Disampaikan di Jakarta 16 September 2020 jam 07.00 wib secara virtual.
Oleh : Chappy Hakim
Yang terhormat Bapak Menteri Perhubungan, Pak Budi Karya Sumadi, Bapak Prof DR.KH. Nasaruddin Umar, MA. Imam Besar Masjid Istiqlal, jajaran pejabat tinggi Kementrian Perhubungan beserta segenap jajaran keluarga besar Kementrian Perhubungan yang penuh dedikasi , Ibu, Bapak Saudara sekalian yang saya hormati, Assalam Mualaikum Wr Wb.
Terimakasih atas sebuah kebahagiaan bagi saya untuk tampil dalam forum terhormat ini menyampaikan Ceramah Kebangsaan pada acara Doa Bersama Mengenang Jasa Pahlawan, dalam rangka peringatan Hari Perhubungan yang jatuh pada esok hari tanggal 17 September.
Ibu Bapak Saudara sekalian,
Pada setiap kesempatan , memperingati Hari Perhubungan Nasional, pasti keluarga besar Kementrian Perhubungan akan menggunakan momentum itu sebagai saat yang tepat untuk berdoa, merenung, introspeksi dalam kerangka menghargai , menghormati para pendahulu, pahlawan, pelopor dan perintis sistem perhubungan nasional di Indonesia. Dalam komunitas yang fokus pada masalah spiritual ada kegiatan yang berujud sebagai meditasi misalnya. Sebuah siklus kegiatan yang memerlukan waktu jeda bagi memberikan kesempatan untuk berkonsentrasi memberi perhatian pada diri sendiri. Mungkin sejalan dengan itu, bahwa sejauh ini dalam penugasan rutin sehari-hari keluarga besar kementrian perhubungan telah dan harus mencurahkan perhatiannya yang penuh kepada kepentingan berbakti untuk negara dan bangsa. Nah, pada kesempatan memperingati Hari Perhubungan Nasional sudah sepatutnya keluarga besar Kementrian Perhubungan dapat juga menyempatkan waktu jeda untuk dirinya sendiri. Bila selama ini konsentrasi sepenuhnya dituangkan bagi kepentingan pelayaan masyarakat dan tugas-tugas negara, maka layaklah kini meluangkan waktu sejenak untuk berdoa, menghargai , menghormati para pendahulu dan sekaligus diikuti dengan ritual me-review dan re-evaluasi untuk melengkapi rumusan bekal bekerja dalam menatap tantangan kedepan.
Ibu Bapak Saudara sekalian,
Keluarga besar Kementrian Perhubungan patut berbangga hati sebagai insan yang memperoleh amanah menjalankan tugas mulia di Kementrian Perhubungan. Sebuah Kementrian yang tidaklah berlebihan bila disebut sebagai Kementrian yang memiliki peran sebagai “The Prime Mover” dari roda gigi pemerintahan. Kementrian Perhubungan berada dalam posisi sebagai sentra atau pusat dari seantero kegiatan nasional. Hampir semua Kementrian dalam jajaran Kabinet sangat berkepentingan dengan Kementrian Perhubungan. Tidak ada satupun Kementrian dan instansi pemerintah maupun non pemerintah yang dalam kegiatan sehari-harinya tidak bersinggungan dengan tugas-tugas pokok dari Kementrian Perhubungan. Kementrian Perhubungan adalah laksana “nyawa” dari tubuh sebuah pemerintahan. Kementrian Perhubungan adalah salah satu alat vital pemersatu bangsa. Kementrian Perhubungan mengemban tugas suci dan sekaligus bertanggung jawab dalam menyelenggarakan sistem perhubungan darat, laut, Kereta Api dan Udara. Kesemua itu layak membuat setiap orang dalam naungan Kementrian Perhubungan berbangga hati. Berbanggalah , wahai seluruh personil anggota keluarga besar Kementrian Perhubungan. Anda semualah, salah satu komponen penting yang membuat negeri ini menjadi “hidup”. Ada yang mengatakan Hakikat hidup adalah gerak, Life is motion so keep moving. Bagaimana orang dapat bergerak tanpa tersedianya sarana perhubungan yang memfasilitasinya. Itulah keistimewaan dari Laskar Kementrian Perhubungan.
