Atas undangan dari The Australian Trade and Investment Commission Jakarta bersama dengan Kementrian Pertahanan Australia, saya sebagai salah satu anggota dari Senior Advisory Group IKAHAN (Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia Australia), kemarin petang Senin 20 Mei 2019 sempat menghadiri Exclusive Defence Industry Expo dan acara buka puasa bersama di Kapal Perang terbesar yang dimiliki Angkatan Laut Australia HMAS Canberra.
Hadir dalam kesempatan tersebut Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan dan Kepala Staf Angkatan Laut Australia Laksamana Madya Michael Noonan, serta Atase Pertahanan Australia di Indonesia. Dari pihak Indonesia terlihat antara lain KSAL, Laksamana Siwi Sukma Adji dan pejabat tinggi Kementrian Luar Negeri Febrian A. Ruddyard, Deputi Menlu urusan kerjasama multilateral.
Kehadiran HMAS Canberra bersama dengan HMAS New Castle di Jakarta adalah dalam rangka misi Angkatan Laut Australia dengan nama sandi Indo-Pacific Endeavour 2019 dengan mengikut sertakan empat kapal perang selama 3 bulan berlayar ke 7 negara dengan sasaran utama untuk pendekatan kerjasama dalam upaya pengembangan keamanan, misi kemanusiaan, membangun saling pengertian, dan perdamaian.
Bagi saya sendiri, kali ini adalah kesempatan kedua kalinya menginjakkan kaki di HMAS Canberra, walau bukan dalam jenis kapal yang sama.
Pada tahun 1989, saat menjadi undangan peserta tamu latihan pertahanan Australia terbesar yang bertajuk Kangaroo 89, para peserta tamu diberi kesempatan berlayar dalam Joy Sail dengan Fregat HMAS Canberra diperairan utara Darwin.
Kali ini, 30 tahun setelah Kangaroo 89, HMAS Canberra yang merapat di Tanjung Priok kemarin petang adalah bukan lagi Fregat, akan tetapi dari jenis Kapal Induk yang berkemampuan membawa beberapa pesawat terbang Helikopter.
Yang istimewa terlihat dari HMAS Canberra kali ini adalah, para anak buah kapal tidak hanya terdiri dari para personil Angkatan Laut saja, akan tetapi terdiri dari personil Angkatan Laut, Angkatan Darat, Angkatan Udara dan juga Kepolisian Federal.
Sebuah kapal perang yang diawaki secara terpadu oleh para personil profesional yang kompeten dibidangnya masing-masing dan berasal dari seluruh unsur jajaran pertahanan keamanan Australia atau Australian Defence Force. Pesawat terbang Helikopter yang berbasis di HMAS Canberra adalah berasal dari satuan penerbangan Angkatan Darat Australia.
Sementara itu yang ditugaskan mengatur pengelolaan wilayah udara diatas kapal HMAS Canberra termasuk didalamnya para pengatur lalulintas udara (Air Traffic Control) adalah personil satuan yang berasal dari RAAF (Royal Australian Air Force). HMAS Canberra yang berperan sebagai “Mother Ship” dalam gugus tugas armada laut ini dilengkapi pula dengan unit rumah sakit terapung termasuk ruang ICU (Intensive Care Unit). Beberapa dokter spesialis tampak turut mengawaki “the floating hospital” dalam HMAS Canberra.
Demikian besar dan lengkap peralatan yang dimiliki HMAS Canberra, sampai Sang Kapten Kapal menyebutnya sebagai “the small town” yang terapung di laut.
Acara buka puasa sendiri dilaksanakan dengan panduan dari salah satu anak kapal HMAS Canberra yang beragama Islam, termasuk memimpin doa berbuka puasa.
Pengalaman yang langka, berbuka puasa bersama di kapal perang terbesar yang dimiliki Angkatan Laut Australia dalam misi perdamaian dan persahabatan mendekatkan hubungan baik antar kedua negara Australia dan Indonesia. Hubungan baik yang sudah berlangsung Panjang sejak awal kemerdekaan RI dengan tetangga terdekatnya Australia.
Keakraban dalam hubungan kedua negara terpancar juga dari sudah sedemikian banyak Perwira Angkatan Perang Australia yang telah fasih berbahasa Indonesia.
HMAS Canberra, Selamat Berlayar menuju Era peningkatan Kerjasama erat dalam misi “perdamaian” dan “persahabatan” Australia Indonesia