Ditengah gonjang ganjing nya Bibit dan Chandra, sore kemarin saya ngobrol-ngobrol dengan Bapak Saleh Basarah. Seorang Purnawirawan Angkatan Udara yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara ditahun 1970-an. Selain itu, beliau pernah menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya .
Menyesuaikan dengan topik yang sedang hangat saat ini, beliau pun mengutarakan banyak pandangan-pandangannya terhadap Jaksa, Polisi dan KPK.
Ayah dari Pak Saleh Basarah adalah seorang Jaksa. Pak Saleh sendiri dilarang oleh orang tuanya untuk menjadi Jaksa. Mengapa ? Karena, menurut ayah Saleh Basarah, untuk menjadi Jaksa pilihannya ada dua. Bila menjadi Jaksa, maka anda akan menjadi Jaksa yang baik atau Jaksa yang “jelek”. Menjadi Jaksa adalah pilihan yang hitam putih. Tidak ada pilihan “in-between”. Anda tidak bisa menjadi Jaksa yang abu-abu. Memang berat sekali pilihannya, sehingga ayah Saleh Basarah menganjurkan dan cenderung melarang anaknya untuk menjadi Jaksa. Keterangan dan penjelasan selanjutnya, silahkan dicernakan sendiri-sendiri.
Mengenai Polisi, Pak Saleh Basarah mengatakan bahwa Polisi terbaik didunia adalah Polisi Inggris. Bahkan pihak Amerika Serikat pun, mengakui bahwa Polisi Inggris adalah polisi yang “the world’s best ever”. Karena Pak Saleh pernah lebih dari 4 tahun berdomisili di London, maka ada beberapa cerita menarik tentang polisi Inggris.
Polisi Inggris
Di Inggris Perwira Polisinya adalah lulusan “The Royal Police Academy” yang pendidikannya berlangsung selama 3 tahun. Setelah 3 tahun, mereka tidak dilantik akan tetapi ditugaskan praktek kerja selama 1 tahun. Dalam satu tahun tugas kerja itulah, mereka dinilai apakah pantas untuk dilantik menjadi Perwira Polisi. Tentu saja hanya mereka yang mendapatkan penilaian baik di lapangan yang kemudian dilantik menjadi Polisi Inggris.
Beberapa persyaratan untuk menjadi polisi Inggris, ternyata banyak yang unik dan bahkan “lucu”. Diantaranya adalah, bagi mereka yang berwajah menyeramkan atau wajah yang “tidak bersahabat” dipastikan tidak akan diterima. Tampang muka yang kelihatannya selalu “jaim”, langsung aja ditolak mentah-mentah. Jadi hanya mereka yang berwajah manis, murah senyum, bertampang “jujur”, bersahabat barulah dapat dipertimbangkan untuk dapat menjadi polisi.
Pelajaran penting dan paling utama selama di Akademi adalah pelajaran “sopan-santun”, pelajaran “etika”, pelajaran bagaimana menghormati siapa saja, menghormati semua orang. Itu adalah merupakan “basic” dari keseluruhan mata pelajaran yang ada.
Yang unik lagi, adalah Polisi Inggris, tidak bersenjata. Pada masa tugasnya di Inggris, Pak Saleh mengalami satu peristiwa menarik, yaitu demo dan atau protes Polisi terhadap Pemerintah untuk memprotes rencana Pemerintah Inggris yang akan mempersenjatai Polisi. Jadi Polisinya sendiri yang protes, bukan rakyatnya. Filosofi dari kepolisian Inggris adalah “wibawa” bukan “kekuasaan”.
Satu hari dikesibukan hari kerja di awal musim dingin agak dipinggir kota London , Pak Saleh melihat seorang perempuan tua tidak berdaya sedang berjalan di trotoar dan hendak menyeberang jalan. Pak Saleh turun dari kendaraan dan menuntun perempuan tua itu membimbingnya menyeberang jalan. Sesampai diseberang jalan, Pak Saleh bertanya mau kemana? Sang Old Lady, berkata ia mau pulang ke rumah panti Jompo tempatnya berdomisili, dan menunggu Bus Umum di halte seberang jalan itu. Mendengar hal tersebut, mempertimbangkan cuaca berkabut dan dingin, Pak Saleh serta merta mengajak perempuan tua itu masuk mobilnya dan diantar ke panti Jompo dimaksud. Sesampai di rumah panti wreda itu, sambil mengantar sampai dipintu, Pak Saleh memperkenalkan diri sambil memberikan kartu namanya, agar sang Nenek tidak menaruh curiga apapun serta juga merupakan bagian dari tata krama standar dalam pergaulan antar bangsa dimanapun kita berada.
Dua hari berlalu, datanglah seorang utusan Kapolda Metropolitan London ke Kantor Duta Besar Republik Indonesia yang berlokasi di Grosvenor Square, tidak jauh dari kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat. Dia Menghadap Pak Saleh Basarah, menyampaikan “terima kasih” kepada Duta Besar, seraya menyampaikan “teguran resmi” dari Kapolda Metro London yang isinya adalah : bahwa menolong wanita Jompo adalah pekerjaan Polisi London, bukan pekerjaan orang lain. Dilain waktu, cukup segera lapor saja ke Polisi terdekat, dan mereka akan melakukan pertolongan tersebut dengan lebih baik, katanya ! Intinya adalah Pihak Polisi merasa “tersinggung” dengan ulahnya Pak Saleh menolong wanita jompo tersebut. Tersinggung karena merasa pekerjaannya diambil alih orang lain.
Tentu saja Pak Saleh “terperangah” dengan teguran tersebut. Keesokan harinya, untuk menghargai dan merespon positif pihak polisi, Pak Saleh berkunjung ke Kantor Kapolda London. Kali ini Pak Kapolda menyampaikan penghargaan kepada Pak Saleh seraya berkata , bahwa Pak Saleh adalah satu-satunya Duta Besar yang ditempatkan di London dan melakukan “Courtesy Call” kepada Kapolda London. Tidak ada dan tidak pernah ada, katanya ! Setelah itu hubungan polisi polda metro London menjadi sangat akrab dengan KBRI di London.
Sungguh suatu pengalaman yang sangat istimewa bagi Pak Saleh Basarah sebagai seorang Duta Besar di Inggris Raya, terutama yang berkait dengan “polisi”.
Itulah laporan pandangan mata dari obrolan dengan Pak Saleh Basarah, berkait dengan gonjang ganjing paling mutakhir di negeri ini yang menyangkut dengan “Jaksa dan Polisi”
Semoga ada juga manfaatnya bagi kita semua.
4 Comments
terima kasih pak chappy, mohon izin untuk menampilkan tulisan yang bermanfaat ini di facebook kami, salam hangat , julius
sayangnya di Indonesia msh lumayan banyak polisi yang serem.. heheh…..
Makasih sama-sama Pak Julius ! Salam ya !
Betul sekali, sayang seribu sayang !