Saudara-saudara sekalian,
Marilah kita melihat ulang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negeri ini terletak dalam posisi yang sangat strategis dalam tatanan global bola dunia. Sangat sulit untuk meletakkan bola dunia sedemikian rupa sehingga peta Indonesia menjadi tidak kelihatan. Letak yang sangat strategis itu sekaligus memberikan nilai yang sangat tinggi dalam tata kelola perhubungan dunia. Lalulalang trasnportasi global dengan tidak memandang darat, laut, kereta api dan bahkan udara akan berada dalam kesulitan besar apabila Indonesia kita tutup untuk sementara. Karena Indonesia tidak saja berada diantara 2 benua dan 2 samudera akan tetapi juga sekaligus terjajar – rapih pada garis ekuator atau khatulistiwa yang membelah dunia pada 2 bagian yang sama. Juga tidak saja berjajar rapih dalam bentuk ribuan pulau yang tersebar luas akan tetapi juga sebagian besarnya merupakan kawasan yang berpegunungan. Indonesia dikenal sebagai “The Most Broken Up Nation that spreading out along the equator line”. The Biggest Archipelagic State in the World. Begitu istimewa nya negeri kita ini, yang tidak bisa tidak , telah membuat sistem perhubungan menjadi sebuah urat nadi kehidupan dalam berbangsa.
Ibu Bapak, Saudara sekalian yang saya hormati,
Saya dan saya yakin saudara saudara semua akan sangat mudah menghayati diri sebagai bangsa Indonesia. Ibu saya berasal dari Danau Singkarak di Sumatera Barat, Ayah saya berasal dari tepi sungai Musi di Palembang, mereka menikah di Cilacap Nusakambangan dan saya lahir di Jogyakarta serta tumbuh besar di Jakarta. Sejak Tk hingga SMA saya selesaikan di Jakarta, kemudian menempuh pendidikan di Magelang dan Jogyakarta untuk kemudian bertugas di Jakarta, Makassar, Bandung dan Kembali ke Jakarta. Kesemua itu adalah perlambang dari ciri keberagaman yang berada dalam satu wadah kebangsaan dari negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945……Bhineka Tunggal Ika. Itu adalah salah satu cara mudah menghayati diri sebagai warga bangsa Indonesia. Negara Indonesia yang sangat istimewa, yang kadang disebut sebagai Zambrut Khatulistiwa, sebuah negara yang tiada duanya di permukaan bumi ini. Kita patut berbangga diri sebagai bangsa, bangsa Indonesia.
Saudara saudara,
Saya ingin berbagi cerita sedikit tentang hubungan pribadi saya dengan Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Kementrian Perhubungan Republik Indonesia , adalah salah satu kawasan tempat bermain saya dimasa kanak-kanak. Di tahun 1950-an saya tinggal di Jalan Segara 4 nomor 4. Sekarang jalan Segara sudah berganti nama menjadi Jalan Veteran dan jalan Veteran sekarang ini hanya terdiri dari jalan Veteran 1, veteran2 dan jalan Veteran 3. Jalan Veteran 4 sudah melebur dalam halaman Istana Presiden. Anak-anak di jalan Segara 4 kerap bermain dikawasan Kementrian Perhubungan, RRI , Museum dan halaman Kantor Polisi diseberangnya, dikenal sebagai Hoofd Bureau van Politie, disebut orang Hop Biro.
Di tahun 1950-an itu juga , Almarhum Ayah saya sebagai Wartawan dan salah satu pendiri Kantor Berita Antara, memiliki hubungan kerja yang sangat dekat dengan Kementrian Perhubungan, sehingga dikala itu sempat pula kami sekeluarga menikmati Vila yang indah Milik Kementrian Perhubungan di Ciloto Puncak, dekat Puncak Pas. Ayah saya memperoleh penghargaan dari Negara sebagai “Perintis Kemerdekaan”, saya bangga dengan itu, ayah yang turut berjuang memerdekaan negeri yang indah ini.
