Hercules, nama pahlawan legendaris mitologi Yunani kuno yang melambangkan kekuatan dan kehebatan yang luar biasa, telah begitu tepat melekat pada sebuah pesawat buatan Lockheed, C-130. Nama itu kemudian menyentak masyarakat Indonesia dengan kecelakaan yang terjadi di Wamena beberapa waktu lalu dan Madiun pagi hari tadi yang sangat fatal. Saya ingin menundukkan kepala sejenak menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga besar Angkatan Udara yang tengah tetimpa musibah ini.
Menyentak kita semua, betapa tidak? Nama Hercules yang selama ini selalu ditandai dengan kesan gagah perkasa , gegap gempita, kejantanan, selalu hadir disetiap bencana atau kerusuhan di seluruh tanah air bahkan ke mancanegara dan merupakan bagian pengabdian TNI kita, telah berubah total menjadi kelabu. Musibah yang menimpa Hercules C-130 dengan nomor registrasi A – 1325 di Madiun, suatu kecelakaan yang sulit untuk dapat dipercaya.
Namun apabila ditelusuri lebih jauh, maka akan mudah terlihat bahwa peluang terjadinya kecelakaan pesawat terbang di TNI itu cukup besar. Anggaran Maintenance yang rendah, telah mengakibatkan kesiapan pesawat yang sedikit. Sedikitnya kesiapan pesawat dihadapkan dengan kebutuhan yang besar mengakibatkan training para penerbangnya tidak memadai. Dengan kualitas penerbang yang “pas-pas”an maka mudah sekali untuk ditebak bahwa peluang kecelakaan akan menjadi terbuka.
Lockheed C-130 Hercules dikenal sebagai penerus pesawat C-47 Dakota pada abad modern ini. Sampai dengan akhir tahun 2000 an, telah lebih dari 2500 pesawat terbang Hercules di produksi. Hercules sudah mendapatkan predikat pesawat angkut yang paling banyak terjual sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua.
Penerbangan Hercules pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 1954 dengan Captain Pilot Stan Beltz, Co Pilot Roy Wimmer dan Jack Real serta Dick Stanton bertindak sebagai juru mesin udara (JMU 1) dan JMU 2. Sedangkan penerbangan perdana dari produksi pertama dilaksanakan di Marietta tanggal 7 April 1955 dengan USAF tail number 53-3219, kali ini dengan pilot dan co pilot nya Bud Martin dan Leo Sullivan.
Satuan Angkatan Udara Amerika yang pertamakali mengoperasikan C-130 adalah Troop Carrier Wing 463 dari Tactical Air Command, yang menerima pesawat Herculesnya di Ardmore, Oklahoma tanggal 9 Desember 1956. Pesawat pertama ini diberi nomor registrasi USAF 5032 dengan nama City of Ardmore. Pesawat ini sampai tahun 1982 diketahui masih terbang dan digunakan satuan Air Force Reserve yang berpangkalan di O’hare International Airpor, Chicago, sebagai pesawat angkut dan katihan. Sebelumnya pesawat dengan nomor ekor 5032 ini selama 22 tahun dioperasikan oleh Angkatan Udara Amerika untuk beraksi didaratan Eropa, Jepang, Afrika, Okinawa, dan teater perang Vietnam dengan tugas mengangkut pasukan dukungan logistik.
Hercules adalah satu-satunya pesawat yang memenuhi GOR (general operational requirement) yang tercantum dalam RFPS (request for proposals) USAF yang ditujukan kepada Lockheed, Fairchild, Douglas dan Boeing pada 21 Februari 1951.
Hercules adalah satu-satunya jawaban tuntas akan kebutuhan Angkatan Udara Amerika saat itu, yang memerlukan sebuah pesawat transportasi medium yang dapat digunakan untuk angkutan pasukan dan bekal ulang (logistik) kemana saja, kapan saja tanpa perlu menggelar persiapan dan fasilitas pendukung terlebih dahulu.
Kemampuan yang dituntut adalah membawa “payload” sebanyak 25 ribu pon dengan “combat radius” 1.100 mil laut tanpa pengisian bahan bakar, bermanuver di daerah musuh dengan kecepatan tinggi pada ketinggian rendah (low flying capability).
Pada produksi-produksi berikutnya, ternyata Lockheed dapat melampaui GOR yang disyaratkan USAF. Berbagai macam tipe dari Hercules telah membuktikan langsung kepada dunuia dengan berbagai jenis tugas yang telah dilaksanakannya di lebih dari 50 negara yang tersebar dilima benua.
Awal dari tugas Hercules, digunakan sebagai “troop carrier” dan “logistic supply”. Namun dalam pengembangannya terbukti Hercules sangat efisien dalam tugas lain seperti “patroli maritim”, angkutan VIP, rumah sakit terbang, tanker, pemadam kebakaran, pengawasan pantai, anti penyelundupan, SAR dan lain-lain. Bahkan pernah pula digunakan oleh Angkatan Laut pada kapal induk USS Forrestal.
Begitu handalnya pesawat ini, sampai Kapten USAF Hubert Chaney dan kawan-kawannya pernah membentuk tim aerobatik yang dinamakan “The Four Horsemen”.
