Jumat siang pesawat Batik Air gelosor keluar runway di Jogyakarta, tidak berapa lama kemudian tersiar berita antara lain tersaji dalam “News-Bar” salah satu televisi menjelaskan bahwa Pesawat Batik Air keluar landasan karena Runway Jogyakarta yang licin saat hujan. Penjelasan ini sangat menyesatkan, karena runway Jogyakarta sudah sejak dari dulu bila hujan memang licin, bahkan sebagaian besar runway, bila hujan pasti licin.
Seperti biasa bila terjadi kecelakaan pesawat terbang, banyak orang yang tidak sabar hendak mengetahui apa gerangan yang menjadi penyebabnya, dan seperti biasa pula akan banyak yang dengan tegas lalu menerangkan tentang kemungkinan penyebabnya. Perlu digaris bawahi bahwasanya penyebab kecelakaan pesawat Batik Air jumat lalu tidak akan diketahui sebelum tim investigasi dalam hal ini KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) selesai melakukan tugasnya.
Apabila kita ingin menganalisis tentang mengapa sampai terjadi Batik Air keluar landasan, maka mari kita cermati terlebih dahulu beberapa realita yang tengah kita hadapi bersama. Indoneia , sejak awal tahun 2000-an memiliki banyak sekali pesawat terbang dan Maskapai Penerbangan sebagai reaksi dari deregulasi dalam dunia usaha penerbangan sipil komersial. Seiring dengan itu, pertumbuhan jumlah penumpang pengguna jasa angkutan udara meningkat sangat signifikan sampai dengan angka 10 hingga 15% setahunnya. Yang terjadi kemudian adalah situasi dimana Indonesia mengalami kekurangan jumlah sdm professional bidang penerbangan dan tertinggalnya kondisi infrastruktur penerbangan yang tidak mampu mengikuti irama kemajuan dari pertumbuhan jumlah penumpang. Kita masih ingat bagaimana delay terjadi hingga 12 jam di Bandara Cengkareng tahun lalu.
Pada sisi lainnya, sudah sejak tahun 2007 yang lalu Indonesia mengalami kekurangan tenaga Inspektor Penerbangan yang merupakan salah satu temuan dari ICAO (Internatinal Civil Aviation Organization). Pada lima tahun terakhir Indonesia juga mengalami kekurangan Pilot yang menyebabkan banyak nya Pilot-pilot asing berdatangan ke Indonesia yang konon sudah mencapai angka 15% dari seluruh Pilot penerbangan komersial. Jadi kini Indonesia memiliki banyak pesawat terbang dan banyak Maskapai Penerbangan, dan tengah mengalami pertumbuhan penumpang yang pesat, sementara Pilot dan tenaga Inspektor relatif kurang dan kondisi infrastruktur yang kurang memadai. Dengan realita yang seperti ini, maka bila dihadapkan dengan kejadian gelosornya pesawat terbang Batik Air, kita bisa mudah melihat beberapa kemungkinan-kemungkinan yang dapat memberikan penjelasan mengapa kecelakaan tersebut bisa terjadi.
Dengan jumlah inspektor yang terbatas, maka wajar sekali pengawasan kurang dapat dilaksanakan, baik terhadap Maskapai Penerbangan maupun terhadap standar kualitas pelayanan di Aerodrome (Airport dan atau Bandara). Pemeliharaan pesawat yang prosesnya sangat berliku dan berlapis akan memberikan peluang terjadinya “kesalahan” bila mekanisme pengawasan tidak berjalan. Demikian pula dengan Pilot , pengawasan yang kurang dapat menyebabkan mudahnya terjadi pelanggaran. Semua kecurigaan ini tentunya memerlukan konfirmasi.
Tanpa menganalisis Black Box, kiranya dengan mengecek langsung satu persatu atas kekurangan kekurangan ini maka mengapa kecelakaan bisa terjadi akan terjawab dengan sendirinya. Misalnya saja Pilot, apakah jam terbang sang Pilot bulan yang lalu jumlahnya tidak melebihi batas maksimum yang ditentukan. Apakah jumlah jam terbang Pilot, Kapten dan Ko pilot nya sudah sesuai dengan persyaratan. Jawaban dari pertanyaan sederhana ini, sudah akan banyak membantu untuk segera mengetahui apa penyebab kecelakaan Batik Air di Jogyakatya Jumat lalu.
Cukup mudah akan tetapi tidak semudah dengan hanya mengatakan bahwa Pesawat Batik Air gelosor keluar landasan karena runway jogya yang licin diwaktu hujan ! Mengapa dalam dunia penerbangan kerap saja terkadi kecelakaan, David Soucie (CNN Aviation Safety Analyst) mengatakan bahwa : “In the Air or on the Ground when dealing with aviation it is easy to go from Hero to Fool !”
Jakarta Sabtu 7 Nopember 2015
Chappy Hakim