Bahasa Inggris memang terkadang membingungkan. Saat saya tengah mengikuti “Pacific Rim Air Chief Conference” di Hawai dan Washington DC, saya sempat berjumpa dengan Air Chief dari Bangladesh, General Azam namanya. Dia bercerita, bagaimana membingungkannya bahasa Inggris sampai satu saat sempat membuat renggang hubungannya dengan RAF, Royal Air Force, Angkatan Udara Inggris.
Alkisah, dalam kerangka kerjasama Angkatan Udara Inggris dan Angkatan Udara Bangladesh, RAF mengirimkan Perwira Instruktur nya ke Bangladesh. General Azam memerintahkan dua orang perwiranya untuk menjemput di International Airport untuk memudahkan para tamu kehormatan ini menyelesaikan prosedur kedatangan di terminal Bandara. Perwira penjemput mengumpulkan empat buah paspor Instruktur yang datang dari Inggris itu untuk melintas pintu imigrasi.
Sebelum lewat meja imigrasi untuk meyakinkan siapa-siapa saja tamunya tersebut, sang Perwira pun mengecek terlebih dahulu satu per satu para pemegang paspor. Yang pertama ia panggil sesuai paspor yang paling atas ditangannya, dia pun memanggil , Colonel Black ! seketika dia terperanjat karena ternyata Kolonel Black ini adalah seorang Inggris berkulit putih. Sambil berusaha untuk tidak terlihat heran, ia melanjutkan memanggil pemegang paspor berikutnya, Major Long ! Untuk kedua kalinya ia terheran-heran karena ternyata Mayor Long ini orang nya pendek.
Sekali lagi ia menahan napas agar dapat terlihat biasa-biasa saja, ia pun memanggil pemegang paspor berikutnya Captain White ! Kali ini ia kaget namun masih dapat menguasai diri karena ternyata sang Kapten White adalah seorang yang berkulit hitam. Terakhir, ia memanggil pemegang paspor ke empat , Sargeant Major Short ! Alangkah herannya dia karena ternyata Sersan Mayor Short ini orang yang sangat tinggi untuk ukuran orang Bangladesh. Kedua perwira tersebut memerlukan waktu lebih dari dua jam untuk bisa meyakinkan pihak imigrasi bahwa benar para Perwira Tamu dari Inggris ini memang pemegang paspor asli dari Kerajaan Inggris.
Masalahnya adalah karena kedua Perwira tersebut kesuliltan dalam berusaha menerjemahkan nama para tamunya kedalam bahasa Bangladesh ! Nama para tamu RAF telah menimbulkan kebingungan di imigrasi International Airport Bangladesh.
Ketika di Washington DC, kami diterima dalam upacara resmi di Pentagon dan sesuai prosedur penerimaan bagi tamu kehormatan, kami semua diacarakan untuk melakukan peninjauan keliling, lengkap ke lokasi dimana bagian gedung Pentagon yang terkena “bom” saat peristiwa 911. Pada salah satu “site” ternyata yang menerima kami semua adalah seorang kolonel AD Amerika yang bernama “Denmark”. Saya pun berbisik kepada General Azam, bahwa saya akan memberikan informasi penting kepada Kolonel Denmark. Informasi tentang apa? tanya General Azam. Saya akan beritahu dia agar tidak berkunjung ke Bangladesh agar tidak memimbulkan kebigungan di imigrasi airport Bangladesh, karena ada Kolonel AD Amerika Serikat yang namanya Denmark ! Ia pun tertawa terbahak-bahak.
Jakarta 26 Desember 2011
Chappy Hakim