Pasca Pilpres 2009, yang telah menetapkan pasangan SBY-Boediono sebagai pemenangnya, walaupun baru sebatas hasil Quick Count, karena KPU belum secara resmi mengumumkannya, telah membuat posisi Golkar menjadi sorotan orang banyak.
Di kalangan Golkar sendiri pasca kekalahan JK dalam Pilpres, sikap Golkar kedepan masih menjadi bahan perdebatan. Sebagian elite menginginkan Golkar bisa berkoalisi dengan Partai Demokrat dan mendukung pemerintahan SBY-Boediono. Sedangkan yang lainnya menginginkan agar Golkar bergabung dengan PDIP menjadi oposisi.
Suara-suara tentang pergantian pimpinan di jajaran Golkar sudah mulai bermunculan. Begitu pula tentang kedudukan ketua umumnya Jusuf Kalla. Ketua DPP Partai Golkar Yuddy Chrisnandi mengatakan antara lain sebagai berikut : Nama Jusuf Kalla (JK) tidak akan muncul dalam suksesi kepemimpinan di tubuh Golkar pada Oktober mendatang. JK tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan ketua umum Golkar itu. Namun JK tidak mundur dari jabatannya sekarang. “Bukan mundur, tapi tidak mencalonkan diri kembali. Kalau mundur kan ada tekanan dari luar,” ujar nya menambahkan.
Apapun istilahnya, mundur atau tidak mencalonkan kembali, bentuknya akan sangat jelas, yaitu akan berkait dengan kemana Partai Golkar akan pergi. Menjadi Partai Oposisi atau mendukung pemerintah dengan merapat ke Demokrat. Jelas pula kedudukan Ketua Umumnya pasti akan mewarnai keputusan strategis yang akan dipilihnya. Kecenderungan untuk merapat kekuasaan, mulai terdengar dari banyak tokoh-tokoh Golkar yang sudah mengutarakannya ke media. Proses “conditioning” untuk menciptakan “pembenaran” bagi Golkar untuk tidak menjadi oposisi sudah bergulir dengan cukup deras.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Zulfikar Ghazali minggu malam (12/7/2009) mengutarakan : “Kecenderungan Partai Golongan Karya (Golkar) yang merapat ke pihak pemenang Pilpres, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono dinilai bukan merupakan kehendak institusi. Kecenderungan itu merupakan kemauan para personel Golkar yang punya kepentingan, utamanya kepentingan bisnis. Saya agak bingung lihat kondisi Golkar. Kalau dulu kita tahu itu klik ke anu, sekarang mereka pecah. Jadi apa betul mereka gabung ke SBY, kalau saya lihat lebih ke orangnya saja. Kalau institusi, kayaknya nggak mau”. Menurut Ghazali, pihak yang mendekat kepada SBY nantinya adalah para elit Golkar yang memiliki kepentingan terhadap dirinya sendiri.
“Jadi itu masalahnya, ada orang-orang dalam Golkar yang ingin menyelamatkan usahanya jadi bukan pikirkan partainya. Masing-masing menyelamatkan dirinya,” ujar Zulfikar.
Dengan terombang ambingnya posisi Golkar telah membuat banyak kalangan menilai, apabila Golkar tidak segera menentukan sikap yang merefleksikan jati dirinya, maka “image” Golkar sebagai partai besar akan sirna tiada berbekas.
Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sudjito , mengatakan “Golkar kan masih punya nama besar, tapi kini semakin buruk,” Menurut Arie, jika partai kuning ini tak segera menentukan sikap dan membenahi internal partai maka nama besar Golkar pun akan pudar. Mereka (masyarakat) akan punya keyakinan Golkar adalah partai masa lalu. Sejarah Golkar akan pudar dan ini yang akan diambil alih oleh Partai Demokrat dan partai lain,” jelas Arie.
Sementara itu tokoh reformasi Amien Rais mengatakan :”Saya membayangkan sulit Golkar mau jadi oposisi, Golkar ini partai penguasa apakah dia bisa survive di luar kekuasaan? Itu saya ragu-ragu,” kata Amien
Kecenderungan akan merapatnya Golkar ke kekuasaan telah memunculkan kekhawatiran beberapa pihak, antara lain seperti yang diutarakan oleh pengajar hukum tata negara Universitas Andalas Saldi : “Jika Golkar bergabung, maka pemerintahan akan dominan sekali. Koalisi jadi terlalu oversize. Risikonya pemerintah akan mudah terdorong jadi pemerintahan otoriter, karena jika demikian tidak akan ada lagi check and balance,” ujarnya.
Bagaimana sebenarnya dan posisi apa yang akan menjadi pilihan Golkar, maka mari kita nantikan bersama, kemana gerangan angin bertiup? Walaupun, gejala atau fenomena kemana arah angin akan bertiup, dengan mencermati uraian diatas, akan mudah sekali ditebak.
Kemana Ya ? Menurut ramalan , dan juga pantauan satelit cuaca, dihari mendatang ini konon angin kencang akan bertiup ke arah cikeas.
(dari:berbagai sumber)