Perang dunia ke 2 berakhir setelah Amerika Serikat menjatuhkan Bom Atom pertamakalinya dalam sejarah umat manusia. Bom Nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, serta merta membuat Jepang bertekuk lutut dan Perang Dunia berakhir. Bom Atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki tersebut dilakukan pada tanggal 6 dan 9 Agustus tahun 1945. Pemboman dilaksanakan menggunakan pesawat B-29 Superfortress itu memakan korban lebih dari 200 ribu orang.
Tanggal 6 Agustus pesawat B-29 yang diterbangkan oleh Col. Paul W Tibbets, berangkat dari Tinian, di kepulauan Mariana kawasan Samudera Pasifik menjatuhkan bom di Hiroshima. Colonel Paul W Tibbets menjadi terkenal laksana selebritis setelah perang dunia usai. Pesawatnya pun menjadi terkenal karena dinamakan sendiri oleh Tibbets menggunakan nama ibunya “Enola Gay”. Kisah-kisah tentang Paul Tibbets menjadi semarak karena memang banyak hal yang menarik pada dirinya dan tentu saja pada misinya yang berhasil menghentikan Perang Dunia.
Kemarin malam , saya baru saja menerima sebuah buku dari sahabat yang saya kenal lebih kurang 40 tahun silam, sejak masih berpangkat Kapten di Angkatan Udara. Dia pernah lama tinggal di Amerika Serikat dan baru beberapa tahun lalu kembali pulang ke tanah air dan memilih untuk menetap di Bali. Dia tahu saya sebagai captain pilot Hercules yang pernah menerbangkan pesawat C-130 dari Jakarta ke Amerika Serikat pulang pergi di tahun 1980-an. Beberapa bulan lalu kami bertemu lagi dan dia menanyakan apakah saya tertarik dengan kisah tentang Col Tibbets yang tentu saja saya jawab “sangat tertarik”. Saya ceritakan juga bahwa saya sendiri telah menulis beberapa artikel tentang misi pemboman Hiroshima dan Nagasaki termasuk tentang peran dari Kolonel Paul Tibbets dengan pesawat B-29 Enola Gay. Spontan dia mengatakan , nanti akan saya kirim ke rumah buku Col Paul Tibbets yang ditandatangani sendiri oleh Col Paul W Tibbets. Pensiun dengan pangkat Brigadier General USAF, Paul Tibbets meninggal dunia pada tahun 2007 dalam usia 92 tahun. Betapa bahagianya saya, karena semalam saya menerima buku yang dijanjikan dan serta merta saya termenung inilah kiranya salah satu “nilai” dari sebuah persahabatan yaitu “saling berbagi”. Saya memang bersahabat dalam tautan yang “saling menghargai” dan tentu saja juga “saling berbagi” yang pasti jauh dari sekedar atau bahkan hanya terfokus pada nilai yang bersifat materi belaka. Terimakasih banyak sahabatku !
Kiriman buku yang sangat berharga tersebut dengan nilai historis yang tinggi disertai pesan khusus , nanti bila covid -19 telah berlalu, datang dan main ya ke Bali, yang langsung saya jawab dengan “pasti” ! Saya berdoa, semoga Badai Covid 19 ini dapat cepat berlalu. Saya berharap “InsyaAllah” saya berkesempatan menyambangi sahabat saya di Bali, Amin.
Jakarta Selasa 21 April 2020
Chappy Hakim
Pusat Studi Air Power Indonesia