Sebagai anak yang dibesarkan di Jakarta sejak Taman Kanak kanak sampai menyelesaikan pendidikan di SMA, saya sangat mengenal Kantor Pos besar yang berlokasi di Pasar Baru. Akan tetapi saya belum pernah masuk kedalam ruangan Kantor Pos Pasar Baru tersebut. Tadi pagi Minggu 24 September 2023 untuk pertama kalinya saya masuk ke ruang dalam Kantor Pos itu.
Seiring dengan perjalanan waktu dan kemajuan teknologi, maka Kantor Pos Pasar Baru sudah tidak berfungsi lagi sebagai sebuah kantor pos. Sebenarnya sudah sejak tahun 2021 setelah menjalani sedikit renovasi Kantor Pos Pasar Baru telah berubah menjadi Ruang Kreatif Publik dengan nama Pos Bloc.
Dalam hal ini PT Pos Indonesia telah bertransformasi dengan merubah kantor pos menjadi Pos Bloc yang memfasilitasi ruang kreatifitas bagi anak muda.
Pos Bloc tidak hanya menjadi Creative Center tetapi juga dapat digunakan untuk berbagai even yang mendidik seperti pameran, festival dan lain sebagainya. Bila di Jakarta Selatan sudah ada M Bloc di kawasan Blok M Kebayoran Baru sebagai ruang kreatif, maka di Jakarta Pusat ada Pos Bloc.
Demikianlah, maka pada tanggal 23 dan 24 September komunitas penulis The Writers menyelenggarakan The Writers Book Festival di Pos Bloc. Acara selama dua hari itu menghadirkan beberapa penulis yang berpartisipasi penuh antara lain dimotori oleh Asep Herna, Budiman Hakim dan Kang Maman tergabung didalamnya antara lain : Subiakto Prio Soedarsono, Fatsi Anzani, Komikus Gerdi WK dan Dedi Vansophi, Handoko Hendroyono, Tascha Liudmila, Pusparani Hasjim, Chappy Hakim, Asep Herna, Tya Subiakto, Teguh Heri Basuki, Aris Heru Utomo, Andris Halim serta banyak lagi terutama mereka yang tergabung dalam komunitas penulis The Writers.
Tampak hadir beberapa kolega dari komunitas penulis lainnya seperti Satupena dan Kompas. Festival kali ini membawa Jargon menarik yang dikembangkan yaitu Tulislah minimal satu buku sebelum mati – (Abdul Hakim).
The Writers Book Festival pada tanggal 23- 24 September 2023 mendapat dukungan penuh dari Pos Bloc, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Bravebook Publisher, Cipta Karsa Nagara, Samasta Tour and Travel serta Harian Kompas. Sementara itu hiburan dipersembahkan oleh pertunjukan musik dari Aura Diva, Tya Subiakto, Alex Kuple dan Standup Comedian Luqman Baehaqi.
Acara berlangsung meriah dan sangat menarik karena beberapa penulis berbagi pengalamannya dan juga membahas materi tulisan dalam buku masing masing. Kesempatan langka untuk dapat mendengar langsung dari para penulis tentang banyak hal yang melatar belakangi terbitnya buku mereka masing.
Yang pasti secara keseluruhan acara berisi materi yang sangat mendidik dan membuka cakrawala pandang dari berbagai hal dalam banyak topik bahasan yang didiskusikan. Maman Suherman misalnya, menceritakan bagaimana perjalanan “drama” penulisan bukunya yang sangat memukau.
Maman mentransfer karya skripsi nya menjadi sebuah buku yang berupa bacaan populer. Karena topik yang diangkat berkait erat dengan kriminologi sosial, maka terdapat banyak hal terungkap dalam bukunya yang jarang bahkan tidak diketahui orang awam pada umumnya. Tidak aneh kemudian melihat buku Kang Maman sudah diterbitkan ulang sebanyak 19 kali.
Itu adalah salah satu contoh saja dari sekian banyak human interest yang terungkap pada festival buku yang berlangsung selama dua hari tersebut. Hal lainnya yang cukup menarik adalah bahasan buku tentang kesehatan dan lingkungan kehidupan yang sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan seseorang.
Isu karbohidrat versus protein dan lemak tentu saja akan selalu memancing perdebatan yang tiada akhir. Berbagai topik bahasan yang mengemuka muncul dalam festival buku ini.
Mulai dari masalah kesehatan, otobiografi psikolog, kriminal, parenting (pengasuhan anak) sampai masalah sejarah perjalanan potong rambut yang berkembang di Nusantara dari masa ke masa.
Disisi lainnya terungkap pula mengenai buku yang dapat menginspirasi banyak orang lain untuk juga berniat menulis buku. Menulis ternyata dapat dikategorikan sebagai “penyakit menular”, walau berada dalam pusaran banyak orang yang “malas” untuk menulis. Menulis dan menerbitkan buku ternyata dapat mempengaruhi isteri, suami, anak dan mantu untuk turut menulis buku juga.
Sayangnya Pos Bloc sebagai sebuah tempat yang bagus untuk kegiatan semacam Book Festival dengan berbagai macam kios kuliner makanan Indonesia populer kelihatannya belum banyak dikenal orang. Dengan kapasitas ruang yang tersedia pengunjung masih kelihatan sedikit yang datang.
Mudah mudahan dari hasil evaluasi suksesnya penyelenggaraan The Writers Book Festival 23 – 24 September ini, kedepan diharapkan banyak even literasi lainnya yang akan diselenggarakan di Pos Bloc Pasar Baru yang keren ini. Lokasi Pos Bloc yang strategis dan memiliki ruang cukup luas bagi penyelenggaraan pameran dan kreativitas ini didukung pula dengan tempat parkir kendaraan yang memadai serta Toilet yang bersih untuk ukuran WC Umum.
Selamat Untuk Pos Bloc dan para sponsor serta tentu saja terutama untuk Komunitas Penulis The Writers dengan para ujung tombaknya Asep Herna, Kang Maman Budiman dan Vina serta kawan kawan yang telah sukses menyelenggarakan Book Festival sebagai kegiatan literasi yang sangat menarik dan sekaligus mendidik. Satu lagi kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai salah satu andil dalam berkontribusi pada upaya turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Jakarta 25 September 2023
Chappy Hakim – The Writers