Hari Kamis tanggal 26 Oktober 2023 saya diundang acara peluncuran dua buku karya Wartawan Senior Parni Hadi dan bedah buku Audiovisutorial. Peluncuran dua buku tersebut akan dilangsungkan di Hall Gedung Dewan Pers, jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat. Tentang siapa Parni Hadi , Wikipedia antara lain menjelaskan sebagai berikut :
Parni Hadi (lahir 13 Agustus 1948) adalah seorang wartawan asal Indonesia. Beliau memulai karier sebagai wartawan di Kantor Berita ANTARA tahun 1973, Pendiri/Kepala Perwakilan LKBN ANTARA untuk wilayah Eropa di Hamburg, Jerman Barat (1980-1986), ikut mendirikan dan menjadi Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi ANTARA (1998-2000), Direktur Utama LPP RRI (2005-2010). Beliau pun sebagai penerima Bintang Mahaputra Utama sebagai Tokoh Pers Nasional 1999. Sampai dengan saat ini masih aktif menulis di beberapa surat kabar dan media online. Sebagai salah satu bentuk dakwah bil hal, tahun 1993 Beliau mendirikan Yayasan Dompet Dhuafa Republika dan mencanangkannya sebagai program pengentasan kemiskinan. Program ini lahir dari inspirasi di Gunung Kidul bersama para aktivis dakwah yang ada disana (Corps Dakwah Pedesaan). Beliau bersama teman-teman memulai Dompet Dhuafa di sebuah rubrik di halaman muka Harian Umum Republika dengan tajuk “Dompet Dhuafa” sebagai gerakan kecil pengumpulan dana dari masyarakat untuk program-program sosial. Berkat gagasan dan inisiasinya tersebut Dompet Dhuafa terus berlanjut hingga berkembang manfaatnya di seluruh Nusantara bahkan tingkat global.
Berikutnya tentang terminologi atau istilah Audiovisutorial saya tidak berhasil menjumpai penjelasannya di Wikipedia dan juga di Google Search Engine. Mungkin besok dalam acara peluncuran buku, baru dapat diperoleh penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan istilah Audiovisutorial. Walaupun sebenarnya sayup sayup kita dapat juga menerka tentang apa kira kira yang dimaksud dengan Audiovisutorial tersebut. Menjelaskan istilah baru tentu saja akan lebih afdol bila ada rujukannya yang baku. Disisi lain kemajuan teknologi memang telah , sedang dan akan terus melahirkan istilah- istilah baru mengiringi munculnya model model produk yang merebak ke seluruh sisi kegiatan dalam aspek kehidupan umat manusia.
Sebuah kehormatan bagi saya menerima undangan peluncuran buku Wartawan Senior Parni Hadi. Tidak itu saja, saya juga diminta untuk memeriahkan isi buku Parni Hadi dengan menuliskan testimoni. Berikut ini naskah yang saya kirim untuk buku bapak Parni Hadi :
Parni Hadi yang saya Kenal
Sahabat saya Parni Hadi (PH) 75 tahun, tidak hanya memulai kariernya di LKBN (Lembaga Kantor Berita Nasional) Antara sebagai wartawan di tahun 1973, akan tetapi juga tercatat sebagai pendiri merangkap kepala Perwakilan LKBN Antara kawasan Eropa yang berpusat di Hamburg, Jerman Barat selama 6 tahun (1980-1986). Berikutnya PH bahkan sempat menduduki jabatan bergengsi sebagai Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi LKBN Antara tahun 1998 sampai dengan tahun 2000. Pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 PH dipercaya menjabat sebagai Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik RRI (Radio Republik Indonesia). Dengan perjalan karier dalam profesi kewartawanan yang istimewa itu, maka tidak aneh bila Parni Hadi menerima anugerah langka berupa Bintang Mahaputra Utama Republik Indonesia dari pemerintah dalam kapasitasnya sebagai Tokoh Pers Nasional.
Dalam dunia Jurnalistik terutama seni tulis menulis lebih khusus lagi pada The Art of Storytelling , maka PH bukan “teman” saya. PH adalah tempat saya belajar menimba ilmu pada bidang tersebut. Sisi lain yang sangat menarik dari PH, selain perhatiannya pada bidang seni dan ke pramukaan adalah juga dedikasinya kepada nasib masyarakat akar rumput yang masih jauh dari sejahtera. PH mengorganisir banyak kegiatan program sosial antara lain salah satunya yang sukses adalah mendirikan Dompet Dhuafa. Tidak itu saja, Parni Hadi juga aktif berdakwah dan menulis banyak buku bermutu. Nah, melihat sepak terjang PH yang menggeluti dengan menembus demikian banyak bidang kehidupan masyarakat, membuat saya “bingung” untuk menyebutkan siapa itu sosok bernama PH. Namun kesan saya selama bersahabat dengan PH yang sangat rendah hati itu, tertangkap bahwasanya Parni Hadi sangat bangga dengan profesinya sebagai Wartawan atau Jurnalis. Saya sangat memahami hal itu, karena dalam banyak kesempatan PH sering mengungkapkan kekecewaannya terhadap perkembangan dunia pers nasional, yang tengah diporak porandakan terutama di media sosial dengan beredarnya berita berita HOAX yang tidak bertanggung jawab. PH sering mengungkapkan betapa kualitas keilmuan dan etika para Jurnalis muda yang sangat atau masih membutuhkan bimbingan dalam perspektif pendidikan mutu jurnalistik untuk dapat disejajarkan dengan para Jurnalis di tingkat Global.
Diluar itu semua yang saya kagumi adalah penampilan dan cara gaya berbicara PH yang selalu tampil penuh semangat. Sarat dengan etos fighting spirit yang tidak pudar dimakan usia. Selamat dan sukses selalu PH sahabatku, teruslah berkarya walau selalu banyak tantangan di depan. Kemajuan teknologi yang begitu cepat tidak bisa dihindari akan banyak berpengaruh pada setiap bidang kegiatan hidup sehari hari, tidak terkecuali dunia pers yang kita cintai. Era digital dan dunia Siber yang tengah datang menjelang menuntut semangat tinggi untuk menghadapinya.
Saya ingin menutup uraian ini dengan kritik pada sahabatku PH yang saya kenal baik. Saya mengkritik sekaligus menyarakan agar PH tetap mau tampil dan memberikan semangat pada berbagai bidang terutama bidang Jurnalistik yang masih memerlukan kehadiran sosok seorang PH. Saya mengkritik karena akhir akhir ini saya kehilangan PH yang biasanya selalu tampil dalam berbagai kegiatan. Saya tidak menampik bahwa usia seseroang memang akan berpengaruh banyak terhadap kegiatan fisik yang harus senantiasa dicermati dan disesuaikan dengan kedamaian. Berdamai dengan usia kiranya tidak bis akita hindari, akan tetap menjaga semangat untuk tetap berada pada tingkat yang tinggi adalah juga tantangan kita semua untuk mengatasinya. Francois de la Rochefoucauld penulis buku kebangsaan Perancis mengemukakannya dengan cantik : “Seiring bertambahnya usia kita akan menjadi lebih bodoh dan lebih bijaksana pada saat yang sama”
Happy Birthday My Friend, Happy Birthday Ekeselensi, Wish You All The Best. Teriring ucapan selamat untuk kehadiran buku yang baru ini.
Sekali lagi merupakan sebuah kehormatan bagi saya diundang menghadiri bedah buku dan menyumbang testimoni bagi buku karya seorang profesional Wartawan Senior sahabat saya.. Selamat pak Parni Hadi.
Jakarta 25 Oktober 2023
Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia