Secara tidak sengaja, kemarin petang saya menyaksikan tayangan CNN. Rupanya tengah berlangsung acara , entah dimana lokasinya, upacara penyerahan “award” CNN Hero of the Year 2009.
Upacara berlangsung mirip bagaikan foto copy dari acara penyerahan “academy award” yang kesohor itu. Setelah menyaksikan seorang Amerika yang dinilai berjasa dalam menyumbang banyak kursi roda bagi anak-anak korban perang di Irak, ternyata berikutnya yang dipanggil untuk menerima “award” adalah seorang Indonesia bernama Budi Soehardi.
Budi Soehardi, seorang pria Indonesia berumur 53 tahun, dengan pengalaman sebagai Captain Pilot di Singapore Airlines, selama lebih kurang 11 tahun tinggal di Singapura. Pria ini meninggalkan kehidupan yang “glamour” dan “luxurious” di negara kota mewah Singapura, bersama Peggy sang isteri dan tiga anaknya.
Mereka kemudian lebih memilih tinggal di Penfui timur, Kupang, dengan membangun rumah Panti Asuhan yang diberi nama “Roslin” untuk menampung anak-anak terlantar yang sebagian besar dari pengungsi TImtim, sebagai akibat dari proses merdekanya Timor Timur.
Mengangkat 48 anak terlantar, memeliharanya dengan tanpa perbedaan dengan anak kandung sendiri, membuka sedikit lahan untuk dijadikan sawah, yang hasilnya dapat dinikmati bersama. Sulit dibayangkan, seseorang yang berada dalam gemerlap kehidupan yang “Sangat Wah” di kota mteropolitan, banting stir untuk hidup di Kupang bersama 48 anak terlantar yang compang camping, yang kehilangan kasih sayang orang tuanya.
Mereka tinggal di Kupang. Alamat lengkapnya adalah : Panti Asuhan Roslin Matani, Desa Penfui Timur dusun 01, RT 01, RW 01 Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Budi dan Peggy serta ketiga anaknya, bekerja keras mengajarkan dan bergaul dalam satu kehangatan “keluarga”, bersawah dan membekali pendidikan bagi “anak-anak” nya, sungguh merupakan tindakan yang sangat luar biasa dari seorang yang sudah sukses sampai berstatus sekelas “Budi”.
Ketiga anaknya, dalam delapan tahun terakhir, terlibat langsung dalam kegiatan “down to earth” bahu membahu dengan Ayah Ibunya, membumi untuk membangun “keluarga besar” dalam arti yang sebenarnya.
Membagi kasih sayang pada anak terlantar, yang kehilangan Ayah dan Ibu kandungnya, untuk dapat memperoleh kepercayan diri kembali dalam menatap tantangan kehidupan masa depan. Delapan tahun lebih, anak-anak Budi, bergumul di Kupang, yang sebenarnya dengan fasilitas yang dimiliki ayahnya sebagai seorang senior Captain Pilot Singapore Airlines, mereka dapat bepergian kemana saja diseluruh dunia menggunakan “first class” ticket dari Maskapai berkelas dunia ! Dan itu tidak dilakukannya.
Tiada ada kata yang lebih tepat dari “kemauan keras untuk mengabdi” bagi sesama. Gambaran dari moral yang sangat tinggi yang tidak dapat dinilai dengan ukuran “materi”
Ditengah-tengah gejolak riuh rendah dan hiruk pikuknya topik tentang rendahnya moral yang tengah melanda negeri ini, ditengah begitu banyaknya orang yang hanya “omong besar” tanpa kelihatan karyanya, ternyata muncul seorang Budi di pentas CNN Hero of the Year. Budi, yang tidak pernah terdengar “omong gede” tiba-tiba muncul menjadi satu dari “The Top Ten” Hero of the Year tahun 2009.
Dipenutupan tahun 2009, ada Indonesia yang tampil di panggung Global membawa nilai kemanusiaan yang sangat luhur nilainya. Betapa kontrasnya hal ini ?!
Demi dan atas nama kemanusiaan, saya terima “award” ini, demikian Budi berkata dalam akhir sambutan singkat yang diucapkannya dengan terbata-bata penuh haru, namun dengan nada yang sangat tegas. Budi menegaskan, dan ini terlihat jelas pada bahasa tubuhnya, bahwa dia tidaklah dan jauh dari satu upaya mencari “award” dalam bekerja mengelola panti asuhan bagi anak terlantar pengungsi Timtim. Dia membuktikan kepada dunia, bahwa dirinya beserta Peggy sang isteri dan ketiga anaknya adalah orang-orang yang benar-benar tulus dan berhati mulia.
Orang-orang yang tidak banyak omong, akan tetapi langsung berbuat untuk mengangkat harkat sesama, menyelamatkan “masa depan suram” dari anak-anak yang terpaksa hidup tanpa belas kasih ayah dan ibunya. Budi “the man of action”, mewakili Indonesia, tanpa banyak yang mengetahuinya, tanpa upaya gembar-gembor. Budi….. Sang Pahlawan !
Saya ingin menyampaikan rasa “hormat” yang tulus kepada Captain Budi dan keluarga ! Selamat Capt ! Anda, Peggy dan ketiga anak-anak anda, memang “Hero” !
Singapore 26 Desember 2009
5 Comments
Mereka adalah ORANG INDONESIA SEJATI, pak!!!
Benar sekali, Saluuut! Salam.
ternyata,dibalik segala hiruk pikuknya, carut marutnya situasi di negeri tercinta ini , masih ada manusia Indonesia yg berhati mulia dan berbuat banyak bagi Negerinya …… RRUARRR BIASA…..
Tuhan aka memberkati plyanan Bapak dan ibu sekeluarga,,,
Semoga Tuhan memberi waktu, kesempatan bagi kita untuk berbuat yang sama seperti keluarga P Budi.