Sebagai seorang Pilot lulusan Akademi Angkatan Udara, saya sempat bertugas beberapa tahun sebagai Pilot di beberapa Maskapai Penerbangan Nasional antara lain Merpati Nusantara Airlines, Mandala, PENAS dan Pesawat Dakota Kalibrasi milik Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di tahun 1970-an. Saya adalah ATPL Holder. Pemegang Airlines Transport Pilot License nomor registrasi 2391 yang dikeluarkan oleh Ditjen Hubud.
Pada tahun 2007, bahkan saya sempat menjadi “Menteri Perhubungan RI”, karena mendapat tugas sebagai Ketua Tim Nasional Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi selama hampir 1 tahun, bekerja dan berkantor di Kementrian Perhubungan. Bila tadi saya sampaikan tentang penghayatan diri sebagai warga bangsa, ini adalah perjalanan hidup saya – long and winding road – yang berkaitan dengan Kementrian Perhubungan.
Itu sebabnya, saya membanggakan diri sebagai warga dari keluarga besar Kementrian Perhubungan.
Saudara- saudara sekalian,
Sekarang ini dunia tengah berhadapan dengan tantangan berat yang dampaknya sangat besar terhadap sistem transportasi global tidak terkecuali negeri kita tercinta. Begitu masifnya badai pandemi covid 19 ini telah memunculkan demikian luas rasa parno dan pesimistis dalam segenap lapisan masyarakat. Protokol kesehatan yang diberlakukan ternyata telah menimbulkan permasalahan yang sangat dilematik. Pada sisi lainnya kebutuhan hidup tidak pula bisa diatasi dengan hanya tetap tinggal di rumah saja. Demikianlah, maka sekarang ini tidak terkecuali warga keluarga besar Kementrian Perhubungan tengah berhadapan dengan badai pandemi covid 19.
Saudara sekalian, warga Kementrian Perhubungan, berbahagialah kita yang bertugas di bidang yang sangat erat berkait dengan kemajuan teknologi. Orang-orang yang berkecimpung di lingkungan yang teknologis sifatnya, yang berada di technological environment sudah sangat familiar dengan disiplin yang tinggi. Sudah sangat terbiasa dengan bertindak sesuai aturan – regulasi – manual – referensi yang standar dan prosedur operasi yang berlandas pada safety culture. Berbahagialah kita warga perhubungan yang sudah akrab dengan mekanisme kerja yang mengacu kepada azas “satu komando”, unified command and control. Berbahagialah warga perhubungan yang memang sudah dipaksa dalam bekerja sehari-hari untuk memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi. Berbahagialah kita warga perhubungan yang selalu memiliki loyalitas tinggi karena akrab dengan bekerja dalam pendekatan sistem, work within system approach. Kesemua itulah yang sebenarnya telah membangun budaya kerja dalam bidang transportasi untuk selalu mengemukakan profesionalitas dalam berkarya. Tantangan kedepan adalah bagaimana menyesuaikan diri dengan protokol kesehatan dan Adaptasi Kebiasaan Baru dalam menjalankan sistem transportasi yang berbasis pada standar baku profesionalitas yang kini harus selalu berorientasi pada penekanan dibidang Safety dan Healthy. Dalam konteks inilah untuk kesekian kalinya warga Kementrian Perhubungan harus menunjukkan lagi performanya yang mengacu pada jargon “Country before Self”, untuk kepentingan negara dan bangsa terlebih dulu, baru kepentingan diri sendiri !
