Hubungan Indonesia Australia dalam konteks hubungan ASEAN dengan Australia menjadi sangat penting mengingat Indonesia adalah negara terbesar dalam organisasi ASEAN. Dengan begitu maka dinamika hubungan Indonesia dengan Australia memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perspektif hubungan ASEAN dengan Australia. Ditengah rentang waktu perkembangan positif dari pertumbuhan ekonomi yang tengah bergeser dari kawasan Atlantik ke kawasan Samudera Hindia dan Pasifik telah terjadi perang antara Ukraina dan Rusia serta belakangan ini konflik bersenjata antara Israel dan Hamas.
Dalam hal ini, maka tidak bisa dihindari gangguan atau pengaruh negatif dari kedua konflik bersenjata tersebut terhadap dinamika pertumbuhan ekonomi di kawasan Pasifik. Sementara itu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN 2023 telah menghasilkan sejumlah kerja sama yang bermuara pada peran penting ASEAN bagi dunia dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Pertemuan tersebut juga memberikan optimisme dan energi positif negara-negara Asia Tenggara dan para mitranya termasuk Australia.
Dengan demikian , sekali lagi hubungan Indonesia dengan Australia terlihat menjadi penting dalam konteks peran kedua negara dalam menghadapi tantangan yang dihadapi khususnya dalam pertumbuhan ekonomi kawasan dan global. Lebih spesifik lagi dalam perspektif hubungan ASEAN dengan Asutralia.
Persoalannya adalah hubungan Indonesia Australia sebagai dua negara tetangga terdekat sudah sejak lama berhadapan dengan tantangan yang klasik sifatnya yaitu perbedaan bahasa dan perbedaan kultur atau budaya. Disisi lain dalam dinamika hubungan yang terjadi sempat muncul ke permukaan masalah yang serius berpotensi dapat mengganggu hubungan baik kedua negara. Tercatat misalnya kejadian pada tahun 2013 saat terungkap telah disadapnya hubungan telepon Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono serta Menteri Hatta Rajasa. Demikian pula pada tahun 2015 saat pemerintah Indonesia mengeksekusi hukuman mati warga Australia yang terlibat kasus narkoba di Bali. Di tahun yang sama 2015 sempat terjadi ketegangan diplomatik ketika terungkap bahwa pihak imigrasi Australia memberi uang kepada kapten kapal untuk membawa imigran gelap dari perairan Australia untuk dibawa kearah atau menuju kawasan teritori Indonesia. Masalah serius yang dihadapi pemerintah Australia di kawasan perbatasan utara negaranya adalah masalah imigran gelap yang masuk ke Australia. Masalah ini memang menjadi kompleks karena para imigran gelap yang menyusup ke Australia tidak selalu berasal dari atau meruakan penduduk Indonesia. Banyak imigran gelap masuk ke Australia yang melalui perbatasaan utara Australia Indonesia. Disisi lainnya nelayan Indonesia yang mencari ikan di perbatasan perairan dengan Australia sering dianggap memasuki wilayah teritori Australia.
Tantangan klasik tentang perbedaan kultur dan bahasa antara Indonesia dengan Australia menjadi lebih rumit lagi dengan kemajuan teknologi yang terjadi di berbagai bidang terutama teknologi Informasi atau IT. Peredaran berita HOAX bisa saja menjadi potensi besar tantangan baru bagi hubungan baik Indonesia Australia.
Pada kenyataannya cukup banyak kegiatan kerjasama Indonesia Australia di lapangan yang tidak begitu terhambat dengan perbedaan Bahasa dan Kultur. Puluhan tahun pengalaman saya di Angkatan Udara misalnya, sama sekali tidak menghadapi halangan yang berarti dalam banyak kegiatan kerjasama antara kedua negara. Tantangan dalam hal ini adalah hambatan yang diakibatkan dari perbedaan bahasa dan kultur. Demikian pula dengan beberapa kegiatan saya setelah purna tugas, misalnya dalam mengikuti perkembangan IKAHAN (Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia Australia) dan SAG (Senior Advisory Group). Tidak selalu mulus, akan tetapi hambatan yang dihadapi dengan mudah dapat segera diatasi atau dicari solusinya. Disinilah letak perbedaan kegiatan Kerjasama Indonesia Australia di tingkat bawah dengan apa yang terjadi ditingkat strategis berkait dengan National Policy dan atau National Interest. Ditingkat strategis banyak hal muncul dengan muatan yang penuh kecurigaan dan kesalah pahaman. Salah satu yang pernah terjadi adalah tentang negara imajiner Kamaria yang datang dari utara menyerang Australia, ketika digunakan dalam skenario Defence Exercise Kangaroo 89.
Kekuatan dari hubungan baik yang terselenggara di bawah naungan IKAHAN dan SAG terbukti beberapa kali turut berkontribusi menurunkan suhu ketegangan politik hubungan Indonesia Australia sebagai 2 negara tetangga terdekat. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kegiatan semacam IKAHAN dan SAG perlu untuk dikembangkan dalam bidang lainnya untuk lebih mendekatkan hubungan baik kedua negara. Kerjasama dalam kelompok kerja atau kelompok diskusi berbagai bidang pasti akan sangat besar manfaatnya. People to people talk pada umumnya atau Airmen to Airmen Talk yang berlangsung di ranah Angkatan Udara sejau ini terbukti akan lebih mudah mencairkan sengketa bahkan meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dengan Australia. Hubungan yang erat antara Indonesia dan Australia sebagai dua negara besar di Kawasan, dipastikan akan mampu memberikan kontribusi besar pada tingkat hubungan ASEAN dengan Australia.
Jakarta 23 Oktober 2023
Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power