Secara kebetulan, penulis memperoleh kesempatan emas dapat menyaksikan secara langsung upacara pembukaan Olimpiade Beijing yang sangat spektakuler.
Apabila kita masih sibuk dengan sekian banyak impian yang tidak juga kunjung tiba, China justru tengah membuat impian menjadi kenyataan. Salah satu impian China adalah menjadi tempat penyelenggara Olimpiade, pesta olahraga terbesar dan bergengsi di muka bumi ini.
Presiden International Olympic Committee Jacques Rogge mengatakan di Beijing pada upacara pembukaan Olimpiade ke-29 di Stadion Nasional yang “brand new” dan berbentuk sarang burung: “For a long time, China has dreamed of opening its doors and inviting the worlds athletes to Beijing for the Olympic Games. Tonight, that dream comes true”. Impian yang 10 atau 15 tahun yang lalu, tidak seorang China pun yang berpikiran bahwa peristiwa itu akan terwujud.
Upacara pembukaan yang sangat meriah dan spektakuler segera saja memperoleh pujian dari segenap penjuru dunia. Surat kabr China berbahasa Inggris yang terbit di Beijing China Daily menyebutkan antara lain, lebih dari 80 kepala negara/ pemerintahan hadir malam itu. Mereka menikmati upacara pembukaan sambil memberikan dorongan moril bagi para atlet masing-masing. Selain itu, banyak di antara para pemimpin dunia itu justru menggunakan kesempatan kunjungan mereka sambil menikmati hiburan ke Beijing untuk menjajaki peluang bisnis yang kiranya dapat menguntungkan negara masing-masing.
Presiden China Hu Jintao dengan penuh kebanggaan menemani para tamu terhormatnya, antara lain Presiden Amerika Serikat George W Bush, Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Presiden Israel Shimon Peres, Presiden Filipina Arroyo Macapagal.
Hu Jintao patut bangga. Negaranya yang tidak banyak memiliki politikus dan anggota parlemen yang banyak omong dan ribut setiap hari, malam itu mendemonstrasikan sesuatu yang benar-benar menakjubkan. Beberapa media terkemuka bahkan mengatakan tidak akan ada lagi upacara pembukaan olimpiade yang dapat diselenggerakan semeriah pembukaan olimpiade yang dilaksanakan di Beijing pada tanggal 8 bulan 8 tahun 2008 pukul 8 malam itu.
Upacara yang sangat kolosal, mencolok mata dengan warna-warni yang ditampilkan dalam bentuk yang multidimensi. Pertunjukkan kembang api yang konon lebih wah dari pertunjukkan kembang api di mana pun yang pernah dilakukan di planet ini. Dia menampilkan harmoni dari perjalanan sejarah panjang kebudayaan China yang telah muncul lebih dari 5.000 tahun yang lalu.
Penyajian performing arts, yang boleh jadi adalah merupakan pertunjukkan berbasis seni yang paling besar yang pernah dipentaskan sepanjang sejarah China, melibatkan tidak kurang dari 15.000 orang yang berlatih lebih dari satu tahun lamanya. Itu benar-benar telah membuka mata dunia tentang kebesaran China. Salah satu pertunjukkan yang paling mengundang perhatian penonton adalah manuver dari begitu banyak orang yang sebagian di antara 897 penari bergerak secara tersembunyi di balik kotak berbentuk kubus. Mereka tampil menunjukkan dirinya pada sesi akhir pertunjukkan.
Urutan upacara dimulai dari nomor ekstra yang telah dimulai pada pukul 16.00 dan berakhir seluruhnya pada pukul 01.00 dini hari, benar-benar telah mendemonstrasikan profesionalisme panitia penyelenggara. Mereka mempertontonkan bagaimana menerapkan manajemen modern yang dipadu dengan disiplin yang tinggi serta didukung dengan penggunaan teknologi mutakhir untuk menampilkan pertunjukkan yang sangat memesona.
Ketiga hal itu, manajemen, kedisiplinan, dan teknologi mutakhir telah menjadi landasan penting bagi penyelenggaraan kegiatan olimpiade di Beijing secara keseluruhan. Seluruh pelosok Kota Beijing terlihat bersih dan indah dengan dekorasi bunga-bunga yang diatur sedemikian rupa. Jalan-jalan raya yang lebar tampak sangat teratur dengan mobil-mobil relatif baru tanpa adanya satu pun kendaraan motor roda dua.
Kehadiran begitu banyak tamu setingkat kepala negara tidak menjadikan jalan raya penuh dengan kendaraan pengawal yang dilengkapi dengan sirine. Tidak terdengar satu pun sirine yang berbunyi, apalagi hadirnya motor pengawal yang mengusir pengguna jalan lain. Semua berjalan tertib, termasuk segi keamanan para pengunjung yang hendak menghadiri upacara pembukaan. Kesemuanya diatur dengan sangat tertib dan simpatik. Nyaris tidak ada cacat setitik pun. Mungkin satu-satunya keluhan adalah hawa yang sangat panas di dalam stadion nasional yang mewah itu dengan bentuknya yang khas sarang burung.
Kemasan pertunjukkan dimulai dari kebudayaan yang sangat kuno sampai dengan kehadiran dua orang yang berpakaian astronot. Prosesi penyalaan api olimpiade di atas atap stadion dilakukan dengan cara yang sangat unik, yaitu berjalan mengelilingi atap stadion secara horizontal seolah-olah terbang. Ditambah lagi dengan penampilan bola dunia di tengah-tengah lapangan stadion seolah mengatakan kepada dunia, “Inilah China dengan segala kebesarannya, muncul di tengah-tengah Anda sebagai salah satu leader yang harus diperhitungkan eksistensinya.”
Tidak dapat disangsikan lagi, upacara pembukaan olimpiade Beijing benar-benar telah mempresentasikan China dan menunjukkan kepada dunia tentang manajemen canggih, disiplin yang tinggi serta teknologi yang mutakhir yang saat ini dimiliki China. Hal yang benar-benar nyata telah mengangkat kebanggaan rakyat China sebagai bangsa yang besar, bangsa yang tidak dapat didikte oleh bangsa lain, dan lebih dari itu. China juga menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa yang tidak banyak ribut tak menentu, dan lebih suka bekerja keras mengejar prestasi.
Pertanyaannya adalah, setelah pernah sukses menyelenggarakan Asian Games 1960-an, kapan Indonesia bisa menjadi penyelenggara Olimpiade? Sebuah pertanyaan yang menunggu jawaban.