Berikut ini beberapa catatan tentang misi-misi yang pernah dilaksanakan oleh pesawat Hercules di seantero jagad:
“Operasi kemanusiaan”, penyelamatan sandera di Stanleyville, 24 November 1964. Hari selasa pagi, 12 Hercules USAF terbang melintasi tengah-tengah benua Afrika menuju Basoko, tempat pertemuan Sungai Kongo dan sungai Aruwimi. Sementara itu, 70 mil disebelah utara, Hercules lainnya membawa Kolonel Isaacson dari US “Strike Command:” pimpinan umum misi sangat rahasia ini yang diberi nama sandi Dragon Rouge atau Red Dragon. Ini merupakan misi yang sangat dramatis dari operasi penyelamatan 1600 sandera warga sipil yang ditahan oleh sekelompok pemberontak di Konggo Utara.
Lima Hercules pertama mengangkut 320 pasukan baret meragh dari resimen Para Komando Elit Kerajaan Belgia di bawah pimpinan Kolonel Charles Laurent, 51 tahun, dengan pengalaman lebih dari 100 kali terjun. Dialah yang akan menjadi penerjun pertama pada pelaksanaan “mission” ini.
Sedangkan komandan operasi satuan lintas udara dipegang oleh Kolonel USAF Burgess Gradwell, 45 tahun yang berada di Hercules nomor satu (paling depan). Jabatan sehari-harinya adalah Komandan Detasemen 1 Divisi udara 322 yang berpangkalan di Eveux, Perancis.
Tujuh pesawat Hercules lainnya berada 30 menit dibelakang dengan jarak interval, masing-masing pesawat, 30 detik. Pesawat nomor enam dan tujuh membawa 4 jeep lengkap dengan peralatan komunikasi dan 4 jeep lainnya bersenjata berat. Pesawat nomor delapan dan sembilan membawa masing-masing 64 pasukan Linud. Pesawat nomor 10 membawa peralatan dukungan operasi dan nomor sebelas adalah “flying hospital” membawa 600 pon obat-obatan dan peralatan kedokteran, beberapa tenaga perawat dibawah pimpinan “flight surgeon”, dokter penerbangan dr, Robert O May.
Operasi Naga Merah yang secara keseluruhan melibatkan 15 Hercules USAF dengan pasukan gabungan Kerajaan Belgia dan Amerika itu berhasil melaksanakan tugas dengan sukses menyelamatkan 1600 sandera, termasuk didalamnya 29 orang Amerika, 500 warga Belgia, 400 warga eropa dan 400 warga India dan Pakistan. Mereka adalah warga negara sipil yang ditahan oleh pihak pemberontak dalam suatu huru hara yang terjadi di Kongo. Seluruh sandera dapat diselamatkan dan diungsikan dari Stanleyville ke Leopodville.
Pada waktu badai Tracy yang terkenal menyerang Darwin, Australia, 24 Desember 1974, pesawat penolong pertama yang datang pada tanggal 25 Desember 1974 adalah sebuah Hercules dari RAAF yang mendarat hanya dengan bantuan lampu minyak tanah dilandasan pacu. Kapten Pilot Flight Lieutenant John Pickett mengungsikan sekaligus 180 penumpang dari Darwin. Dia terbang menembus cuaca buruk yang penuh dengan kilat dan petir. John Pickett mengatakan, beberapa kali kilat menyambar didekat pesawat yang membuat seluruh awak tidak mampu melihat instrument panel beberapa saat. “saya tidak tahu apa yang terjadi kalau kami bukan menggunakan pesawat Hercules”, komentarnya pada waktu pesawat mendarat dengan selamat.
Di Saudi Arabia pernah terjadi 4 orang cedera berat dalam satu kecelakaan lalu lintas disuatu daerah yang terisolasi 127 mil dari ibukota Riyadh. Angkatan Udara Arab Saudi mengirim satu Hercules yang langsung terbang menuju tempat kecelakaan karena tidak terdapat landasan disekitarnya, penerbang terpaksa mendarat dijalan raya didekatnya dan berhasil menerbangkan korban menuju Riyadh. Hal yang tak mungkin dilaksanakan oleh pesawat lain, kecuali Helikopter.
Pada waktu terjadi gempa bumi dengan 7,7 skala richter yang memusnahkan kota oasis Tabas di padang pasir Davis, Iran tanggal 16 September 1978, yang merenggut korban ribuan orang, Angkatan Udara Kerajaan Iran pada waktu itu segera menyelenggarakan operasi penyelamatan menggunakan armada Hercules sebanyak 12 pesawat. Mereka mengangkut 1 batalion regu penyelamat, petugas kesehatan, tenda, selimut, makanan, air dan obat-obatan untuk para korban. Seribu seratus korban yang cedera berat segera diangkut menuju rumah sakit Teheran dan Mashad.
Pada pertengahan tahun 1971, ribuan pengungsi korban perang diselamatkan oleh 4 Hercules Amerika berbendera UNHCR dari satu tempat yang dikenal sebagai Pakistan Timur menuju propinsi Assam di India. Dimulai dengan mengangkat ribuan vaksin kolera, dilanjutkan dengan mengangkut 21 ton beras setiap harinya, untuk para pengungsi yang tidak dapat diangkut di Tripura. Pada rute kembali, mereka mengangkut 192 orang setiap harinya menuju Gauhati.
Kapten Bill Cowan, salah seorang navigator dari Hercules penyelamat ini menceritakan bahwa sebagian besar pengungsi dengan menangis terharu naik ke pesawat Hercules yang menyelamatkan jiwa mereka dan pada waktu turun tetap dengan isak tangis sambil mencium kaki para awak pesawat. Adegan ini membuat terharu yang kadang menjadikan mereka meneteskan air mat.
(bersambung)