Assalammualaikum Wr Wb,
Hari ini hari Jumat tanggal 29 Januari 2010. Kemarin kita menyaksikan demonstrasi yang katanya “besar-besaran”. Pihak Polisi mengerahkan tidak kurang dari 10.000 personil untuk mengamankan pelaksanaan demo besar yang menyambut 100 hari pemerintahan SBY.
Stasiun televisi beberapa hari sebelumnya dan termasuk hari kemarin telah memberikan banyak informasi tentang demo ini. Tidak itu saja, akan tetapi juga talk show yang digelar dengan menghadapkan para pihak pendemo dengan pihak pemerintah seakan tidak kenal berhenti, bertengkar terus bak debat kusir, sampai malam tadi.
Sangat berlawanan dengan kekhawatiran banyak orang, dan juga sebagaimana terjadi beberapa waktu yang lalu tentang akan terjadinya demo besar, maka pada kenyataannya, jalan-jalan terasa lebih lengang dibanding dengan hari kerja biasa. Demo besar yang katanya akan melibatkan puluhan ribu orang ternyata hanya dilaksanakan sedikit pendemo. Ini satu fenomena yang menjadi sangat menarik.
Salah satu radio asing menurunkan analisis mendalam tentang fenomena ini. Intisarinya, dikatakan bahwa Indonesia kini telah “established”. Indonesia telah “mapan”. Mengapa?
Diuraikan kemudian bahwa Indonesia sejak bergulirnya reformasi, maka yang terjadi adalah tidak lebih dan tidak kurang sebagai berikut : Ada satu pemerintahan, yang tidak begitu jelas visi dan misinya, kemudian dipihak lain ada pihak penentang pemerintah yang kerjanya setiap hari mencari kesalahan-kesalahan pemerintah untuk dapat menjatuhkannya. Pihak ini pun lebih tidak jelas lagi visi dan misinya kecuali hanya ingin menjatuhkan pemerintah yang sedang berkuasa. Maka apa yang terjadi, tidak lebih dari satu pemerintahan yang kerjanya nyaris hanya mati-matian berusaha melawan pihak yang selalu berusaha menjatuhkannya. Itulah kesibukan utama yang telah menjadi menu sehari-hari.
Dipihak lain ada kelompok masyarakat, yang tadinya cukup bingung untuk memposisikan dirinya berada dipihak mana. Beberapa ada yang mencoba bergabung dengan pemerintah, akan tetapi dia merasa tidak melakukan kesalahan ternyata nyaris masuk penjara. Beberapa yang lain, mencoba ikut serta bersama dengan yang anti pemerintah, namun hasilnya, sumber kehidupannya tidak diperoleh dari pihak yang dibelanya ini, bahkan dia pun nyaris bangkrut. Nah, belajar dari kedua pengalaman yang canggih itu, maka kemudian terbentuklah orang-orang yang selanjutnya menjadi mapan dengan sikap yang “apatis” alias EGP. Mungkin mereka kemudian sadar, tidak ada pihak yang memperhatikan nasib mereka semua. Dua pihak terlihat begitu sibuk setiap hari, mulai dari demo, pansus angket, talk show dan entah apa lagi, namun yang pasti tidak ada manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan itu.
Dengan berjalannya waktu, maka kemapanan ini kemudian mulai tampak kepermukaan ujud yang sesungguhnya. Setiap hari pemerintah sibuk menjawab “serangan” pihak penyerang yang anti pemerintah, sementara pihak anti pemerintah setiap hari kerjanya adalah mencari-cari kesalahan yang dibuat pemerintah. Bisa dilihat, mulai dari kasus, mafia peradilan, kasus Bibit dan Chandra, Rumah Sakit Omni, Bank Century, buku Aditjondro, mobil dinas menteri, renovasi rumah DPR, pembangunan pagar istana menjelang kedatangan Presiden AS, pembelian pesawat kepresidenan dan lain-dan lain. Gambar seperti ini bisa dilihat dalam dua hari belakangan ini. Lihat saja talk show “pertengkaran” dengan topik 100 hari pemerintahan baru yang konon sekedar “ikur-ikut” an Obama yang sedang ngetrend !
Jadi, sepertinya Indonesia, sejak reformasi telah terlatih dengan baik, telah “well-trained”, dan kini menjadi mapan dengan sikap yang EGP. Pemerintah sibuk, yang mendukung ya dia-dia juga, pihak yang anti pemerintah lebih sibuk lagi dengan menyerang tiap hari dengan orang-orang yang dia dia juga, dan dipihak ketiga kebanyakan orang lainnya yang sibuk saja sendiri mencari “hidup”, selama kepentingannya tidak terganggu, mereka jalan saja mengalir mengikuti perjalanan sejarah. Orang kini semakin banyak yang menjadi apatis !
Ibarat pesawat terbang, “cockpit crew”, sedang bertengkar terus, beruntung “Auto Pilot” mode sudah “on”, pesawat aman dalam terbang akan tetapi entah akan menuju kemana ? Menunggu sang Pilot berhenti ribut dengan co pilot nya, untuk segera mengambil alih kemudi : ” I control !”, set heading menuju cita-cita bangsa . Tidak tahu Kapan akan terjadi ?
Sedih juga mendengarkan ulasan yang demikian itu. Apakah benar Indonesia telah menjadi seperti itu, apakah benar Indonesia telah “established” ? Apakah benar orang kemudian telah menjadi apatis, telah EGP? Wallahualam Bissawab.
Di hari Jumat ini, marilah kita semua, menggunakan kesempatan yang telah diberikan Allah Swt untuk melakukan introspeksi diri masing-masing, apakah semua yang kita kerjakan ini sudah benar? Apakah kita sudah menjauhi perbuatan – perbuatan dosa ?
Apakah kita semua tidak bersedih HATI?
Malik bin Dinar : “Jika HATI tidak lagi merasa sedih dan gelisah karena dosa, maka yakinlah bahwa HATI itu telah rusak sebagaimana rumah yang runtuh karena sudah tidak dihuni lagi”
Selamat melaksanakan ibadah shollat Jumat !
Assalammualaikum Wr Wb.
Jakarta 29 Januari 2010