalami luka parah, keduanya selamat dari cobaan itu. Tidak ada cedera lain yang dilaporkan.
Pendaratan berlangsung 35 menit setelah lepas landas dari Birmingham. Secara total, Lancaster terkurung di luar kokpit selama lebih dari 20 menit, menyebabkan rekan-rekannya mengkhawatirkan nyawanya dan nyawa penumpangnya.
Investigasi segera dilakukan untuk menentukan penyebab insiden BA Flight 5390. Baut yang menahan kaca depan pada tempatnya, dan jendela yang hilang, ditemukan di Cholsey, Oxfordshire, sekitar 5,5 mil (9 km) dari lokasi terjadinya dekompresi. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, penyelidik menemukan bahwa baut yang digunakan untuk menahan panel kaca depan terlalu sempit dan pendek, akibat langsung dari malpraktik di fasilitas pemeliharaan British Airways di Birmingham. Baut-baut ini telah dipasang selama pemeliharaan 27 jam sebelum kejadian berlangsung.
Penyelidik menemukan bahwa 84 baut yang digunakan berdiameter 0,026 inci (0,66 mm) terlalu kecil, sedangkan enam lainnya berdiameter benar tetapi 0,1 inci (2,5 mm) terlalu pendek. Perbedaan yang tampaknya kecil ini berarti baut tidak mampu menahan perbedaan tekanan udara antara kabin dan atmosfer luar, yang menyebabkan dekompresi. Kaca depan pesawat sebelumnya juga telah dilengkapi dengan baut yang salah, meskipun digantikan oleh manajer perawatan shift atas dasar suka-suka tanpa referensi ke log perawatan atau manual pemeliharaan pesawat.
Manajer pemeliharaan shift ditemukan bertanggung jawab untuk memasang baut yang salah yang gagal mengikuti persyaratan British Airways. Penyelidik merekomendasikan agar Otoritas Penerbangan Sipil mendorong kebutuhan personel teknik pesawat untuk memakai kacamata korektif jika diperlukan. Para penyelidik juga mengkritik proses itu sendiri, yang seharusnya mengamanatkan pengujian atau verifikasi oleh orang lain untuk tugas penting ini.
Terakhir, mereka mengaitkan praktik kerja manajer pemeliharaan shift dengan kurangnya pemantauan langsung oleh manajemen Bandara Birmingham. Pada intinya unsur pengawasan dalam proses pemeliharaan pesawat dan mekanisme penyiapan pesawat untuk terbang telah diabaikan. Sebuah kesalahan kecil tampaknya, akan tetapi telah berakibat sangat fatal. Beruntung penanganan kecelakaan yang terjadi telah dapat dengan sukses menyelamatkan sekian banyak nyawa kru dan penumpang. Mereka patut memperpoleh penghargaan atas upaya luar biasa menyelamatkan nyawa penumpang, kru dan pesawat terbang.
Awak British Airways penerbangan 5390 diakui atas kepahlawanan mereka setelah insiden tersebut. Atchison dan pramugari Susan Gibbins dan Ogden dianugerahi Queen’s Commendation for Valuable Service in the Air. Selain itu, Atchison dianugerahi Penghargaan Polaris pada tahun 1992 atas keberaniannya.
Setelah meninggalkan BA, Atchison terbang ke Maskapai Penerbangan lain dan pensiun pada ulang tahunnya yang ke-65 pada Juni 2015. Sementara Lancaster kembali terbang hanya lima bulan setelah insiden tersebut dan juga terbang ke easyJet sebelum pensiun pada 2008.
Insiden yang melibatkan penerbangan British Airways 5390 bukanlah satu-satunya kejadian tentang hilangnya kaca depan saat pesawat dalam penerbangan. 28 tahun setelah kejadian BA 5390, pada 14 Mei 2018, sebuah Airbus A319 milik Sichuan Airlines nomor penerbangan 3U8633 dari Bandara Internasional Chongqing Jiangbei di Tiongkok menuju Bandara Lhasa Gonggar di Tibet mengalami kejadian serupa. 40 menit setelah penerbangan, kaca depan kanan terpisah, menyebabkan dekompresi yang tidak terkendali, dan meskipun mengenakan sabuk pengaman, co pilot tetap tersedot keluar dari pesawat yang berakibat cedera berat setelah pesawat berhasil mendarat darurat dengan selamat.
Jakarta 14 April 2023
Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia