Pada suatu pagi yang cerah, seorang komandan Satpol PP dari kantor Walikota Solo menghadap sang Walikota. Pada intinya, pembicaraan si Komandan adalah berupa pengajuan tambahan peralatan yang paling urgen dibutuhkan bagi kesatuannya. Tentu saja hal tersebut berkait erat dengan tugas-tugasnya sehari-hari menjaga keamanan dan ketertiban terutama di kawasan kantor Walikota yang kerap di demo rakyat banyak.
Setelah ditanya Walikota apa saja kebutuhan mendesak dari Satpol PP yang dimaksud ? Sang Komandan memerincinya satu persatu kebutuhannya, yaitu perlengkapan sebanyak 600 pentungan dan 600 perisai besar, perlengkapan khas pasukan anti huru-hara dan sejumlah 4 buah Pistol.
Walikota tidak menunggu lama, boro-boro dia mengabulkan permintaan sang Komandan, justru dia langsung memerintahkan agar semua pentungan dan perisai yang ada saat ini segera dikumpulkan sekarang juga untuk kemudian dimasukkan kedalam gudang dan dikunci. Dia tidak habis berpikir, bagaimana seorang pejabat pemerintah daerah koq punya keinginan mentungi warganya sendiri?
Tidak berhenti disitu, keesokan harinya Sang Komandan Satpol PP yang tinggi besar tegap dan berkumis lebat itu diganti. Penggantinya adalah seorang PNS wanita yang diperintahkan untuk tidak mengenakan pakaian seragam Satpol PP, akan tetapi mengenakan kain dan kebaya dalam menjalankan tugas sehari-hari. Sementara itu para anggota pasukan Satpol PP lainnya diganti pakaian seragamnya dengan pakaian seragam, sejenis pakaian yang dikenakan prajurit Keraton Solo.
Sejak itu, di Kota Solo tidak pernah dikenal lagi satuan Satpol PP yang dikomandani oleh orang yang tinggi gagah tegap dan berkumis, namun dipimpin oleh seorang ibu-ibu berpakaian kebaya dan kain. Demikian pula tidak terlihat lagi para anggota Satpol PP yang berpakaian mirip dengan Tentara yang siap maju ke medan perang. Yang pasti masyarakat Solo tidak pernah lagi ada yang menjadi korban “pentungan” aparat pemerintahan daerah. Itulah sekelumit kisah Jokowi dengan Dan Satpol PP.
Jakarta 16 Maret 2012
Chappy Hakim
5 Comments
yth Pak Chappy, mohon izin untuk copas…..
Silahkan, dengan senang hati, asal tetap ditulis sumbernya.
Yth. Pak Chappy saya juga mohon ijin copast….
Silahkan !
pak marsekal, ketika saya bertuga di kepulauan seribu, jokowi datang utk melantik bupati, malam persiapannya, satpol pp bertemu dng lurah, mereka bilang, besok akan bertugas utk pengamanan tapi tidak pakai seragam, kemudian lurah bertanya, kenapa tidak pakai seragam, satpol PP hanya bilang : gubernur minta, dalam mengamankan wilayah pol pp tidak perlu pakai seragam ….
wih keren deh