Ibu Bapak Saudara sekalian,
Kementrian Perhubungan sudah membuktikan dirinya sebagai sebuah institusi yang memiliki kemampuan dan ketangguhan dalam menjaga martabat bangsa di kancah dan forum Inter Nation. Kementrian Perhubungan telah berhasil mengembalikan martabat bangsa yang terendam lumpur dalam banyak hujatan dan hinaan sebagai bangsa yang pernah berada dalam posisi terpojok karena kelalaian kita sendiri pada lebih kurang dua dekade belakangan ini. Negeri ini ditempatkan sebagai negeri yang di masukkan pada kelompok negara kategori 2 sebagai akibat penilaian dari ICAO finding yang menyatakan bahwa kita tidak comply dengan International Safety Standard. Politisasi oleh Uni Eropa yang menjatuhkan sanksi ban yang tidak Fair pun pernah kita alami. Akan tetapi sebagaimana kita melakoninya sendiri, dengan berjuang bekerja keras tidak kurang dari 10 tahun akhirnya toh kita berhasil mengangkat kembali marwah bangsa Indonesia dengan menempatkan diri sebagai negara yang berkemampuan mem posisikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat, sebagai negara yang patut berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia . Indonesia masuk kembali pada posisi kelompok negara kategori 1 penilaian FAA sebagai negara yang comply terhadap International Civil Aviation Safety Regulation. Penilaian akhir dari ICAO bahkan menunjukkan betapa Indonesia sebagai bangsa , tidak hanya comply dengan International Safety Standard, akan tetapi juga telah mencapai penilaian yang dikategorikan sebagai “Above Global Avarage”.
Sebuah pencapaian dari performa yang sangat mencerminkan kemampuan yang dimiliki Keluarga Besar Kementrian Perhubungan dalam berkarya , berjuang menjaga martabat ibu Pertiwi dan Bapak Angkasa. Kini saatnya lagi Kementrian Perhubungan memelopori dan bahkan sudah dimulai kemarin, dengan menggalang dalam mengajak semua elemen bangsa kaum cerdik cendikia dari berbagai perguruan tinggi yang world class untuk bersama-sama bekerja bergotong royong menghimpun kekuatan mengatasi tantangan Pandemi Covid 19. Dalam hal ini terutama sekali pada upaya mendorong masyarakat pengguna jasa transportasi bagi pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru menuju sistem angkutan professional yang aman selamat dan sehat.
Saudara-saudara sekalian, sejalan dengan hukum alam maka ditengah-tengah kesulitan yang tengah melanda ini, kita tetap memiliki peluang besar sebagai negara yang luas dan berpenduduk banyak untuk segera keluar dari badai pandemi covid 19. Kita dapat memelopori misalnya, dengan mulai dari menggelar ulang pasar perhubungan udara domestik. Dengan menggelar ulang pasar pariwisata dalam negeri. Dengan menggelar ulang transportasi dukungan adminlog tata kelola pemerintahan. Dan beberapa lainnya
Dengan Semangat Hari Perhubungan Nasional, dengan spirit kepahlawanan para pendahulu dan pelopor perhubungan Indonesia Kementrian Perhubungan berada dalam garda depan berjuang melawan tantangan global menuju Dunia Baru. Berjuang dengan semangat tinggi dan penuh kebanggaan sebagai bangsa, Bangsa Indonesia – bukan Bangsa yang lain. Dirgahayu Kementrian Perhubungan ! Wahana Manghayu Ibu Pertiwi.
Iqbal Quadir, entrepreneur Amerika Serikat kelahiran Bangladesh mengatakan : Connectivity is Productivity whether it’s in a modern office or an under developed Village.
Perhubungan adalah sebuah produktivitas, apakah itu di kantor yang modern atau di pelosok pedesaan. Sebagai Bangsa Pejuang kita tidak mengenal kata “berhenti”. Bung Karno mengatakan For the Fighting Nation There is no Journey End.
Sekian,
Selamat berjuang dan sukses !
Jangan Pernah Letih mengabdi untuk Negeri,
jangan pernah lelah berkarya untuk Bangsa – Bangsa Indonesia
Selamat Hari Perhubungan Nasional.
Assalam Mualaikum Wr Wb
Jakarta , 16 September 2020
Chappy Hakim.
Pusat Studi Air Power Indonesia.