Bila langit relatif bersih, maka kerap kali lintasan pesawat terbang yang lewat di langit akan terlihat, tidak hanya pesawat terbangnya akan tetapi juga jejak ekornya yang mirip asap berwarna putih. Contrail Namanya singkatan dari Condensation Trail atau jejak kondensasi. Gejala alam yang terjadi itu disebabkan oleh temperatur udara dingin yang mendapat semprotan hawa panas yang berasal dari “knalpot” atau exhaust engine pesawat terbang. Sudah cukup lama belakangan ini sangat sulit melihat fenomena contrail di udara. Jakarta.
Pada tahun 1950-an masih bisa dan cukup sering dapat terlihat contrail di langit Jakarta. Dikala itu sering sekali terlihat contrail yang berasal dari pesawat terbang pancar gas milik AURI jenis Vampire buatan Inggris yang ber manuver di langit Jakarta. Sekarang ini, selain udara Jakarta tidak sebersih pada tahun 1950-an, pesawat- pesawat terbang AURI pun sudah tidak ada lagi yang dapat melakukan latihan terbang di atas Jakarta. Jenis pesawat Vampire buatan Inggris sudah lama tidak ada dalam jajaran arsenal pesawat terbang AURI. Di Museum Angkatan Udara Jogyakarta, beruntung sekali masyarakat pencinta dirgantara masih bisa melihat 1 pesawat Vampire yang di pajang disana. Sebenarnya Angkatan Udara sudah tidak memiliki pesawat jenis Vampire. Namun berkat inisiatif dan upaya tidak kenal lelah dari Marsekal Purnawirawan Sukardi yang sangat perduli dengan perjalanan sejarah Angkatan Udara, beliau berhasi menghadirkan kembali pesawat Vampire, pancar gas buatan Inggris di Museum Jogyakarta. Dalam buku Biografi nya Marsekal Sukardi menceritakan tentang bagaimana upaya luar biasa yang dilakukannya untuk dapat memperoleh kembali pesawat Vampire yang kemudian dapat di pajang di museum Angkatan Udara sebagai bagian dari sejarah Angkatan Udara Indonesia.
Di tahun 1950-an para penerbang yang menerbangkan pesawat pancar gas Vampire diatas kota Jakarta adalah beberapa penerbang muda , diantaranya adalah Roesmin Nuryadin dan Leo Wattimena.
Fenomena contrail sebagai gejala alam , telah dikembangkan kemudian dengan teknologi tertentu untuk membuat sebuah pertunjukan terbang menjadi lebih menarik antara lain yang digunakan oleh pesawat-pesawat terbang yang menampilkan pertunjukan aerobatic. Asap berwarna warni yang di hasilkan bahan kimia buatan tersebut dikenal sebagai “smoke trail”, jejak asap yang membedakannya dengan contrail atau jejak kondensasi. Itulah yang sering kita saksikan dalam banyak kesempatan Air Show yang menampilkan pertunjukan di udara antara lain Aerobatic Show dari berbagai tim aerobatik beberapa negara termasuk Indonesia.
Jakarta 31 Agustus 2019
Chappy Hakim
Pusat Studi Air Power Indonesia