“Seperti halnya di negara-negara maju, regulasi penerbangan militer di Indonesia seharusnya memiliki satu sumber.” Begitu yang disampaikan oleh Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI), Chappy Hakim ketika melakukan kunjungan nostalgia ke Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad) di Tangerang Selatan pada Kamis (1/4).
Pengalaman tersebut membuat kunjungan Chappy ke Puspenerbad terasa hangat. Ia diterima langsung oleh Komandan Pusat Penerbangan AD Mayor Jenderal TNI Teguh Pudjo Rumekso, Wadan Puspenerbad dan segenap jajarannya. Kunjungan diisi dengan diskusi santai tentang banyak hal, terutama terkait dengan keselamatan penerbangan dan upaya-upaya penyempurnaan prosedur operasi penerbangan militer.
Lapangan medan tugas operasi militer di hadapkan dengan berbagai masalah yang sangat berbeda dengan operasi penerangan sipil. Sejauh ini banyak hal telah disesuaikan dalam wadah regulasi penerbangan di tingkat nasional.
Kendati begitu, Chappy menyampaikan pentingnya pemaduan regulasi penerbangan militer.
“Idealnya harus bermuara pada satu sumber yang berperan sebagai otoritas penerbangan seperti halnya penerbangan sipil yang terpusat di Kementrian Perhubungan. Din egara maju peran tersebut berada di Kementrian Pertahanan,” ujar Chappy, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi.Selain itu, Chappy dan pihak Penerbad juga membahas tugas menjaga kedaulatan negara hingga penelitian dan pengembangan industri pertahanan.
Kunjungan ditutup dengan penyerahan 21 buku kedirgantaraan karya Chappy untuk mengisi perpustakaan Puspenerbad. Buku langsung diterima oleh Komandan Teguh.
Chappy juga mendapatkan model pesawat terbang Apache yang merupakan salah satu alutsista andalan Puspenerbad. (RMOL)